MOM BLOGGER

A Journal Of Life

Mengubah Mindset Dengan Menonton Film 'WONDER'

Kamis, 08 Maret 2018
Seorang anak penderita kelainan genetik meraih penghargaan dari sekolahnya sebagai tokoh yang mampu membawa perubahan. Dialah Auggie, anak lelaki berusia 11 tahun yang memiliki wajah tak seperti anak lainnya. Namun, ternyata dia mampu membawa perubahan terhadap apa yang orang pikirkan tentangnya.

https://m.sevendaysvt.com/vermont/wonder-promotes-kindness-with-schmaltz/Content?oid=10444482
Dari kiri: Nate Pullman, August Pullman,
Olivia Pullman dan Isabel Pullman

Setelah menjalani 27 kali operasi dibagian wajah akibat penyakit genetis yang dideritanya, Auggie harus memulai hidup bersama lingkungan baru. Tak lagi hanya bersama keluarganya, Ibu, Ayah, dan Via kakaknya, tapi bersama orang lain di luar sana. Yang kerap melayangkan tatapan jijiknya ketika melihat Auggie.

Merasa tertarik dengan kelas sains yang dimiliki sekolah yang direkomendasikan orang tuanya, Auggie memutuskan untuk memberanikan diri memulai bersekolah di sekolah umum. Ya! Selama ini Auggie bersekolah di rumah dengan homeschooling bersama ibunya karena alasan kesehatan dimana Auggie bisa menjalankan operasi 3 kali dalam satu tahun.

R.J. Palacio dan Cover Buku Wonder

Bertemu dengan orang-orang baru di lingkungan sekolahnya, Auggie mencoba menjalankan semua sugesti positif yang ditanamkan orang tuanya kepadanya. Salah satunya, sugesti untuk menganggap semua tatapan aneh orang terhadapnya adalah tatapan penuh kebanggaan dan penghargaan. 

Namun ternyata semua berjalan tak semulus apa yang dia harapkan. Kekecewaan demi kekecewaan terjadi. Yang akhirnya membuat Auggie kehilangan kepercayaannya kepada semua orang. Termasuk kepada keluarganya.
Bagi Auggie, dianggap sebagai orang biasa itu jauh lebih menyenangkan baginya. Tapi kenyataannya, Auggie harus menerima perlakuan orang tuanya yang dia rasa terlalu berlebihan. Seolah dia adalah orang yang tak biasa, dengan wajah yang juga tak biasa yang harus diberikan perhatian penuh karena dikhawatirkan akan melewati hari yang buruk, terutama saat menghadapi hari pertama masuk sekolah.

Dalam pikiran Auggie, memiliki hari pertama sekolah dengan pengalaman yang baik pasti akan selalu dialami setiap anak biasa, seperti kakaknya, Via. Sehingga, dia pun menjadi sangat sensitif ketika mendapati kenyataan bahwa hari pertamanya sangatlah menyedihkan. Dan keluarganya terkesan mendesaknya untuk bercerita pengalamannya di hari pertama sekolah.

August Pullman, Charlotte dan Jack

Di lain sisi, Via ternyata juga mengalami sebuah permasalahan serupa. Dimana, di hari pertama sekolahnya dia harus kehilangan sahabat kecilnya, Miranda. Karena Miranda lebih memilih bergaul dengan teman barunya yang terlihat high class. Namun, tak ada seorangpun yang mengetahui hari berat yang dialami Via di hari pertamanya sekolah. Dan disinilah konflik dimulai.

Film Wonder, yang kisahnya diangkat dari sebuah buku fiksi berjudul sama, 'Wonder', karya R.J. Palacio memang menghadirkan pemandangan khas permasalahan remaja di Amerika. Dimana setiap anak akan memiliki perasaan yang sama di hari pertama sekolahnya. Perasaan was-was memiliki hari yang buruk yang bisa saja menimpa siapa pun, orang biasa ataupun tak biasa seperti Auggie.


Saya, ketika menonton film ini, benar-benar hanyut dalam perasaan dan tebakan pikiran. Seolah digiring kembali memasuki dunia remaja, yang sedang mencari jati diri dan berlomba untuk sebuah eksistensi dan pengakuan. 

Ada 4 sudut pandang tokoh dalam cerita Wonder ini. Pertama, Auggie sebagai tokoh utamanya yang memiliki konflik karena kelainan yang dia derita. Kedua, Via kakaknya Auggie, yang memiliki konflik krisis perhatian dari orang tua. Ketiga, Jack teman baru Auggie di sekolah, si anak kurang mampu yang harus menjaga nama baiknya demi keberlangsungan beasiswanya. Dan terakhir Miranda, sahabat baik Via sejak kecil yang orang tuanya bercerai dan ayahnya nikah lagi.

Menghadirkan 4 sudut pandang dalam satu cerita membuat cerita Wonder ini syarat makna. Tak menghilangkan sedikitpun rasa penasaran ketika masing-masing tokoh bercerita dari sudut pandang mereka. Seolah cerita terkonfirmasi kebenarannya, tapi ternyata tetap saja, kita tidak bisa menebak alur dan endingnya (mungkin karena saya emang ga ahli nebak alur cerita kali yak 😅).
Menurut saya, sang sutradara berhasil menghidupkan goresan tulisan Palicio menjadi bernyawa. Dimana inti cerita sangat tergambarkan sempurna lengkap dengan esensi cerita yang ingin disampaikan Palacio di dalam bukunya. Meski tak semua bagian di film kan, tetap tidak mengurangi esensi cerita. Ada beberapa tokoh yang tidak ditayangkan, tapi lagi-lagi tidak mengurangi keindahan alur ceritanya yang khas drama keluarga.


Ada 7 pelajaran yang saya petik dari film 'Wonder' ini yang akan saya coba bagikan. Poin-poin ini murni opini saya yang saya tangkap tentang value yang coba disampaikan si penulis. 

1. Setiap manusia pasti memiliki masalah, tak peduli sebesar apapun masalah kita, tetap saja orang lain pun akan merasakan hal yang sama, yaitu "saya memiliki masalah besar/berat" 👉 pelajaran dari konflik Auggie dan Via

2. Kehidupan ini tidak melulu hanya soalan kita. Karena kehidupan itu adalah rangkaian cerita antara kita dan orang lain di sekitar kita. Yang akan membentuk sebuah cerita suka, duka, bahagia ataupun lara. Itulah hal yang harus kita sadari. Dan tanpa itu semua, hidup kita tidak akan bermakna 👉 pelajaran dari konflik Auggie di hari Halloween.

3. Mengalah sejenak untuk kemudian melihat lebih dekat kehidupan orang lain dan kemudian memetik hikmah terhadapnya seringkali membantu kita lebih bijaksana dalam menghadapi permasalahan kita 👉 pelajaran dari konflik batin Miranda.

4. Menjalani hidup bersama nilai-nilai positif tanpa sebuah rasa pamrih akan membuahkan hasil yang melegakan ketimbang hidup bersama gaya hidup yang penuh kepamrihan sebut saja demi sebuah eksistensi 👉 pelajaran dari konfliknya Miranda pasca summer camp.

5. Kekuatan sugesti bisa sangat membantu kita dalam mengatasi krisis kepercayaan diri dengan tetap terus membuktikan kelebihan diri kita dengan cara yang lebih elegan 👉 pelajaran dari konflik Auggie di hari pertama sekolah

6. Rasa sayang itu tak melulu berupa perhatian dan rasa iba. Terkadang butuh sentakan keras untuk 'menampar' orang yang kita sayangi agar mau melihat lebih luas tak sebatas dirinya dan hidupnya semata 👉 pelajaran dari konflik Via yang mendapatkan perhatian minim dari orang tuanya pasca kelahiran Auggie. 

7. Menjadi terasing itu tak selamanya buruk, karena tak selamanya memiliki banyak teman pun akan baik untuk hidup kita. Jadi nikmati saja takdir yang tengah membersamai kita hingga akhirnya orang lain menyadari kekeliruannya menjauhi kita 👉 pelajaran dari konflik Auggie dengan wajahnya yang tak sempurna dan konflik Via yang dijauhi sahabatnya Miranda.

Itulah sedikit ulasan tentang film Wonder beserta 7 pelajaran yang terdapat di dalamnya. Semoga bermanfaat dan 7 pelajaran yang saya petik ini membantu kita merubah mindset dalam menghadapi hidup dengan segenap persoalannya. 

Columbus, 6 Maret 2018


2 komentar on "Mengubah Mindset Dengan Menonton Film 'WONDER'"
  1. " Kehidupan ini tak melulu soal kita "

    aaakkk... suka amanatnya, jadi pengen nonton..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayo ayo nonton ... numbuhin kepekaan juga 😉

      Hapus

Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗