MOM BLOGGER

A Journal Of Life

Optimisme dalam Dosa

Senin, 20 Februari 2017

Manusia mana sih yang ga memiliki dosa? Kita semua pasti memiliki dosa 😔😔😔 Lalu apa maksudnya optimis dalam dosa?

Mungkin diantara teman-teman ada yang pernah mendengar atau membaca atau mungkin mengalami sendiri sebuah kepesimisan diri ketika diajak untuk 'berbelok' kepada jalan kebaikan. Ada yang bilang 'sudah kepalang basah banyak dosa', ada juga yang berdalih 'hidup cuma sekali, jadi nikmati aja ga usah mikirin dosa'. Atau ada juga yang terlalu melow dengan dosa-dosanya dan merasa malu teramat malu jika 'bertemu' dengan Allah dalam sebuah ibadah penghambaan. Dan tentunya masih banyak lagi dalih demi dalih yang dijadikan alasan oleh manusia ketika diajak kepada 'jalan yang lurus'.

Disadari atau tidak, dalih atau alasan tersebut ternyata ujian dari Allah. Ujian untuk melihat seberapa besar kesungguhan seorang manusia dalam mendekatkan diri pada Nya.

Ujian, baik berupa kesempitan atau pun kelapangan tetaplah ujian. 2 hal ini menjadi kesulitan tersendiri jika menjadi titik terlemah dari seorang manusia. Misal nya saja ada orang yang memiliki kelemahan jika diuji dengan kelebihan harta benda. Dalam kemudahan yang terlihat, sesungguhnya ada kesulitan yang pastinya diberikan Allah kepada orang tersebut yaitu kesulitan dalam mengendalikan diri misalnya. Sehingga orang tersebut ketika memiliki rezeki sangat susah dan merasa berat hati untuk mengeluarkan zakatnya atau menginfakkannya. Jika rasa sulit ini diacuhkan dan malah membuat orang tersebut semakin jauh dari Allah, maka tinggal tunggu saja peringatan dari Allah nya. Namun jika dia kemudian tersadar dan mengakui kelemahan dirinya tersebut dan bersungguh-sungguh dalam mengontrol diri terhadap harta bendanya ini, disinilah kemudahan demi kemudahan akan dikirimkan Allah kepadanya. Kemudahan apa? Kemudahan yang berlipat-lipat yang tak definitif.

Maka jangan heran jika sudah lulus seseorang dalam sebuah ujian kehidupan, maka akan sangat banyak hal diluar nalar yang dilakukannya. Semisal mewakafkan separo bahkan seluruh dari harta nya (para hartawa, atau mewakafkan ilmunya kepada lembaga keislaman bagi para ilmuwan. Dengan kata lain, apa-apa yang dipandang sulit bagi orang lain, akan jadi mudah olehnya karena alat ukurnya sudah berbeda. Bukan lagi duniawi tapi ukhrawi.

Aduh apalah saya ini, hanya bisa menuliskan secuil dari ketakjuban saya terhadap surat Al-insyirah yang dijabarkan oleh ust. Salim A. Fillah ... Semata-mata meyakinkan diri bahwa masih ada optimisme dalam menggapai surga yang disaratkan Allah kepada para pendosa seperti kita ...  Ya, inilah yang disebut optimisme dalam dosa ...

Mohon maaf lahir batin jika ada kesalahan atau kekurangan dalam tulisan ini.

Columbus, 17 Februari 2017

Post Comment
Posting Komentar

Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗