MOM BLOGGER

A Journal Of Life

(Salahkah) Ibumu

Rabu, 24 Juni 2015

Baru saja kemaren saya benar-benar merasa menjadi ibu yang paling buruk di dunia. Ketidakmampuan saya untuk mengendalikan emosi saat anak-anak menunjukkan tingkah yang tidak seperti biasanya.

Semenjak anak-anak lahir, mereka bisa dikatakan anak-anak yang sangat membantu. Kenapa? Karena mereka tidak pernah menyusahkan saya dengan tingkah yang pada saat bersamaan kenalan saya yang memiliki anak sepamtaran anak saya memgeluhkan ini itu. Alhamdulillah, saya tidak merasakan keluhan-keluhan tersebut. Kalaupun ada, tidak pernah mencapai batas 'over'.

Sudah seminggu lebih ziad seperti ini. Ziad tiba-tiba menjadi anak yang keras kepala, rewel, banyak maunya, dan tidak mau diajak berdamai sebagaimana biasanya. Awal-awal perubahan sikapnya ini di awal tidaklah membuat saya panik, karena saya menganggap ini perubahan biasa. Tapi lama kelamaan, disaat kondisi fisik dan jiwa saya agak kurang baik, tak tertahankan juga oleh saya untuk memuntahkan amarah yang dibarengi dengan tindakan fisik kepada anak saya, ziad. Ya hanya ziad.
Saya benar-benar tidak suka dengan cara rengekannya dan sikap ngototnya yang tidak beralasan. Mau menang sendiri sehingga apapun yang dia inginkan, harus di dapat. Spontan suara saya meninggi. Dengan tubuh yang agak sedikit menggigil, dan marah yang saya tahan, akhirnya saya tawarkan nenen ke dia, berharap ziad akan tidur setelah diberi ASI. Namun kenyataannya, dia tidak tidur malah justru mengganggu zaid dengan mencubit dan memukulnya. Memang tidak 100% ziad yang salah, tapi 100% ziad yang memulai kekisruhan antar mereka.
Emosi pun meledak, saya cape, keringat dingin, dan merasa sakit ketika payudara hanya diganteli tapi ASI nya sudah tidak ada. Otomatis anak-anak menangis. Dan ziad, sudah saya tebak, dia langsung meronta dan memukuli sambil menendang saya. "Allahu rabbi ...". Sedih rasanya bukan main. Tapi saya berusaha untuk mengendalikan diri dan tidak berfikir yang macam-macam. Namun gagal! Saya melempari ziad dengan bantal! #how so bad I am ... :(

Kasus ini saya tuliskan sebagai pelajaran bagi diri saya sendiri, betapa orang tua membawa karakter untuk anak-anaknya. Dan hal yang paling tidak ingin saya perlihatkan kepada anak-anak adalah amarah. Namun saya gagal! :(

Saya anak ketiga dari 5 bersaudara. Tanpa bermaksud menjelekan orang tua sendiri (semoga bisa diambil hikmahnya), saya dibesarkan dengan lingkungan yang cukup baik. Hanya saja, memiliki ayah yang tempramental dan ibu yang emosinya meluap2 membuat saya menjadi karakter yang pemarah dan meluap2. Saya tidak tau seberapa berpengaruhnya karakter orang tua dalam mendidik saya terhadap karakter saya sendiri, yang saya tau, sedikt banyaknya, dengan sangat saya sadari, cara orang tua saya dalam mendidik saya cukup terulang dengan baik oleh saya kepada anak-anak.

Jangan salahkan ibumu, ayahmu, atau orang-orang disekitarmu! Itulah yang selalu saya coba tanamkan dalam diri saya. Kenapa? Karena saya tahu itu bukanlah kesalahan mereka melainkan kesalahan saya yang belum mampu menjadi pribadi yang matang. Maksudnya, faktor-faktor yang bisa mematangkan sikap dan tingkah laku itu sendiri belum saya tanamkan dengan baik, seperti halnya faktor ilahiah.

Menjadi orang tua tidak semudah membalikkan telapak tangan. Menjadi orang tua tidak semudah yang kita bayangkan. Jangan salahkan masa lalu jika saat ini masih ada kesempatan untuk bisa merubah diri, bahkan disaat orang tua kita sendiri pun terus melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Lalu kenapa kita masih terjebak di masa yang sudah tidak lagi bersama kita??

Sulit memang mengontrol sesuatu yang sudah melekat di diri kita. Namun yakinlah, pasti bisa! Disaat anak-anak tampak tak lagi menyenangkan, segeralah beristighfar. Kemudian tersenyumlah kepada mereka, belai rambut mereka, dan kecup pipi mereka. Menjadi ibu yang baik bukanlah perihal instan yang bisa diwujudkan sesaat setelah dirimu menjadi seorang ibu. Menjadi ibu adalah perihal proses yang cukup panjang, bahkan lebih panjang dari usiamu. Tugasmu hanyalah melakukan yang terbaik dalam memberikan pendidikan dan kasih sayang kepada anak-anak kita. Sehingga kelak mereka pun memberlakukan hal yang sama bahkan lebih baik daripada apa yang kita lakukan. :)

Post Comment
Posting Komentar

Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗