MOM BLOGGER

A Journal Of Life

Kenapa Anakku Belum Bicara Ya?

Selasa, 16 Februari 2021

"Tenang aja, nanti bisa ngomong sendiri kok!"

"Ah jangan khawatir berlebihan, anaknya kan belum dua tahun!"

Berbagai tanggapan senada, dulu hadir dalam benak saya ketika Zaid dan Ziad berusia 18 bulan. Saya menyadari bahwa anak kembar saya belum terlihat perkembangan bahasanya. Namun saya juga menepis kemungkinan anak saya mengalami keterlambatan bicara dengan berlindung dalam alibi "mereka kan lahir prematur".


Sumber: Pexel.com


Alhasil, usia 2.5 tahun si kembar benar-benar belum memproduksi kata bermakna melainkan kurang dari 10 kata. Belum ada kalimat sederhana. Dan dengan pengucapan yang tidak betul. 

Pengalaman keterlambatan bicara si kembar ini sudah pernah saya tuliskan disini dan disini.


Nah pada tulisan kali ini, saya ingin berbagi pengalaman saya membersamai Zaid dan Ziad dan juga Zaynab dalam memantau perkembangan verbal mereka ini.


Sebelumnya, teman-teman bisa membaca tulisan saya tentang perkembangan Zaynab disini.


Ada sebuah kesamaan yang saya lihat dari perkembangan Zaid Ziad dan Zaynab, yaitu diusia 18 bulan perkembangan verbal mereka mengalami kemunduran.


Flashback Dikit

Merencanakan hamil kedua tentu saya tidak mau mengulang kesalahan yang sama, salah satunya dalam perkembangan verbal anak. Sehingga, sejak dari dalam kandungan saya melakukan upaya lebih agar Zaynab bisa memiliki kemampuan verbal yang normal.


Diawal kelahiran, Zaynab pun selalu saya ajak komunikasi aktif hingga tahapan verbalnya terlihat berjalan lancar. Namun diusia 4 bulan Zaynab silent 😰. Alhamdulillah karena cepat saya sadari, diusia 5 bulan Zaynab mulai bersuara lagi sebagaimana mestinya.


Tidak ada hal yang spesial dari perkembangan bahasa Zaynab melainkan nyaris seperti perkembangan abang-abangnya. Dan untuk Zaynab, ga ada alibi prematuritas lagi. Alibi eczema? Lha anaknya Retno Hening ngomongnya lancar banget gitu dua-duanya. Sehingga, dari pengalaman Zaynab inilah saya benar-benar mengakui (seikhlas-ikhlasnya) bahwa dulu itu, Zaid dan Ziad telat bicara karena saya, tidak memiliki hubungan erat dengan mereka.


Kembali ke Masa Sekarang

Alhamdulillah Zaynab tanggal 28 Februari nanti berusia 28 bulan. Perkembangannya masya Allah. Dan Zaid Ziad berusia 7 tahun 7 bulan. Perkembangan mereka juga masya Allah walhamdulillah.


Baca Juga: Kilas Balik Satu Tahun 


Saya yakin, teman-teman yang saat ini sedang membaca tulisan ini sudah membaca beraneka ragam teori perkembangan bahasa anak. Mulai dari faktor-faktornya hingga cara mengatasinya. Saya pun begitu. Tapi jika teman-teman merasakan hal yang sama dengan saya, yaitu semacam keputusasaan kenapa anak-anak ngomongnya belum aja sesuai harapan. Sini saya bisikin sesuatu ... 


Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan nikmat-Ku kepadamu


Syukuri setiap respon anak. Syukuri setiap satu bunyi yang keluar dari mulut anak. Syukuri setiap sabar yang Allah berikan saat membersamai anak dengan segala kerumitan dalam memahami mereka. Syukuri ... Syukuri ... Syukuri ... (Bukan brand susu kurma ya genks 😂)


Baca juga: Agar Anak Tak Speech Delay


Sedikit Berbagi Pengalaman

Saya pikir, Zaynab akan bisa ngomong lebih cepat. Sepulang ke Indonesia, bertemu dengan anak tetangga yang sudah ngomong jelas padahal satu bulan kelahiran dengan Zaynab, bikin saya terpacu* 


*Keder, baper, dan sejenisnya 😂


Ditambah saya semacam dejavu ke jaman ZaZi dimana ibu Suri (emak aye) mulai warning dan ya gitulah ya ... Meski untuk Zaynab ibu Suri masih yang kaya gini, "Bentar lagi Zaynab bisa tu ngomong". 


Tiga bulan lamanya saya di rumah orang tua saya, sejak Zaynab usia 11 bulan hingga 14 bulan. Dan ibu Suri tak melihat gelagat kemajuan dari Zaynab, dan doi mulai worry. Saya? Hanya mencoba lebih komunikatif dengan Zaynab. Saya mencoba menahan diri dari luapan emosi seperti masa ZaZi dulu. Yang mana, ketika ibu saya menyampaikan kekhawatirannya, saya merasa tertekan dan berdampak pada stabilitas emosi ke anak-anak. 😰


Alhamdulillah, dejavu ga terulang. Allah masih kasih saya ijin untuk bisa lebih bersabar dan membuka mata saya untuk segala hal. Dan, saya juga ga terlalu lama di rumah ibu saya sih wkwkwkwk. Setelah di Bandung, kehidupan mulai terasa mandiri tanpa intervensi hihihi. Meski hati masih worry, Zaynab udah 18 bulan tapi kok kosakata ga nambah malah berkurang 😭😭😭.


Disini saya menyadari, "Put! Berhenti mencari kambing hitam!" Zaman ZaZi, selain alibi prematuritas saya juga mengkambing hitamkan ibu saya yang saat itu menurut saya memiliki intervensi negatif pada saya. Astaghfirullah maapin ayeee maaak. Ternyata, meski tak ada intervensi lagi, anak aye tetep aja macam telat ngomong lagi.


Buru-buru saya perbaiki niat. Kemudian ganti kacamata. Yang tadinya saya pake kacamata buat liat anak orang, saya ganti pake kacamata buat ngeliat anak sendiri. Hehehe. Saya mulai melakukan intesintas komunikasi yang baik dengan Zaynab seperti masa terapinya ZaZi. Tidak ada kata isyarat, tidak boleh pake rengekan, dan tentu Uminya juga ga boleh labil.


18, 19, dan alhamdulillah ... Usia 20 bulan mulai terlihat perkembangan bahasa Zaynab yang sangat pesat. Yang bikin saya gini, "oooh ini yang orang bilang anak bisa ngomong sendiri tu, yang kaya gini toooh". 


Iya anak bisa ngomong sendiri dan melejit. Tapi dengan upaya dari emaknya. Khusus buat emak-emak macam saya, yang polos ga jelas, plis ya. Tanggapan-tanggapan motipasi dari sekitar jangan polos banget dimaknainya 😂. Entahlah, saya kadang memang polos entah b**o 🙈🙈.


Intinya adalah, membersamai anak itu harus dengan kesadaran penuh bahwa anak kita itu unik. Boleh liat anak orang lain, tapi untuk dipelajari hal baik dari mereka. Bukan untuk melihat perkembangan anaknya dan parahnya untuk kita bandingkan dengan anak-anak kita. 


Sejujurnya, Zaid dan Ziad untuk anak seusia mereka, perkembangan bahasa mereka masih belum terlalu baik jika saya bandingkan dengan anak seusia mereka. Tapi sangat cukup baik jika dilihat dari proses yang mereka lalui alhamdulillah.


So teman-teman, selain mempelajari aneka teori, melihat anak kita dengan dekat, menjalin hubungan yang baik dan komunikasi yang lancar adalah kunci. Saya ga heran Retno Hening anaknya kaya gitu, karena emang dia sadar banget saat jadi ibu. Sedangkan saya, butuh waktu bertahun-tahun untuk menyadari diri bahwa saya adalah seorang ibu. 


Jangan berkecil hati dengan apa yang ga sempurna di mata kita ini. Karena sesungguhnya itu wujud kasih sayang Allah kepada kita. Dan setiap orang pasti beda-beda treatment nya 🤭🤭. Semoga ada manfaatnya. Terimakasih sudah membaca ❤️❤️❤️


Serpong, 16 Februari 2021



Post Comment
Posting Komentar

Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗