MOM BLOGGER

A Journal Of Life

Apa Sosial Media Pilihanmu?

Jumat, 26 Oktober 2018


Media sosial-sosial media. Pokoknya itulah. Aplikasi yang ada di HP atau gadget kamu, yang kamu gunain buat bersosial di dunia maya. Banyak banget kan ya jaman sekarang mah. Mulai dari Facebook, Instagram, Twitter, Snapchat, tumblr, LinkEd, google+, skype, apalagi? Blog masuk ga? Masuk lah ya ... 😁

Nah pilihan kamu yang mana?

Saya?

Brainstorming dikit 😆

Sebelum masuk ke sebuah siklus hidup di era digital, saya memang sudah terkategorikan manusia doyan ngomong, doyan diskusi, dan doyan beropini. Tanpa memaksakan diri paham atas sebuah topik pembicaraan yang terbentuk, saya bisa larut bersama info-info menarik, baik yang baru saja saya ketahui ataupun yang sebenernya saya udah tau. Dan secara tidak sadar ternyata mempengaruhi pembentukan pola dan arah berfikir saya.

Beranjak ke era digital, keterbatasan interaksi sosial di sekitar saya membuat saya memenuhi kebutuhan sosial melalui sebuah media sosial. Sebut saja Facebook, Instagram, twitter dan lain sebagainya. 

Pada awalnya saya bersosial media memang untuk sebuah pemenuhan cengkrama sosial yang kurang saya dapati dalam keseharian saya. Sebut saja faktor ruang gerak. Dimana saya yang memiliki ruang gerak terbatas karena harus menjalani peran baru sebagai seorang ibu, sehingga kawan yang 'sekufu' agak susah ditemui. Ditambah faktor kesibukan yang memiliki aneka peran di lingkaran pertemanan. 

Lambat laun, ternyata, media sosial berubah fungsi begitu saja sebagai media pencitraan diri. Eits jangan langsung mendefinisikan negatif dulu ya. Pencitraan diri yang saya maksud adalah sejenis pemberitahuan tak langsung atau sebut saja self profilling. Buat apa? Agar orang-orang mengetahui siapa kita sebagai salah satu faktor utama apakah kita 'layak' dijadikan teman. 

Sayangnya, media sosial sebagai sarana citra diri ini tak langsung tertangkap oleh saya pribadi. Media sosial masih saja saya gunakan sebagai media bersosial saya dengan teman-teman lama. Kehadiran teman maya sebagai teman baru tak lantas merubah pola komunikasi saya di media sosial. Bahkan tanpa pikir panjang dan tanpa tau tujuan, manfaat dan konsekuensinya, saya dengan sangat mudahnya menerima pertemanan baru dan mengikuti akun baru di sosial media yang saya punya. 

Ya! Memang dulunya saya tidak pernah berfikir macam-macam tentang manfaat dan tujuan munculnya sosial media ini. Plek hanya satu hal yang saya tau, yaitu menjalin kembali koneksi dan komunikasi dengan keluarga, kerabat, dan teman yang pernah bersama-sama dengan kita di masa lalu dan masa sekarang. Lagi-lagi saya tak berhasil menangkap perkembangan fungsi media sosial ini, selain untuk citra diri pun juga untuk membangun relasi. 

Dalam ketidaksadaran sebagai pengguna media sosial inilah, saya umpama manusia tanpa tau tujuan hidup. Sehingga tak salah lah jika saya akhirnya 'sedikit' terjerumus pada pilihan jalan hidup yang kurang bermakna dan bernilai. Hiks sedihnya.

Tapi tak ada kata terlambat bukan. Pemanfaatan semua fasilitas kehidupan untuk bisa lebih bernilai manfaat masih bisa saya lakukan. Salah satunya melalui konsistensi diri dalam menuang ide meski sekedar opini receh atau curhatan ala emak-emak. Karena ternyata prinsipnya, sekecil apapun itu pasti akan selalu ada harganya. Maka tak salah jika Allah memastikan bahwa kebaikan yang terhitung sekecil biji zarah pun akan memperoleh imbalan. Wow 😍😍😍 Subhanallah.

Beranjak dari semangat berbagi dari hal terkecil inilah, saya melihat geliat-geliat berlomba dalam kebaikan baik di lingkungan sekitar saya seperti halnya pelaksanaan pengajian rutin maupun di dunia maya melalui akun sosial media seperti berbagi nasehat kebaikan atau ilmu sungguh luar biasa. Rasa-rasanya nyaris seluruh akun media sosial yang saya ikuti seperti berlomba memberikan info, tips, ilmu, motivasi, pengalaman, inovasi dan lain sebagainya. 

Dari aneka ragam jenis manfaat kebaikan yang bertebaran, ada beragam jenis media sosial juga yang bisa kita manfaatkan sebagai media penyebarnya. Tinggal pilih sesuai kenyamanan kita masing-masing. Apakah Facebook, Instagram, Twitter, Blog Google + atau sejenis LinkEd. 


Nah saya pribadi, memilih Blog sebagai salah satu media sosial yang saya manfaatkan untuk berbagi nilai-nilai positif. Baik berupa tulisan, foto, infografi, informasi, tips, dan juga pengalaman. Kenapa?

Berikut alasan mengapa saya memilih Blog.

1. Alasan Kenyamanan
Berbagi sesuatu hal di akun media sosial milik kita pribadi tentunya hak kita donk ya. Tapi ketika lingkaran pertemanan maya begitu sangat variatif bahkan cukup banyak yang tidak kita kenal secara personal cukup memberi rasa tidak nyaman. Kenapa? Karena bisa jadi kekurangtauan mereka tentang personaliti kita membuat mereka mudah ngejudge kita. Dan saya tidak siap. 😅😅😅.
Nah, nge BLOG, kita bisa meminimalisir judgement yang bikin keder layaknya di medsos lain sejenis Facebook. Misal kalo saya beropini panjang lebar soal politik Indonesia, ga akan adalah ya yang namanya perang komen di lapak saya kaya halnya di Facebook. Karena di Blog rada butuh usaha kalo mau komen dan baca balik komen orang. Ga segampang facebook, twitter atau Instagram yang bales-balesan komen bisa cepet 😂😂😂

2. Bebas Berekspresi
Pernah ga sih merasa 'bosen' ngeliat postingan orang yang itu lagi itu lagi. Apa saya aja kali yes 😂. Jadi kalo saya nemu akun yang postingannya rada monoton, saya suka bosen. Monotonnya gimana? Misal foto selfie lagi selfie lagi. Atau foto anak lagi foto anak lagi. Sedangkan ga menafikkan kalo saya pribadi juga doyan posting hal yang sama kalo emang lagi masanya mah 😂😂😂. Kalo lagi euforia punya bayi ya posting foto bayi. Euforia ke luar negeri, posting foto luar negeri.
Nah, saya ngetreat orang lain kaya hal nya saya mgetreat diri sendiri. Padahal orang lain ga bosenan kaya saya juga yak. Tapi ya udah, daripada nebak-nebak kok ya lebih manfaat ya kalo poto-poto bayi lucu atau jalan-jalan luar nagrek nya saya dipajang di Blog yang disertai dengan tulisan informatif. Kok ya kaya lebih berfaedah gitu lho 😂😂. Trus kalo pun sekedar cuma pajang poto doank di sebuah blogpost tanpa ada informasi yang informatif juga ga merasa bersalah amat karena blog kan dikunjungi sama pengunjung yang butuh info yang ada di blog kita kan. Jadi kalo dia nyasar ke postingan ga berfaedah kita, ya itu namanya dapet bonus 😅😅😂😂. Bebas kan!!?? Bebas berekspresi 😅😅😅

3. Niat Lebih Terjaga
Tepatnya tahun lalu saya mulai melek soal like, share dan comment. Eh apa akhir tahun 2016 yak. Pokoknya setelah tau bahwa setiap postingan dengan like, komen dan share yang banyak mencerminkan kualitas sebuah akun, saya jadi mikir buat 'pabanyak-banyak' like komen. Sampe lama-lama keganggu sendiri sama hal ini 😅😅
Masa iya, ada temen yang nyimpulin keelokan pribadi seseorang bisa diliat dari berapa banyak pertemanannya di medsos trus liat berapa like dan komen yang dia dapet kalo ngepost. Hiks. Kejam amat yak kalo kata saya. Padahal kan medsos ada itung-itungan keaktifannya yang bisa mempengaruhi algoritma performa akun kita.
Yowes lah ... ngeblog beeeh. Niat lebih terjaga. Karena aku menulis karena aku mau!!! Begitu kata seorang teman di komunitas 1m1c. Terserah mau ada yang baca apa ga kek ... mau ada atau ga ada yang komen kek. Ngeblog cuma butuh ruh positif untuk berbagi hal yang bermanfaat kok. Just it! 😉 Jadi ga sekedar pemenuhan eksistensi melainkan lebih! Kalo kata saya mah, ngeblog lebih valuable 😍😍😍 #uhuy


4. Komunitasnya Kece-kece
Blogger itu ibarat malaikat. Eaaaaa lebay. Kebermanfaatannya seolah tak terlihat tapi nyata bisa dirasa (malaikat gitu ga sih? 🤔🤔🤔). Saya sih belum termasuk blogger berfaedah yang bisa berbagi manfaat dengan istiqomah kaya halnya temen-temen blogger kece.
Ada kualitas ya ada harga donk. Dan blogger berfaedah ini banyak banget yang menjadikan blog sebagai karir antimainstream mereka. Nah mereka-mereka inilah yang membentuk komunitas-komunitas kece sebagai wadah saling berbagi dan memotivasi. Mau tau komunitasnya apa aja? Scroll down blog saya dan liat aja banner komunitas yang udah saya tempel 😆😆😆
Meski tergolong ga aktif, tapi saya bangga donk nemepelin banner ini karena itu bukti kalo saya dah daftar member hehehe. Soal keaktifan menyusul wkwkwkwk. Yang penting jadi banyak temen aja sih yang sehobi. Semoga entar-entar bisa meet up ma mereka semua kalo saya dah balik dari rantau 😊. Mana tau bisa jadi ladang karir juga 😘 aamiin ...

5. Melatih Skill Menulis
Awal ngeblog sih memang suka-suka. Nulis ala-ala diary dan disingkat-singkat kaya nulis status Facebook. Lama kelamaan ngerasa butuh juga buat melek EYD meski saya sering nakal dan malas 😆✌ terutama untuk ejaan baku plus huruf besar kecil 😅😆.
Tapi memang kerasa banget soal 'kelihaian' merangkai cerita yang tentunya butuh skill donk ya. Dulu ya ... boro-boro ciptain 500 kata. 200 kata aja udah mentok. Sekarang? 2000 kata juga hajar bleh. EYD mah nyusul. Yang penting asik dulu aja 😂😂✌. Terserah orang mau baca full apa di skip-skip. Selagi masih ada yang mau ditulis, tulis aja ga usah pake ragu. Setujuh!!!?

6. Bisa ikut macem-macem lomba
Selagi rajin cari events perlombaan blog mah in sya allah bakal ada aja yang bisa diikutin. Saya sih ngaku baru sekali submit buat lomba. Alhamdulillah ga menang 😂😂😂. Pengen banget rajin submit lomba ini itu ... in sya Allah ke depan bakal lebih dirajinin. Sekarang latih rajin nulis lagi dulu. 😁😁😁

Wow udah 6 poin aja yak. Kalo gitu kita udahin dulu ya. Enaknya sih poinnya ganjil. Tapi saya udah kehabisan ide 😅😂.

Nah temen-temen yang baca boleh donk share preferensi sosial medianya apa berikut alasannya.

Apapun itu pilihan sosial media kita, yang penting silaturahim terjaga ya ... begitu juga dengan preferensi soal presiden pilihan untuk 2019. Siapapun itu, yang penting silaturahim terjaga tanpa ada perdebatan tak berarti apalagi diikuti permusuhan ... no no no ... 🤐🤐🤐 #pesan ini tanpa sponsor 😂

Salam dari Columbus 🤗
26 Oktober 2018


Post Comment
Posting Komentar

Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗