MOM BLOGGER

A Journal Of Life

Thanksgiving, Hari Besar Agamakah?

Kamis, 07 Desember 2017
Pada abad ke 16, orang Protestan banyak diburu di Eropa karena berbeda pandangan dengan pemerintah. Ketika berita  ditemukannya benua Amerika tersebar, koloni Inggris yang bersebrangan pendapat dengan pemerintah  yang pada waktu itu kekuasaan berada ditangan gereja, lari ke benua Amerika. Awal-awal kedatangan mereka di Amerika banyak yang mati kelaparan karena mereka tidak bisa menghasilkan bahan makanan yang cukup selama musim dingin. Sehingga diperiode selanjutnya, mereka mencoba bercocok tanam dengan bantuan penduduk asli, orang Indian. Pasca cocok tanam, mereka berhasil menghasilkan makanan lebih baik sehingga mereka tidak lagi mati kelaparan. Sebagai rasa syukur, mereka berkumpul bersama setelah menghitung hasil panen dan merasa cadangan makanan mereka cukup untuk musim dingin sampai akhirnya musim bercocok tanam datang kembali. 
Ada yang penasaran dengan cerita asal mula Thanksgiving di Amerika? Saya!!!! Ya saya penasaran terutama setelah menyaksikan langsung perayaannya selama dua kali berturut-turut.

Seperti yang kita ketahui (ciile bahasane rek), Amerika kita kenal (atau saya aja kali yak) sebagai negara sekuler, dimana kayanya para penduduknya kebanyakan Agnostik. Mereka sejenis ga peduli gitu Tuhan beneran ada atau ga. Nah, sejak datang ke Columbus, pandangan yang tadinya saya generalisir mulai terkotakan dengan pendapat "Ga semua lah ya orang Amrik Agnostic". Pasalnya saya hidup berdekatan atau dilingkungan yang kayanya (lagi) sangat dekat dengan Tuhan (umat kristian). Sehingga, pandangan yang sifatnya fitrah ketuhanan manusia versi orang Amerika begitu amat sangat terasa. Jadilah hal ini cukup mempengaruhi juga pandangan saya terhadap orang Amerika.

Semisal  nih ya contoh peristiwa yang saya alami langsung yang bikin pandangan saya geser dan ga mau generalisir tentang keber-agama-an orang Amerika. Disaat terjadi teror penembakan di sekitar kampus tahun lalu, saya yang saat itu bergabung dengan kelas bahasa Inggris yang diadakan aktivis gereja kampus memperoleh sejenis doa dan nasehat yang berisi berserah diri kepada Tuhan gitu. Lupa lagi sih mereka ngomong apa, yang pasti mereka turut prihatin karena pelaku penembakan adalah seorang muslim, tapi mereka yakin bukan status agama yang menentukan baik buruknya seseorang tapi seberapa dekat kita dengan Tuhan. Lebih kurang begitu yang saya ingat. Lalu kita sejenis berdoa bersama gitu meminta perlindungan ke Allah subhanawata'ala.

Baca juga: From Shooter to Attacker

Dan saat itu, untuk pertama kalinya saya merasa bahwa dunia ini masih banyak orang baik yang tak pandang beda agama, suku, bangsa. Masih banyak orang yang memiliki cara pandang luar biasa yang mengedepankan fitrah ketuhanan mereka daripada ego nafsu mereka. Pandangan berubah, saya tak mau lagi generalisir apa-apa. Karena semua yang ada di dunia ini 'unik'. Kalo mau menyimpulkan kudu bikin studi kasus begitoh. #krik

Nah berbicara soalan keyakinan beragama, ada ga sih yang bertanya-tanya bahwa perayaan Thanksgiving day ada kaitannya dengan keyakinan sebuah agama atau tradisi sebuah agama tertentu atau perayaan hari besar agama? Kalo saya sih ga bertanya-tanya cuma langsung nyimpulin aja kalo Thanksgiving itu budayanya orang barat yang tadi, notabenenya Agnostik. Dan saya sih dulu ga peduli karena saya tipe yang males ngikutin tradisi orang barat (antiwesternisasi ceritanya hahahaha) yang identik dengan hura-hura dan minuman keras. Ga keliru kan? Iya! Karena ga nyaksiin langsung wkwkwkwkwk.

Jadi gimana? Nyok kita baca dulu sejarah singkat perayaan Thanksgiving inih!

Jadi begini ceritanya.
Pada abad ke 16, orang Protestan banyak diburu di Eropa karena berbeda pandangan dengan pemerintah. Ketika berita  ditemukannya benua Amerika tersebar, koloni Inggris yang bersebrangan pendapat dengan pemerintah  yang pada waktu itu kekuasaan berada ditangan gereja, lari ke benua Amerika. Awal-awal kedatangan mereka di Amerika banyak yang mati kelaparan karena mereka tidak bisa menghasilkan bahan makanan yang cukup selama musim dingin. Sehingga diperiode selanjutnya, mereka mencoba bercocok tanam dengan bantuan penduduk asli, orang Indian. Pasca cocok tanam, mereka berhasil menghasilkan makanan lebih baik sehingga mereka tidak lagi mati kelaparan. Sebagai rasa syukur, mereka berkumpul bersama setelah menghitung hasil panen dan merasa cadangan makanan mereka cukup untuk musim dingin sampai akhirnya musim bercocok tanam datang kembali.

Momen mereka berkumpul bersama inilah yang menjadi awal mulanya hari pengucapan rasa syukur (Thanksgiving Day) ini dirayakan. Perayaan ini berlangsung terus menerus setiap tahun meskipun tidak rutin. Dan pada tahun 1789 Presiden George W. Bush menetapkan Thanksgiving sebagai hari libur nasional Amerika. Namun perayaan hari libur ini tidaklah berlangsung tahunan hingga abad ke 19. Barulah awal tahun 1920an Thanksgiving dirayakan sebagai hari libur nasional di setiap tahunnya. Hmmm ... Begituuuuuuu ....

Sumber? Perkawinan dari nanya ke teman disini plus wikipedia buat penguat informasi #lol.

Balik lagi soal duga menduga apakah Thanksgiving itu hari besar agama atau tidak, mungkin barangkali ada yang berfikir bahwa perayaan Thanksgiving Day identik dengan perayaan hari besar agama. Atau bisa juga ada yang mengatakan bahwa Thanksgiving Day sejenis hari preparasi menyambut natal dimana natal adalah hari besar agama umat Kristian. Jadi?

Sudah jadi hal yang terlarang kan ya kalo kita merayakan sesuatu atas nama ikut-ikutan tanpa memiliki filosofinya. Karena bisa-bisa kita jadi masuk ke golongan agama atau kelompok tersebut. Kalo bagus sih ga apa-apa, kalo menyesatkan? Berabe doooonks.

Baca juga: My First Thanksgiving

Tantangannya, hidup di negara minoritas Umat Islam nya ini tentunya membuat saya berfikir 1000 kali untuk mengikuti tradisi di negara ini. Jangan sampe anak-anak taunya tradisi agama lain ketimbang agama sendiri. Dan memang benar, kekhawatiran saya ga jauh-jauh dari anak. Hihihi. Kalo salah-salah dalam mendidik, bisa berabe juga #naudzubillah.

Tuwewewewew ... #OOTdetected. Memang udah bawaan kalo nulis blog ga bakal jauh-jauh curhat soal anak #lol

Back to Thanksgiving.
Banyak cerita legenda terkait Thanksgiving ini. Saking banyaknya bikin saya lieur anu mana anu sesungguhnya. Tapi kan memang begitu ya, sejarah itu gimana si pembuat ceritanya. Tidak tau yanng benar atau salahnya. Lagi-lagi kudu mempelajari dulu lebih dalam. Dan saya khawatir saya mendadak jadi sejarawan gegara bahas sejarah Thanksgiving ini. hehehehe. Nah hal menarik dari semua yang saya baca (kaya yang hu uh aja banyak), konon katanya Thanksgiving day dilangsungkan saat hari dimana perang saudara di Amerika terjadi (Nah lain lagi cerita versi lainnya. Perang yang terjadi justru bukan antara kelompok pluritan-sebutan untuk koloni pilgrim yang datang hijrah dari Inggris ke Amerika-bener gasih??? #gayakinsendiri-dengan koloni utusan pemerintahan Inggris. Namun perang antara Pluritan dengan Indian. Jadi sejenis ada rumor air susu dibalas air tuba gitu. Udah diajarin bercocok tanam sama suku asli, eh malah daerah tempat tinggal mereka diambil. (ini isu sensitip nih, jadi skip. Soale males cari sumbernya #krik krik krik). . Perang ini merenggut cukup banyak nyawa. Seperti halnya kisah perluasan kekuasaan jaman kolonial di Indonesia dimana nyawa seperti tak berharga, Amerika pun memiliki sejarah penjajahan yang cukup kejam pada saat itu. Bedanya, mereka di jajah oleh koloni yang berkebangsaan sama dengan mereka saat itu, yaitu koloni Inggris. Makanya disebut perang saudara kali ya. Dan perayaan Thanksgiving diadakan untuk menutupi peristiwa ini. Sejenis pembelotan isu hehehehe.

Jadi, Thanksgiving hari besar agama bukan? Simpulin aja sendiri. :P Yang pasti, Amerika bukan negara beragama. Agama hanya boleh sebagai pilihan individu. Tidak boleh masuk ke dalam negara. Sehingga jelas, Thanksgiving bukan dianggap sebagai hari besar agama. Lalu bagaimana dengan Natal? Tunggu tulisan berikutnya ya ... #tertawapicik

Columbus, 7 Desember 2017

@merisapu3


Pesan moral:
Bagi saya, setelah merasakan betapa musim dingin itu benar-benar mengundang lapar berkepanjangan dan butuh menghangatkan badan tak hanya membalutkan kain tebal nan panjang, tapi harus disumpel makanan dan minuman hangat, perayaan Thanksgiving itu menjadi identitas kebertuhanan masyarakat yang luar biasa di Amerika. Dimana ketika kehadiran Allah dianggap penting oleh mereka, maka artinya fitrah ketuhan mereka masih berbicara. Tinggal berdoa saja, ketika kejayaan Islam datang, Islam yang rahmatan lil 'alamin bisa menyapu lembut hati-hati bersih mereka yang masih merasakan kebesaran Allah dan hidayah pun turun untuk mereka. 








8 komentar on "Thanksgiving, Hari Besar Agamakah?"
  1. Waaaah aku suka pembahasan iniiii. Menambah insight dan menambah wawasan (jikalau sewaktu-waktu butuh riset untuk naskah gituuu). XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi alhamdulillah ... makasi banyak mba Ayu ... seneng deh dikunjungi penulis #lopelope :*

      Hapus
  2. Serruu yaaa bisa mengenal kebudayaan dan pemahaman tentang sesuatu hal yang berbeda...

    BalasHapus
    Balasan
    1. di Indonesia bisa juga kita terapkan kayanya ya mba ... mengenal budaya lokal utk kearifan lokal ... makasi udah berkunjung ya ... :*

      Hapus
  3. Pesan moralnya mantap kak! Insya Allah mudah mudahan :D

    BalasHapus
  4. Seru juga asal usul thanks giving ini. Sampai untuk tujuan pengalihan isu.
    Jadi ingat beberapa tradisi di sini. Ada seren taun, kawin cai dan lain-lain.
    Terima kasih sudah berbagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. sampe sekrang katanya masih terus ditelusuri dan jadi studi ... masalah sensitif .. kaya hal nya G 30 SPKI di Indonesia .. heheheh

      Hapus

Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗