MOM BLOGGER

A Journal Of Life

ESA [masa lalu yang tak pernah berlalu]

Jumat, 21 Agustus 2015

Sebelum jadi emak-emak rempong, saya pernah jadi mahasiswi kece lho... ga percaya? Beuuuuuuh. Liat aja noh poto-poto saya di album FB. Wkwkwkwk.
2006, 9 tahun silam (cieeeee). Saya diterima di kampus negri, di jurusan yang katanya paling paporit (lafal sunda), English Department.  Kalo di bahasa Indonesiain jadi jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Jujur saya bukannya senang malah setres keterima di jurusan ini. Welcome to the jungle of strangers lah pokonya. Bismillah... ikhlas. Hehehe

Awal registrasi, sayq dikenalkan dengan yang namanya ESA. Ini bukan nama orang ya. ESA itu nama himpunan mahasiswanya. Kepanjangannya "English Students' Association" (kalo baca kepanjangannya saya bawaannya nyanyi terus...hehe. Anak ESA pasti paham). Nah himpunan inilah salah satu organisasi yang bikin saya jadi manusia normal. Ga lagi jadi manusia di tengah kerumunan orang aneh. Heu.. (yang tau kisah saya pasti ngerti... #banyak rahasia amat yak tulisan ini).

Waktu saya jadi MaRu alias mahasiswa baru nan imut, saya ga disambut tuh sama Presiden ESA nya. Huh gimana sih... hehehe... Untungnya ada bapak sekjen yang kata orang waktu itu cakep. Hmmmm... iya gitu??? Cakep mah relatif ah... hihihi. Entah magnet apa yang membuat saya tertarik gabung di himpunan ini. Ingin bersosialisasi dan wara wiri menghabiskan energi yang berlebih (tapi kalo belajar ngantuk teyuuuus). Jadilah saya anggota ESA semenjak tahun 2006 itu. Jadi pengurusnya baru tahun 2007. Karena sayanya salihah kali ya (aamiin), jadilah saya disuruh ngurusin departemen kerohanian Islam. Yah, karir saya mentok di ROHIS dah. Wkwkwkwk. Padahal saya punya bakat debat lhooo tapi pake bahasa Indonesia sama bahasa Minang, :P

Walaupun saya di ROHIS, primbon kaderisasi, saya yang khatam duluan ketimbang ketua pengkaderannya sendiri, #colek Riansyah. Terus ya, walaupun bahasa Inggris saya pas-pasan, primbon event terbesar departemen penalaran yaitu AECS (Annual English Contests and Seminar) saya yang kuasai... #aseeeeeek.

Pasti pada ngirain saya sombong ya.... No! BIG NO!. Saya itu bangga. Bangga karena senior saya berani mempercayakan amanah yang sangat menantang kepada saya. Entahlah waktu itu seperti apa saya melakoninya, satu hal yang saya ingin sampaikan, terima kasih karena telah membuat saya merasa hidup di jurusan yang sangat saya tidak sukai. Oh andaikan kalian tau, ruh saya dalam menulis skripsi adalah ESA. Pembuktian bahwa aktivis ESA juga bisa lulus normal (normal di jurusan bahasa Inggris itu 5 tahun ya.... :P. Kalo kurang dari 5 tahun itu hanya sebiji aja jumlahnya. Ga tau tah kalo sekarang).

Dulu itu, saya sangat berkesan dengan sebuah gedung yang bernama Pentagon. Gedung unik berbentuk segi 5 sesuai namanya. Dimana kolor dan payung bersatu ingin mengeringkan diri. Puntung rokok dan kulit kacang terbuang tak diaku. Di gedung ini semua ide dan kreativitas terjadi. Berbekal layar PC yang sudah sangat lusuh, keyboard pasrah dipencet-pencet, tumpukan draft yang sangat lengkap sebagai primbon ESA yang harus dikuasai anggotanya. Ruangan remang-remang ini selalu hidup 24 jam. Tidak usah kaget jika dipagi hari menemukan 'kuncen' himpunan masih ngorok dipojok ruangan berbekal sarung lusuh. Tak peduli ada yang datang, tidurnya kuncen tetaplah tidur meski gempa datang.

Ah sudahlah. Kenangan dahulu tentang mahasiswa sangat berbeda tampaknya dengan sekarang. Dahulu, belel itu sebuah kebanggaan. Almamater yang sengaja tak pernah dicuci. Jeans bolong plus rambut gondrong kumplit dengan kaos oblong, jadi ciri khas mahasiswa teruatama mahasiswa fakultas dimana saya berada, FPBS.

Ah ESA ku. Warna yang telah engkau berikan membuat ku bisa berfikir bahwa hidup tak selamanya baik. Karena kebaikan tak akan berarti jika tak ada keburukan. Dihimpunan ini aku menemukan makna hidup yang berbeda. Nyaris 5 tahun aku bersama dan membersamai ESA. Belajar dari setiap individu nya. Belajar dari setiap aktivitasnya. Ilmu dan life skill berdampingan mesra disini. Meski kadang tawa diselingi air mata. Tapi kebersamaan membuat kenangan yang tadinya begitu pahit berubah manis.

Ah kenapa saya jadi melow begini ketika menuliskan tentang ESA ini. Kenapa tetiba saya rindu orang-orang ini. Sosok teteh yang pertama kali menyambut saya sebagai mahasiswa baru, teh Indah Jayanti. Dan sosok sekjend yang sok cool bahkan sampai detik terakhir saya bertemu dengannya, kang Wafi wifqatillah (maap kl nama lengkapnya salah). Dan tentunya sosok Presiden pecicilan bernama kg Opiek yang begitu energik memberi semangatnya. Ada teh Imot yang selalu nempel kaya perangko sama Mba Sari di beberapa event ESA. Mereka berdua setia banget menghuni sesi acara. Dan selalu tampil keren mengemas acara ESA. Teh Nunun yang suka setress dan duduk letih di kursi sambil minta dipeluk dan bilang 'uni,,,,'. Ih aku kangen kalian deh. Saat menulis ini aku kebayang acara AECS 2008. #eh

Kayanya AECS 2008 tu berkesan banget deh. Mungkin karena ini acara yang pertama kali saya benar-benar 'in' dan 'on'. Eh ga taunya ketua pelaksananya sekarang jadi suami saya. Aduh duniaaaaaaa.... Jaman AECS nya aja saya cuma komunikasi di awal aja sama ketuplak nya. Sekarang udah jadi suami aja. (Banyak banget ajanya).

Duh maaf ya tulisan ini ngacak banget. Ini bener2 ungkapan kerinduan saya aja. Dan ketakjuban saya karena ternyata jodoh saya ga jauh-jauh dari anak ESA. Sama pengen berbagi cerita aja sih, barangkali ada anggota aktif ESA yang baca. Terus terus ... biar sejarah tentang ESA ada archive nya di blog saya yang masih seumur jagung. Harusnya saya dari dulu ya nulis blog. Jadi setiap kegiatan di ESA dituliskan di blog deh. Jadi biar bisa dibaca ntar sama anak cucu versi laporan lengkapnya.

Teman-teman angkatan saya, dan adik-adik yang pernah berinteraksi dengan saya. Makasi ya dah mewarnai hidup saya. Gadis2 centil umbrella yang meramaikan survey lokasi PAB. Panitia P2M yang sempet cekcok ma saya,, hiks. Maafkan saya. Tapi habis P2M semua jadi terasa lebih dekat. Panitia KAB spesialnya ibu komandan Tia yang bener2 keren ngatur PAB mpe ga tidur. Aduh semuanya deh. Pokonya semuanya. Kalo saya sebut semua disini kok ya jadi ucapan terima kasih buat skripsi ya. Hehehe...

Sekian dulu aja deh. Reunian ESA ditunggu banget. Reunian dengan anak pinaknya kita bakal lebih rame. Tapi No smoking ya. Hihihihi... ga nyambung. Tapi disambung-sambungin aja deh.

Kang apis sama kg aghe.. saya pengen nyebut nama ente berdua ah.

^^
Bandung, Ciwaruga
21 Agustus 2015
11.44 AM

1 komentar on "ESA [masa lalu yang tak pernah berlalu]"
  1. Kalo mau kita reunian tanpa ngerokok, bawa anak aja. Hehehe.
    Akhirnya nemu juga tulisan tentang ESA di blog ini setelah sekian lama menunggu *silent reader mode*; jadi pengen nulis ttg Hima juga di blog sayah. Keep writing, Uni.

    BalasHapus

Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗