MOM BLOGGER

A Journal Of Life

Tentang Perhatian

Minggu, 02 Desember 2018

Hai teman-teman ... kali ini saya mau nulis barbar (lagi) setelah beberapa bulan lalu sempet nulis barbar juga.

Sejujurnya kemampuan saya curhat di blog sudah memudar dan hanya menyisakan secuil persen saja yang biasanya suka muncul dipostingan saya yang ceritanya (sok) informatif. Nah sekarang, saya 100% curhat ya (entahlah akan jadi curhat atau ga). Pokoknya tulisan ini ketika ditulis, ga punya tujuan yang jelas selain hanya sekedar ngungkapin isi hati.

Okeh. Mulai ya ...

Teman-teman pernah ga sih merasa risih dengan 'perhatian' yang diberikan kerabat, rekan  sejawat? Baik perhatian dalam bentuk nasehat, saran ataupun masukan. Ternyata perhatian ini ada banyak jenis nya ya. Dan tak jarang aneka jenis perhatian ini malah bikin kita kesel bin ngedumel hehehe

Kamu perhatian apa ikut campur???
Ada jenis perhatian yang mana orang yang yang berada di luar masalah lebih gatel buat nyelesein masalah dari orang yang bermasalah (belibet dah). Nah saya pernah jadi manusia kaya gini nih 😅 Sampe sekarang masih belajar meminimilisir. Manusia macam apa emang?

Manusia yang tingkat kepeduliannya tinggi sehingga dia merasa amat sangat perlu menyelesaikan sebuah permasalahan yang menimpa kenalannya. Apakah itu keluarganya, temannya atau tetangganya meskipun permasalahan itu tidak ada kaitannya dengan dirinya. Bahasa kerennya overlapping.

Saya dulu berfikir bahwasanya kepribadian yang demikian itu ga masalah. Lha wong itu wujud sayang saya. Semisal nih ya. Ada 2 orang teman yang saya kenal berselisih dan sudah berbulan-bulan tidak saling tegur sapa. Saya sontak "wah ini ga bisa dibiarin. Lebih dari 3 hari ga teguran aja amalan kita jd ditolak. Ini udah sebulan. Apaaaah!!!!???". Seketika itu juga saya langsung bertindak untuk mempersatukan 2 insan yang bertikai ini. Dengan maksud agar mereka tidak terjerat dosa (mulia sekali kaaaaaan ... 🙄)

Trus gimana? Bersatu ga yang bertikai tadi? Ya karena waktu itu saya senior di asrama jaman ngampus, ya alhamdulillah bersatu dengan perang dingin sih hahaha.

Ditilik-tilik dan dievaluasi, seharusnya saya hadirkan kenyamanan sebagai jembatan pemersatu 2 insan yang bertikai ini. Alih-alih menggunakan cara-cara yang mengutamakan kenyamanan, sayanya malah overreactive dan jatuh pada titik overlapping tadi. Boro-boro masalah selesai yang ada malah bikin ga nyaman 😅 (jadi masalah mereka selesai hanya karena segan ke saya. Tapi aslinya mereka masih perang dingin tadi😅😂)

Itu contoh satu.

Faktor X nya kenapa saya begitu? Karena saya terbiasa problem solving jenis begitu di asrama tempat saya tinggal jaman kuliah dulu. Nyelesein masalah pake kekuasaan (dalam hal ini senioritas).

Kalo dibawa ke lingkungan saya yang sekarang? Sungguh cara anak asrama itu sangat tidak cocok 😂

Perhatian apa pengen gue pusing???
Trus jenis perhatian berikutnya. Minta tolong orang ketiga buat nyampein. Dan saya pernah punya cerita agak ... katakanlah menarik.

Jadi saat hamil, saya dan seorang teman yang hamil juga mengkonsumsi obat antimual yang (ternyata) masih kontroversi pemakaiannya untuk ibu hamil. Disaat saya masih mengkonsumsi obat tersebut dengan dosis yang lebih tinggi dari teman saya ini, ada seorang teman yang minta tolong bilangin ke teman saya yang hamil untuk tidak meminum obat itu karena bla bla bla yang bikin saya ngeri 😥

Trus saya jadi bingung kan ya. Lha saya aja masih minum. Dan kebetulan memang, saat itu teman saya yang hamil ini, janinnya didiagnosa sebuah penyakit. Tapi dokter bilang penyakit ini belum ditemukan faktor penyebabnya. Trus saya harus bilang apa ke teman saya ini? Karena ada hati yang harus dijaga. Dan saya juga harus gimana ke diri sendiri yang kalo berhenti minum obat itu saya bisa pingsan menggigil. Trus siapa donk yang urus urusan domestik rumah tangga saya...??? Bismillah ... Allah yang ngatur semua ...

Dari pengalaman inilah saya belajar pentingnya membangun kedekatan personal dengan orang yang ingin kita berikan perhatian. Sehingga perhatian yang kita maksudkan baik, tidak malah menambah beban masalah orang yang kita berikan perhatian.

Kadang kita suka merasa paling benar dan serba tau karena pengalaman yang kita punya. Tapi kita juga sering lupa bahwa perjalanan hidup seseorang itu sudah diatur sedemikian rupa oleh Yang Maha Kuasa. Karena ketidaktahuan pun (anggaplah benar penyakit anak teman saya ini akibat dari efek samping si obat), akan menjadi sebuah amalan pemberat timbangan kebaikan kita untuk menuju surgaNya. Esensi hidup kita kan untuk akhirat kan??

Tau atau tidak tau terhadap sesuatu juga kan gimana Allah yang menggerakkan. Tugas kita ya meminta yang terbaik semoga Allah selalu lindungi kita dan kasih jalan keluar atas ujian yang menimpa. Sepanjang hidup kita.

Jika memang ingin memberikan perhatian karena wujud sayang, coba tanyakan apa  hal yang benar-benar dibutuhkannya selain informasi terkait efek samping obat tersebut. Jika memang obat itu tidak baik, hal apa kira-kira yang bisa kita berikan agar teman kita ini tidak mengkonsumsi lagi obat tersebut. Itu misal.

Yah begitulah. Kadang saya suka bingung menyikapi perhatian macam begini. Menyarankan untuk tidak ini itu tapi tidak memberikan solusi konkrit. Dan juga tak menanyakan atau melihat langsung ketika si obat tak diminum saya atau teman saya ini akan kaya gimana 😅

Dan masih banyak contoh lain yang jadi perenungan juga buat saya. Apakah perhatian jenis ini mengganggu atau justru perlu?

Jujur, saya merasa jadi mayat hidup ketika hamil dan tidak di dopping obat tersebut. Kelam (duh bahasanya puitus). Hanya dikasur dan kamar mandi. Anak-anak dan suami ga keurus. Rumah kacau. Dapur tak berasap. Keuangan jadi cekak karena selalu beli makanan jadi di luar.

Andai saja mereka tau, rasa-rasanya perhatian yang saya butuhkan bukan saran atau larangan, tapi berupa kiriman makanan.

Nah itu kan pemikiran saya. Gimana saya pengen diperlakukan. Dan memang kita pada akhirnya hanya bisa memperlakukan orang lain sebagaimana yang kita paham aja. Dan bentuk perhatian teman saya yang melarang minum obat tadi ya juga ga salah. Hanya saja untuk kasus ini karena saya jadi pihak ketiga yang tau info terhadap apa yang teman saya alami dan juga saya juga mengalaminya, benar-benar bikin saya bingung.

Mau dikasih tau juga efek sampingnya, lha waktu itu teman saya janinnya sudah didiagnosa. Trus gimana? Malah bukannya bikin dia jadi down ya kalo tau si obat adalah penyebab bayinya sakit?

Dan saya pribadi juga akhirnya dibayang-bayangi info tersebut tanpa memperoleh bantuan yang berarti. Bahkan ketika dirawat di rumah sakit pun saya ga dibesuk hahahaha (karena mungkin dianggap sakit hamil biasa 😆). Atau ga usah besuk lah ya ... kirimin makanan atau apa kek wkwkwk (ngarep) 👉 curhat tingkat tinggi wkwkwkwkwk

Ga denk saya becanda. Ya ini kan curhatan. Saya juga menyadari seperti yang saya sampaikan sebelumnya. Bahwa setiap orang punya caranya sendiri dalam memberikan perhatian. Barangkali ada doa-doa terucap yang tak pernah kita ketahui. Dan tentunya ini lebih kita butuhkan kan dari sekedar kiriman makanan 😆😆😂😂

Yang penting selama itu adalah perhatian, maka hargailah. Karena pada dasarnya, awal mula seseorang perhatian itu ya karena peduli dan sayang. Ga mau kita ketimpa derita ... dan hal buruk lainnya. Meskipun kadang bikin kita jadi ga enak hati dan pikiran. Husnudzonin aja ... (pesan untuk diri sendiri). Karena apa-apa yang kita dengar dan alami, semua nya ... terjadi atas kehendak Allah ta'ala. Dan pasti ada tujuan atau sesuatu dibalik itu semua. Apakah karena Allah ingin kita lebih tegar, hati-hati atau lebih rajin belajar misalnya karena aneka jenis perhatian yang kita peroleh dari orang-orang sekitar.

Ayo kita belajar berbaik sangka 😉

Sebarkan hal positif!!! 😎😎😎

Dan saya lagi belajar 😆

Mohon maaf untuk semua pihak yang pernah saya suudzonin ... ku lagi perbaiki diri ... di bengkel pribadi hehehe

Columbus, 2 Desember 2018
2 komentar on "Tentang Perhatian"
  1. Antara memberitahu suatu hal dan menghakimi skrg ini memang beda tipis ya. Jadi skrg sih saya lebih suka cuek aja sama urusan org lain selama tdk ada hbngnya dgn kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba ... semoga kita nemu cara ngasih perhatian terbaik kita ke kenalan2 kita ya hehehe..

      Hapus

Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗