MOM BLOGGER

A Journal Of Life

Image Slider

COPAS: Kisah Lagu Chrisye

Sabtu, 20 Februari 2016

Suatu saat, Chrisye minta Taufiq Ismail untuk menuliskan syair religi untuk satu lagunya. Dan disanggupi sebulan.

Ternyata, minggu pertama macet, tidak ada ide. Minggu kedua macet, ketiga macet hingga menjelang hari terakhir masih juga tidak ada f ide.

Taufiq gelisah dan berniat telpon Chrisye dan bilang: Chris maaf, macet!

Malam harinya, Taufiq mengaji. Ketika sampai ayat 65 surat Yaasiin dia berhenti.

Makna ayat ini tentang Hari Pengadilan Akhir ini luar biasa, kata Taufiq.

Dan segera dia pindahkan pesan ayat tersebut ke dalam lirik-lirik lagu.

Ketika pita rekaman itu sudah di tangan Chrisye, terjadi hal yang tidak biasa. Ketika berlatih di kamar, baru dua baris Chrisye menangis, mencoba lagi, menangis lagi. Dan begitu berkali-kali.

Menurut Chrisye, lirik yang dibuat adalah satu-satunya lirik paling dahsyat sepanjang karirnya.

Ada kekuatan misterius yang mencekam dan menggetarkan. Setiap menyanyi dua baris, air mata sudah membanjir. Yanti, istri Chrisye, sampai syok melihat hal tidak biasa tersebut.

Lirik lagu tersebut begitu merasuk kalbu dan menghadapkan kenyataan betapa manusia tidak berdaya ketika hari akhir tiba.

Sepanjang malam dia gelisah, lalu ditelponlah Taufiq dan diceritakan kegelisahannya.

Taufiq mengatakan bahwa lirik lagu tersebut diilhami surat Yaasiin: 65. Disarankan kepada Chrisye, agar tenang.

Di studio rekaman hal itu terjadi lagi. Chrisye mencoba, tetapi baru dua baris sudah menangis. Dan berulang kali hasilnya sama.

Erwin Gutawa yang menunggu sampai senewen. Yanti lalu shalat untuk khusus mendoakannya.

Akhirnya dengan susah payah, Chrisye berhasil menyanyikannya hingga selesai. Rekaman itu sekali jadi, tidak diulang karena Chrisye tak sanggup menyanyikannya lagi.

"Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan" [QS. Yaasiin(36): 65]

KETIKA TANGAN DAN KAKI BERKATA
Lirik: Taufiq Ismail
Lagu: Chrisye

Akan datang hari mulut dikunci
Kata tak ada lagi
Akan tiba masa tak ada suara
Dari mulut kita

Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita
Kemana saja dia melangkahnya
Tidak tahu  kita  bila harinya
Tanggung jawab tiba

Rabbana
Tangan kami
Kaki kami
Mulut kami
Mata hati kami
Luruskanlah

Kukuhkanlah
Di jalan cahaya... sempurna

Mohon karunia 
Kepada kami
HambaMu... yang hina....

Gerakan Menutup Aurat Internasional

Jumat, 12 Februari 2016

"Lain ladang lain ilalang.."
Lain tahun, lain pula generasinya. 2016, ada gebrakan apa ya dari generasi muda di tanggal 14 Februari?

Sepenggal Kisah di Tahun 2012
Awalnya hanya semacam wacana dari seorang sahabat yang kebetulan berposisi sebagai staff humas pemerintahan. Ngobrol dan diskusi tentang fenomena remaja di kota kami seperti tingginya angka kehamilan diluar nikah, aborsi dan berita lain yang memekakan otak. Akhirnya kami sepakat untuk ikut menghidupkan aktivitas positif tepat di hari pink pink..

Jujur saja, saya kurang tau kapan awal mulanya aktivitas ini. Yang saya tau, kegiatan ini dilakukan diberbagai macam daerah di seluruh dunia. Nama kegiatannya sih macam-macam. Ada yang Jilbab World Day, Gerakan Menutup Aurat, dan ada juga Hari Jilbab Sedunia. Meski berbeda-beda (disesuaikan dengan kreatifitas masing-masing kali ya .. hehe) yang pasti, realisasi dan tujuan kegiatan ini sama, yaitu sosialisasi menutup aurat untuk para muslimah di dunia.

Saat itu kami hanya memulai merencanakan kegiatan berdua, kemudian berkembang menjadi bertiga, berempat dan seterusnya. Alhamdulillah ada saja yang berpartisipasi. Bahkan ketika rekan saya menyebar selebaran beberapa hari sebelum hari H, ada seorang pemuda yang turut membantu dan menunjukan empati serta kontribusi nya. Sayang, sebelum hari H beliau berpulang kepada Allah ... sehingga beliau tidak bisa ikut bergabung dengan kami di hari-H (...Allah, kamilah yang menjadi saksi bahwa pemuda itu orang baik, tempatkan dia disisi Mu ya Rabb ... aamiin).

Saya lupa lagi kapan percisnya kami memulai bergerak untuk persiapan kegiatan ini. Yang saya ingat, waktunya cukup mepet untuk sesuatu yang namanya perizinan ke sekolah-sekolah dan juga ke aparat kepolisian untuk menggunakan jalan raya sebagai salah satu titik aksi. Setelah ngider kesana kemari ketak ketik surat dengan KOP diada-adakan, Alhamdulillah, kegiatan pun bisa berlangsung dengan ramai lancar.. hehehe (bukan laporan arus lalu lintas ya .. ).

Apa saja kegiatan yang kami lakukan?

Mencoba fokus pada isu yang ingin di blow up dengan target market para pelajar secara khusus, dan masyarakat secara umum, kami memutuskan melakukan 3 jenis kegiatan:
1) Sosialisasi menutup aurat ke sekolah-sekolah
Disini kami menggunakan data tertulis tentang meningkatnya kasus kehamilan diluar nikah (KDN) sebagai akibat pergaulan remaja yang tidak terjaga. Implikasinya dengan menutup aurat? Sudah jelas terkait karena aurat dijaga sebagai wujud penjagaan kita terhadap diri kita.
Karena keterbatasan personil, akhirnya kami memilih 2 sekolah dengan angka KDN tertinggi.

2) Aksi tebar jilbab gratis
Aksi ini kami lakukan dipusat kota. Membagi personil di beberapa titik. Alhamdulillah dukungan dari beberapa sekolah yang peduli sangat membantu kami sehingga memiliki masa cukup banyak untuk aksi tebar jilbab gratis.

3) Pemanfaatan Media
Tahun 2012 pemanfaatan media sosial belum seheboh sekarang. Sehingga rekan saya memanfaatkan jaringan media nya untuk mem-blow up isu melalui media massa dan elektronik lokal. Alhamdulillah respon masyarakat positif. Meski pesan dan tujuan belum seutuhnya tersampaikan, namun kegiatan cukup diketahui masyarakat daerah kami.
Media massa dengan surat pembaca, media elektronik dengan mengisi salah satu program di stasiun TV lokal (maaf, saya lupa nama programnya)

★★★★★★★★★★
Perjalanan masih panjang. Syiar tak hanya bisa berhenti sampai disana. Perlu konsistensi untuk bisa merubah ingatan dunia akan peringatan sebuah hari yang sungguh bukanlah identitas orang-orang muslim. Dan sekarang, zaman yang meng-edan perlu aksi nyata orang-orang yang masih 'waras'. Karena miris, ditengah maraknya jilbab syar'i dan 'kampanye menutup aurat' dari para tokoh selebritis, kita harus menghadapi kenyataan bahwa saat ini jilbab atau hijab bukan lagi sebagai bukti taat kepada Allah melainkan bukti mengikuti trend fashion a.k.a. kekinian. Meski dilakukan oleh para oknum, tetap saja tugas kita untuk terus menyampaikan syiar Islam harus dilakukan. Agar hitam tetaplah hitam, dan putih tetaplah putih. Tidak berubah menjadi abu-abu.

Cerita saya sangat singkat dan sederhana. Semata hanya ingin menyimpan memori manis, bahwa saya pernah berbuat. Sehingga nanti ketika saya lupa, ada pengingat yang setia. Tulisan.

Bumi Allah, Februari 2016

Menginginkan Keturunan yang Shaleh?

Minggu, 07 Februari 2016

Itulah anak2. Fitrahnya bangeeeeeet yang masih berbicara. 'Allah' merupakan salah satu kata yang pertama bisa mereka ucapkan. Dalam aktivitas, saya tidak pernah terlalu mengajarkan oh ini shalat, ini alquran, ini masjid, ini sajadah, ini gambar makkah. Tapi uniknya, mereka bisa mengetahui bahwa semua itu ibadah yang diperintahkan Allah. 'ALLAH' yang bermakna 'ibadah' versi mereka mulai dikenalkan dari neneknya yang selalu bilang 'mbu mau Allah dulu ya'.

Hanya dari situ berawalnya kata Allah. Dan mereka seolah sudah terkoneksi dengan jenis ragam ibadah lainnya. Termasuk ketika melihat foto mekkah. Mereka tau bahwa itu adalah ibadah menyembah Allah dengan versi mereka, sambil menunjuk gambar dan berkata 'Alloh'.

Anak2 itu masih suci. Memberi contoh ibadah2 harian seperti shalat dan mengaji itu mudah. Namun, Mempertahankan keistiqomahan memperkenalkan Islam dengan keindahannya lah yang berat. Karena setiap waktunya, ada faktor X yang akan terus mengintervensi mereka.

Semoga saja intervensi kita yang menginginkan anak yang soleh dan Intervensi Allah (tentunya) lah yang lebih lebih lebih dominan ... aamiin ...

#allahummanafi'anshoyyiban

Rindu Zaid

Sore kemaren Zaid mendadak demam. Ga tau kenapa. Padahal makan dan minumnya lancar. Memang BAB nya sedikit tidak terkontrol semenjak di PAUD. Alhamdulillah setelah diberi madu putih hangat, demamnya turun. Nafsu makan pun mulai kembali. Meski sedikit lesu, Zaid masih aktif bermain dan bercanda dengan Ziad.

Pagi hari ini, saat saya chating via Whatsapp dengan abinya, Zaid mencet tombol lambang telpon itu. Artinya, dia pengen di telpon abi. Akhirnya abi nelpon. Seperti biasa, anak-anak heboh pamer kebolehan mereka. Sesekali rebutan mainan dan salah satu nangis. Yang nangis mengadu ke abinya. Begitu saja. Seolah abi benar-benar sedang bersama kami seperti dulu. Sampai akhirnya abi bilang pamit mau bobo. Tiba-tiba Zaid yang memang sudah rewel karena abis rebutan sama Ziad makin rewel menjadi-jadi. Rewel versi Zaid. Diam dengan ekspresi wajah marah, sedih dan kecewa bercampur dan berganti. Setelah saya beri pemahaman, "abi ngantuk ya".. dan bla bla lainnya, Zaid tetap tidak menunjukan perubahan sikap. Kasian melihat suami yang sudah ngantuk berat, saya pun mengakhiri video call  and "Abiiiiiiiii...." tangis Zaid pun pecah.

Dihati saya bergumam, dasar anak gengsian. Kenapa ga nangis dari tadi coba, jadi abimu kan tau kamu sedih mau berpisah. Ckckckck... tapi mungkin Zaid cuma butuh perhatian lebih karena lagi sakit. Pikir saya ... eh tapi, ni anak emang tidak seperti anak-anak biasanya sih. Karena Zaid memang anak yang antimainstream. Hahaha...

Karena nangisnya ga berhenti-henti, saya telpon suami lagi. Untungnya dijawab. Setelah menenangkan Zaid dan berhasil nyuruh Zaid mandi, saya pun mempersilahkan suami untuk tidur saat Zaid sedang mandi. Tapi tetap, video call ga boleh dimatiin. Sesekali saat mandi Zaid masih ngecek abinya masih ada atau ga "Bi bi ,. Ndi" (abi, lihat abang lagi mandi). Trus abinya bersuara dan dia pun senang. Mandi selesai. Tablet yang tadinya di kamar mandi, harus dibawa juga keluar. Pas mau laporan mandinya udah beres, Zaid nangis lagiiiiiii, karena liat abinya tidur. Aduuuuuuh... saya antara haru dan lucu ... Zaid so sweet amaaaaaaat kaya umi... #eh

Yah begitulah. Dulu kami hanya bisa berungkap rindu berdua. Tapi sekarang, rindu pun berlipat tak hanya 3 namun 4 dan seterusnya. Semoga rindu kita tak sebatas di dunia ya... semoga kita berkumpul di surgaNya.. aamiin...

Payakumbuh, 7 Februari 2016

Nb: foto di screen shot saat Zaid komplain abinya tidur, jadilah foto yang pojok kiri jadi ga jelas.. hehehe

Hari ke 9 Bersekolah

Kamis, 04 Februari 2016

Dede kenapa? Bangun tidurnya kenapa rewel? Kena air sedikit kakinya langsung nangis kejer. Diajak mandi ga mau. Atuhlah ... dedenya cepet bisa ngomong. Biar umi tau apa yang ada dipikiran dan perasaan dede. Jujur aja umi jadi bingung harus gimana. Dede umi daftarin PAUD sama abang biar kalian mampu hidup tanpa umi, kalian mampu mengenal orang lain selain umi dan keluarga kita lainnya. Biar anak-anak umi memiliki kecakapan sosial sedini mungkin. Karena umi tak selamanya mampu menjadi guru yang baik untuk kalian. Karena guru yang sesungguhnya itu adalah alam. Ya, alam. Alam tempat kita hidup dan bertumbuh. Alam dengan manusia di dalamnya. Alam dengan makhluk lain seperti tumbuhan, hewan, bahkan makhluk ghaib.
Sabar ya de, cuma sampe bulan april kok. Bulan mei kita main bareng lagi sampe bulan Juli. Nanti di Amerika sana kita lihat sikon ya. Kalaupun dede akan masuk sekolah lagi sama abang, umi janji, umi akan tetap main dengan kalian. Umi janji akan menjadikan kalian raja sampai angka 7 umur kalian tercapai. Sabar ya de ... abang baik-baik sama dede ya. Abang jagain dede. Kasi tau dede kalau dede akan baik-baik aja di sekolah. Dede akan punya banyak teman di sekolah. Senang dan main bareng temen-temen. Bercanda, bertukar mainan, lompat-lompatan, kejar-kejaran, dan semua aktivitas yang belum tentu kalian dapatkan ketika main dengan umi.
Dede dan abang, kalian anak pertama bagi umi dan abi. Namun, pertama atau pun kedua dan selanjutnya, semua anak umi adalah harapan terbesar bagi umi untuk membuka pintu surga. Sungguh, umi tidak memiliki apa-apa kecuali keyakinan bahwa Allah akan mempertemukan kita kembali di surga. Karena Allah tidak akan pernah membiarkan hambaNya berakhir dengan amalan buruk. Allah pasti akan terus membimbing kita untuk terus bertaubat dan memperbarui niat.
Salah atau benar jalan dan ikhtiar umi dan abi dalam membesarkan dan mendidik kalian, yakinlah semua hanya karena ingin memberikan yang terbaik untuk amanah yang dititip Allah kepada umi dan abi.

Dialog Singkat Seorang Hamba

Rabu, 03 Februari 2016

Dosaku masih banyak Allah ... dan aku tau Engkau masih akan memberikan kesempatan taubat kepadaku. Hamba mohon ... izinkan hamba mengakhiri catatan amal hamba dengan amal kebaikan. Hamba mohon ...

Catatan Pikiran Seorang Suami

Tadi sore, atas izin Allah, saya ditakdirkan mendengar sedikit kisah dari seorang teman tentang rumah tangganya. Lebih tepat tentang dia dan pasangannya. Begitu mengalir dan cukup berat menurut saya, untuk seorang seperti dia. Dari perbincangan singkat kami ditelpon, rasanya ingin saya menuliskan sesuatu, tentang istri dan suami. Aduh... apalah saya ini. Tapi tak apa. Lumayan buat curhat saya juga. Hehehe

Suami-Istri & Istri-Suami.
Sepasang manusia telah ditakdirkan hidup bersama. Yang tak kenal menjadi kenal. Yang tak tau menjadi tau. Dulu tak suka sekarang cinta. Dulu tak menyangka sekarang merasa. Menyangka apa? Dulu tak menyangka bahwa si dia mau dengan saya. Eh eh .. tapi sekarang merasa. Merasa apa? Merasa tak diperhatikan, merasa tak dianggap, merasa tak romantis, merasa dituntut macam-macam. Semacam-macam rasa yang hadir ditengah sepasang, bernama suami-istri.

Siapa yang tau sebuah novel yang sudah difilmkan karya Asma Nadia berjudul 'Catatan Hati Seorang Istri'? Kalau misal kamu ga tau, selamat! Kamu bebas galau. Bebas dikit. Hehehe. Bukunya bagus. Inspiratif. Tapi setiap buku gimana si pembaca kan. Dan saya tidak akan memberikan review buku ya. Karena mau nulis tentang sepasang, bernama suami-istri. Eh tapi ya, buku mba Asma ini, dari judulnya sih sudah bisa ditebak ceritanya menjadikan istri sebagai sudut pandang orang pertama. Terus ditulisnya pake hati., hehehe..alias mewakili hati perasaan wanita. Aseeeeeeeeeek.

Di dunia maya, sangat banyak tersebar artikel-artikel yang membahas tentang bagaimana cara membahagiakan istri, cara menjadi istri yang taat, sampai bahasan yang terang-terang menunjukan tendensi nya bahwa kebahagiaan istri penentu keutuhan rumah tangga. Judul artikel nya macam-macam. Yang paling menarik dan saya ingat, artikel yang berjudul 'mengajak istri jalan-jalan pahalanya lebih besar dari ibadah bla bla bla'.

Oke baiklah. Anggap saja semua artikel itu benar (karena jujur, saya tidak terlalu tertarik membaca artikel yang sifatnya tendensi. Kalo renungan sih masih oke aja). Tapi coba deh perhatikan, masih sangat sedikiiiiiiiiit yang menulis tentang suami. Ayoooooo. Kalau pun ada, biasanya ujung-ujungnya balik lagi untuk tendensi pemenangan hati perempuan. Bukti? Ah ... kalau pun tulisan saya ini hanya kesimpulan dan pandangan saya pribadi yang tak berbukti fakta, coba deh searching 'catatan hati seorang suami'. Dijamin susah dicari. Dan ga sebanyak 'catatan hati seorang istri' versi selain karya Asma Nadia. Hehehe

Nah kalo 'catatan pikiran seorang suami?' Ada ga ya yang nulis kira-kira... ada atau ga, yang pasti ada. Ya saya. Hahaha.

Kata orang, hati perempuan itu sedalam samudra, susah bagi laki-laki menyelaminya. Dan pikiran laki-laki itu seluas semesta, sulit bagi perempuan mencapainya. Tapi itulah ya, kenapa Allah menjadikan kita berpasang-pasangan. Karena Allah ingin menyampaikan ke kita, bahwa hidup berpasangan itu akan melengkapi apa yang kurang pada diri kita.

Kalo suami kurang berperasaan ya wajar... karena perasaan sudah dilebihkan di istri. Hehehehe... dan wajar juga kalo istri kurang logis, karena logika didominasi suami. Aduh apa siiiiih puuuuut ... mau nulis apaaaaaaa.... heu,, maap maap.

Sebenernya saya pengennya suami yang nulis ini. Nulis tentang definisi perasaan nya. Seperti halnya banyak tulisan-tulisan tentang perempuan yang menurut saya sangat mewakili hati dan pikiran para perempuan di dunia. Dan pernah saya jumpai tulisan tentang suami. Yups, tentang suami. Yang intinya, suami juga memiliki porsi pengorbanannya yang bahkan sering tak terfikirkan oleh para perempuan. Sayang saya kehilangan jejak artikel itu. Ketika membaca artikel itu, saya hanya menulis caption di Reshare timeline saya lebih kurang begini:

"Jarang2 nih tulisan tentang suami ... dan saya suka!"

Balik lagi ke catatan pikiran seorang suami. Barangkali ada yang pernah mendengar tentang goa nya lelaki. Yups! Laki-laki itu punya goa tempat mereka sembunyi kala memiliki masalah. Dan goa itu akan sulit dijangkau bahkan oleh pasangannya sendiri. Ketika laki-laki sudah memasuki goa nya, maka jangan harap akan ada cerita yang mengalir dari nya. Sabar saja sampai akhirnya dia keluar dari goa tersebut dan kemudian sukarela berbagi ceritanya.

Beruntunglah kita perempuan yang masih bisa mendefinisikan perasaan. Karena tak jarang laki-laki selalu gagal mendefinisikan perasaan mereka. Kemudian mereka kembali terjebak pada logika yang jika mereka tak sadari, bisa membuat mereka menjadi laki-laki keras kepala tak peduli pada perasaan.

Omongan saya ini memang bukan sebuah pernyataan ilmiah. Ini hanyalah sebuah kontemplasi yang saya coba luapkan dalam bentuk tulisan ... bagaimana saya selama ini memandang laki-laki dengan segenap 'ketidakberdayaan' mereka. Sehingganya ada kebutuhan yang kemudian menuntut mereka, kebutuhan memiliki pasangan. Sedikit mungkin yang sadar bahwa menikah adalah sebagai penyeimbang. Namun seiring berjalannya waktu, kemampuan sinergi pasangan akan melahirkan wujud baru pengejawantahan logika dan perasaan.

Laki-laki yang dulunya hanya didominasi logika..perlahan mampu memaknai asa. Dan perempuan yang menikmati asa bernama perasaan pun menjadi mampu berfikir logis dan real.  Sehingga tak ada lagi tuntutan-tuntutan tendensius yang dialamatkan ke pasangan masing-masing. Apalagi godaan media sosial sangatlah hebat. Artikel berseliweran. Dan seperti yang saya ungkapkan di atas, rata-rata tendensi penulis lebih ke kaum wanita. Kenapa? Karena memang yang rajin membaca artikel online itu adalah kaum wanita. Dan tak jarang kemudian para wanita menyematkan nama suaminya, berharap sang suami membacanya.

Ah...ini hanyalah kegundahan saya. Saya gundah jika para suami terus-terusan dipanggil di media sosial, sementara sang suami belumlah memaknai 'saling' dalam hubungan suami istri hanya akan membuat suami berpersepsi lain. Tapi ya semua pilihan. Saya hanya mencoba memunculkan pemikiran bahwa suami atau laki-laki itu memiliki cara mereka sendiri untuk memahami makhluk bernama wanita. Dan ada baiknya kita wanita, berhenti memaksakan keinginan kita yang selalu ingin dimengerti dengan dalih 'karena wanita ingin dimengerti'.

Lelaki pun ingin dipahami.

Ah apalah aku ini ...banyolan tengah malam hasil gagal chatting dengan kekasih hati... #watcauuuuuuu

NB: tulisan ini renungan pribadi yang tidak memiliki unsur kesengajaan untuk menyinggung berbagai pihak. Kalo ada yang tersinggung, maapkan yaks. Saya cuma merenung....hiks

Payakumbuh, 26 Maret 2016