MOM BLOGGER

A Journal Of Life

Image Slider

Orang Pintar atau Bermanfaat?

Rabu, 29 Maret 2017

Bagaimana sih rasanya jadi orang pintar? Orang yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata atau kerajinan di atas rata-rata.

Dekat dengan kehidupan para akademis karena memiliki suami yang dikenal sebagai mahasiswa pintar membuat saya menjadi tau sedikit banyaknya bagaimana rasanya menjadi orang 'yang dipandang atau dikenal' pintar oleh rekan-rekannya. Menurut saya. Enak ga enak.

Enaknya, karena orang pintar tentunya bernilai positif. Ga enaknya, ga bisa kaya saya yang membebaskan diri berekspresi tanpa khawatir salah dengan alibi "oh saya baru tau" 😆😆😆

Dulu, jaman masih mahasiswa, saya tidak pernah memperhatikan detail bagaimana cara belajar teman satu kostan. Si anu atau si anu. Meski saya tau IPK nya nomor wahid 🤔 Dan saya sedikit menyesal akan hal itu.

Dulu itu, saya hanya berfikir bahwa kuliahan itu ya kuliah. Bedanya sama anak sekolahan ya cuma di jam sekolah nya aja. Mahasiswa jadwal nya ngacak, kalo siswa jadwalnya teratur dan rutin dalam seminggu.

Padahaaaaaaaaaaal ... seharusnya ketika sudah menjadi mahasiswa, kita sudah harus mengenal gaya belajar kita. Atau paling tidak mulai meraba-raba gaya belajar yang cocok agar bisa mengikuti materi perkuliahan dan bisa sukses membawa nilai baik dalam ijazah kita.

Tapiiiiiiiiiiiii ... saya boro-boro mikirin gaya belajar. Udah bisa kuliah dan ga roaming di kelas aja udah syukur. Udah bisa kerjain tugas kuliah dan ikut ujian tengah dan akhir semester juga udah alhamdulillah. Terseok-seok tanpa strategi. Padahal banyak yang bisa saya contoh strategi belajarnya. Tapi seringnya mereka ga nyaman ketika saya minta nasehat (apa perasaan dek putri saja???)🤔

Tampaknya dulu saya kurang kenceng doanya untuk hal akademik ini. Sehingga saya tidak diberikan takdir baik bertemu orang-orang pintar yang baik hati yang mau berbagi strategi belajarnya dengan saya. Jika pun ada, mungkin saya nya yang tidak bisa mengikuti gaya belajarnya. Atau saya udah menilai buruk duluan diri sendiri bahwa saya ga akan bisa ngikutin gaya si anu karena dia emang udah pintar.

Ini pemikiran yang menjadi penyesalan terbesar dalam hidup saya. Dimana saya melupakan makna perjuangan. Dimana setiap orang pasti memiliki titik balik dalam hidupnya, termasuk dalam karir akademiknya.

Oke, tidak ada kata terlambat. Selagi masih bernafas, selama itulah saya masih bisa terus belajar. Tantangannya, belajar apa yang akan diprioritaskan??????

😭😭😭😭😭

Ketika hati dan pikiran bersinergi melirik fotografi, tetiba muncul keinginan untuk juga mempelajari dunia tulis menulis. Eh tak lama ada rasa ingin membekali diri dengan ilmu parenting dan psikologi. Begitu seterusnya. Hingga akhirnya semua hanya terpelajari separo separo ditambah dengan gaya belajar saya yang butuh diskusi. 😩

Sungguh!!! Mencari teman diskusi tatkala sudah menjadi emak-emak itu sulit. Udah beda rasanya. Sense nya udah beda. Entah karena apa. Hawa persaingan lah, keterbatasan komunikasi lah, atau karena perbedaan minat 😟😟😟

Apa yang bisa saya lakukan Tuhaaaaaaaan 😣😣😣😣

Kuliah lagi? Setelah mengukur diri, masih banyak hal yang harus dibekali.
Join komunitas? Kenapa belum ada yang pas dihati 😣
Ikutan workshop? Waktu terbatas 😥

Apa ini hanya spekulasi??? Bagaimana caranya biar spekulasi ini menggiring kepada perbaikan diriiiii????

Saya tidak berobsesi menjadi orang pintar dengan segudang prestasi. Saya hanya ingin menjadi manusia yang bermanfaat. Manfaat apa yang bisa saya bagi???? Ada yang bisa bantu saya????

😭😭😭😭😭😭😭😭😭

Saya butuh konsultan kepribadian 😂
Saya juga butuh konsultan karir 🤔
Saya juga butuh konsultan kehidupan

Ya udah ... mengadu ke Allah saja lewat tulisan ini. Tulisan yang menjadi curhatan hati. Semoga yang baca ga gemes ya. Mendapati emak-emak nyaris 30 tahun belum nemu passion nya. Belum punya pengalaman kerja. Dan belum dewasa (keliatannya)

Susah cari orang yang mau berbagi nasehat tentang kehidupan. Padahal saya udah nodong banyak orang untuk dimintai nasehat. Tapi kok ya ga pada nasehatin ya. Apa cara saya kurang tepat? Apa saya terlalu to the point?

Sementara saya membaca wacana aja .. membaca kejadian sekitar dengan fenomena di dalamnya. Alhamdulillah banyak pelajaran juga bahkan sekedar memetik pelajaran dari sebuah perubahan musim atau sekedar memetik pelajaran dari seekor burung yang tak henti berzikir ...

Saya menyukai kehidupan saya hari ini. Meski sedih tak mampu terelakkan. Tapi saya optimis bahwa Allah masih sayang saya ... karena saya sayang Allah ... Rindu rasanya berjumpa denganNya ...

Gurat Wajah, Cerminan hati

Pagi ini cukup mendung. Tampaknya cuaca paham betul apa yang tengah kurasa. Kesedihan lagi! Ya! Dan entah kesedihan yang keberapa.
Kucoba menata kembali hati yang tersakiti ini. Kuperas air mata yang tersisa. Kutata senyumku. Ya, aku bisa bahagia!
Kejadian kemaren sore itu membuatku gagal untuk yang kesekian kalinya menjadi wanita tangguh tanpa keluh kesah. Penat yang menumpuk itu membuatku meledak dalam ketakutan. Panikku tak terarah mendapati keluarga kecilku saat kejadian belumlah sempurna. Perasaanku hilang arah. Pikiran aneh berkecamuk bercampur gemuruh dada yang dirundung kesah. Tuhan ... bisik hatiku.
Takdir baik masih menyertaiku sekeluarga. Dan aku berharap terus begitu adanya. Selalu terjauh dari bala, semoga.
Hidup di negara antah berantah tak membuatku takut hilang arah. Namun hidup tanpa panduan ilahi membuatku panik berkecamuk hati. Aku rindu merenung di masjid. Ya! Aku rindu.
Jika boleh kumengadu padaMu. Ada asa yang kusimpan di dada wahai Tuhan pemilik semesta. Jika Engkau berkenan, pertemukan ku dengan takdir baikku. Sekedar memiliki saudara seiman yang bisa membuatku lebih dekat lagi padamu. Yang bisa membuatku tak lagi menangisi dunia yang pastinya Engkau tak suka. Yang bisa membuat hidupku penuh dalam pemaknaan, bukan kehampaan. Ya, aku takut melakukan kesalahan lagi Tuhan.
Dalam tumpukan dosa ini, jika masih bisa aku merintih memohon akhir hidup yang baik, berilah arah apa yang harus kulakukan. Berikan petunjuk kemana kaki dan tangan ini harus kuarahkan. Agar dosa ini bisa pupus satu persatu.

Kumpulan Manusia

Akhir-akhir ini pikiran saya digiring untuk selalu memikirkan karakter atau kepribadian seseorang. Bukan untuk mencenayangi (alias meramal 😆) orang tersebut begini begitunya, tapi untuk mengevaluasi jangan-jangan saya memiliki karakter yang kurang pas tersebut.

Memaknai kalimat "Setiap manusia pasti ada kelebihan dan kekurangannya", saya kembali merenung. Dan agak sedikit tersadar (baru sadar tepatnya 😩) ternyata makna kalimat itu dalam juga ya. Kalimat yang sering dilontarkan orang tua saya tatkala kami mendapati prilaku kurang patut dari orang terdekat kami semisal keluarga atau tetangga atau rekan kerja.

Tadinya saya berfikir kalimat tersebut hanya sebatas "oh iya, si anu kekurangannya inu, si ani kekurangannya ini". Ternyata, masuk ke dalam fase kehidupan 'nyata' (sebelum nikah kehidupan saya fana 😂😂😂) dimana saya tak lagi bisa mengadu ke orang tua dan harus menghadapi permasalahan lika liku hidup sendiri (kadang bareng suami 😆) membuat saya berfikir lebih mendalam (ecieeeeee). Bahwa kalimat nasehat tersebut tak sebatas kita mengetahui si A dengan kekurangan dan kelebihannya melainkan lebih dari itu. Bagaimana kekurangan tersebut kita tinggalkan dan yang baik itu kita contoh.

Selagi kita masih manusia dengan karakteristik dasar baik dan buruk yang selalu mengikuti, selama itu pula kita harus membuka hati sedemikian lapang untuk memberi maaf. Agar apa yang menjadi kekurangan kita pun diberikan maaf oleh para manusia lain. Paling tidak Tuhan nya kumpulan manusia ini Maha Mengetahui hati-hati manusia mana yang bersungguh dalam pinta maaf nya dengan yang hanya sekedar basa basi belaka. Jadi, jika kesalahan kita tak dimaafkan manusia dengan segenap kesungguhan kita, semoga Allah memaafkan kita dan melembutkan hati manusia-manusia lain.

Tidak ada manusia yang lebih baik dari pada para anbiya. Apalagi kita manusia yang hidup di akhir zaman.

Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan, sehingga kelapangan hati untuk memaafkan sangat dibutuhkan.

Tidak ada manusia yang terbebas dari kekhilafan, sehingga berprasangka baik atas kekhilafan itulah yang diharapkan.

Pembelajaran hidup ini benar-benar membuat saya pening untuk bisa memaknai nya. Karena saya pun pastinya pernah berbuat khilaf yang menggurat hati nan papa ... Semoga saya digiring hatinya untuk peka terhadap siapa yang saya guratkan luka. Semoga ...

Columbus, 28 Maret 2017

Columbus Wisata Sesuka Hati

Senin, 27 Maret 2017

Ciyuuuuus gratis????

Hmmmm .... Penasaran yaaaaaa ...

Sebelumnya saya mau say Hi dulu. Hi untuk semua pembaca yang entah siapa yang ngebaca. Dan Assalamu'alaikum untuk semua mukmin yang membaca nya ... mohon doakan saya.

Beberapa waktu belakang ini, saya menantang diri untuk menulis 1 judul tulisan dalam 1 hari. Buat apa? Buat mengasah 'rasa' menulis saya, ceritanya begitu. Lalu gimana? Lancar? Alhamdulillah Januari dan Februari lancar meski banyak yang ketumpuk sampe 5 hari sehingga kudu diborong dalam 1 hari. Nah terus kalo kaya gitu gimana? Ya jadinya tulisannya singkat-singkat berisi curhat 😆😆😆

Masuklah bulan Maret. Dimana tulisan saya ngadat di tanggal 13 Maret 2017. Sadar-sadar di tanggal 23 Maret 2017. Alias 10 hari berlalu tanpa menulis. Hmmm ... Mudah sebenarnya untuk memenuhi target ini. Saya tinggal tulis random apa yang terjadi pada 10 hari tersebut. Apakah terkait anak-anak, terkait suami, aktivitas saya, atau sekedar berbagi info perihal apa yang saya temukan di negeri Paman Sam ini. Tapiiiiiii ...

Tapi kenapa???
Saya mulai berfikir untuk menyusun ulang rencana saya. Replanning lah istilahnya. Evaluasi ceritanya. Bahwa menulis tak hanya soal rasa, tapi juga perihal ilma. Ilma is ilmu, heu ...

Yups!!! Segala sesuatu kalo tanpa ilmu ya ga maju-maju kan. Hmmmm ...

Pemikiran ini akhirnya mengantarkan saya pada sebuah rencana baru, dimana saya tetap menulis kapan pun saya mau. Yang terpenting dalam 1 minggu atau 1 bulan maksimal, saya mampu menghasilkan 1 tulisan dengan konten yang bisa bermanfaat untuk orang banyak.

Oh Tuhaaaaaaan, apa saya bisa?????😲😲😲😲

Nah, inilah ilmu pertama. Ilmu pengendalian pikiran. hihihihi. Bagaimana cara nya agar kita menjadi manusia yang selalu optimis sehingga menjadi manusia yang tak henti menggali ilmu-ilmu baru.

Okeh!!!! Mohon doanya agar semangat ini melekat dalam sanubari dan tertancap kokoh di dalam hati.

Lha hubungannya sama judul apah?

Judul itu target garapan pertama saiah 😆. Dimana saya mencoba menghadirkan Columbus, sebuah kota dimana kita bisa berwisata sesuka hati kita ... hehehe

Columbus, 27 Maret 2017

Buckeye Village (part 2)

Tepat 8 bulan saya (lebih 4 hari sih .. hehehe) dan anak-anak di Columbus, tepatnya menjadi penghuni 'Buckeye Village Family Housing of OSU'.

Masih terngiang (heleuh) di ingatan awal menapaki kaki di rumah ini. Tepat tertanggal 22 Juli 2016. Setelah menduduki pantat selama lebih kurang 26 jam di pesawat, kami akhirnya mendaratkan badan di atas kasur, di sebuah hunian apartemen punya kampus OSU.

Suhu Columbus kala itu panas, sehingga kami langsung menghirup udara Air Conditioner (AC) yang terdapat di kamar yang selama ini suami tempati sebelum kami datang. AC yang sangat bising ini tidak mengganggu tidur kami kala itu saking cape nya dan masih jetlag. Badan dan wajah cepel pun tak mengusik mata ini, tiduuuuur ... tiduuuuur ... tiduuuuuuur 😆😆😆

Ah, waktu memang sangat cepat berlalu. Rasanya baru kemaren saya melewati jetlag dimana siang tidur dan malam bangun. Dimana anak-anak masih ngompol selama 2 hari entah karena apa. Katanya anak memang begitu kalo sedang adaptasi ditempat baru. Baru kemaren juga saya merasa jadi bule beneran dimana sarapan pake sereal dan makan siang plus malam pake pasta atau roti-rotian. Baru kemaren saya frustasi karena belum menemukan sense dalam memasak di daerah rantauan yang baru ini. Rasanya apapun yang saya masak tidak enak. Apapun yang saya olah rasanya aneh dan tidak sesuai harapan. Ya, rasanya itu semua baru kemaren 🤔🤔🤔

Menjalani hidup sebagai pendatang di sebuah negeri maju negara adidaya membuat saya memiliki sedikit (atau mungkin banyak) rasa bangga. Bangga yang saya berharap tak membuat saya sombong. Bangga yang membawa saya pada sebuah rasa syukur.

Fase dimana saya masuk dalam sebuah euforia hidup berupa posting foto yang membuktikan bahwa saya, putri, dan keluarga sekarang sudah berkumpul dan kami sekarang tengah berada di benua Amerika pun saya lalui. Ya, euforia. Saya terbuai dalam fase hidup baru dimana tak semua orang diberikan kesempatan memiliki garis takdir seperti ini. Ah ... astaghfirullah ...

Apapun itu, soal rasa dan asa semoga saya selalu diberi petunjuk sehingga bisa terus bersyukur tanpa ujub dan juga bisa terus berbagi tanpa harus menyakiti (biar pas aja akhirannya ... hahahahaha)

Balik lagi soalan Buckeye Village (BV). Saya pernah berbagi soal rencana penghancuran kawasan apartemen ini ditulisan saya yang ini. Dan jujur, rencana penghancuran itu membuat saya melow. Merasa apa yang baru saya peroleh direnggut. Merasa kenyamanan diusik dan merasa disadarkan bahwa hidup indahmu tak selama nya mulus selagi kamu masih di dunia.

Ya, itu renungan saya. Kan lagi melow ceritanya. hehehe ...

Karena kemelowan plus cuaca mendung hari ini menggiring tangan saya mendokumentasikan  semua hal yang terdapat di BV ini. Semua hal saya jepret. dengan engel yang berbeda-beda. Saya ingin suatu saat foto itu bisa bercerita tentang hidup yang pernah ditakdirkan pada saya dan keluarga saya. Karena suka ataupun duka yang kami lalui, itu semua adalah kenangan yang sudah tertoreh dalam garis hidup kami. Sehingga perlu cerita hikmah di dalamnya. Yang bisa mengantarkan kita dalam sebuah perenungan.

Columbus, 26 Maret 2017

NB: foto di tulisan ini salah satu hasil jepretan melow hari ini .. engel mengarah ke unit apartemen kami ... huaaaaaaa ... jangan dihancurin dooooonk 😭😭😭

Silaturahim

Sabtu, 25 Maret 2017
3 hari yang lalu saya dihubungi seorang teman dari kota tetangga Columbus, Dayton. Beliau menyampaikan ada teman orang Indonesia yang kuliah di Urbana, illinois state butuh tampat untuk menginap. Tanpa pikir panjang saya menyanggupi dengan catatan. Catatan apa? Catatan karena saya ga punya kasur banyak untuk bisa menyediakan kamar yang pas untuk keluarga dengan 2 anak SD. Setelah ngobrol-ngobrol fiks lah seorang teman dengan keluarga nya ini singgah ke gubuk kami 😄 #majasbangetyaaaa
Hidup di Amerika memberikan banyak pengalaman baru buat saya. Terutama pengalaman terkait kehidupan sosial seperti bagaimana bertetangga, bagaimana menjalin pertemanan, dan bagaimana menjaga silaturahim terutama dengan sesama orang Indonesia. Dimana kita semua disini adalah saudara, saudara seperantauan, begitulah paling tidak.
Terbiasa hidup nomaden selama di Indonesia dengan nebeng orang tua dan mertua membuat saya minim pengalaman dalam hal kehidupan sosial. Kehidupan saya sebelum ke Amerika hanya sebatas rumah orang tua atau mertua dan beberapa bulan di rumah kontrakan sendiri yang notabene tetangganya keluarga muda seumuran saya. Dan yang pasti, saya tidak pernah punya tamu yang sebenar tamu. 🐴
Maksudnya yang sebenar tamu? Ya tamu yang memang datang berkunjung tanpa janjian, atau belum kita kenal sebelumnya, atau tamu sekedar numpang shalat atau lain sebagainya yang notabenenya belum memiliki ikatan emosi dengan saya sebelumnya. Tidak pernah. Selama di Indonesia saya hanya dikunjungi oleh teman semasa kuliah atau semasa sekolah, reuni atau temu kangenlah mungkin bahasanya. Sehingga persiapan nya saya santai. Temen deket ini. Tinggal siapain makanan cemilan dan minuman, beres. Kalo pun mau diajak makan makanan berat tinggal ajak masak bareng kaya jaman sekolah dulu 😄
Nah, balik lagi ke Amerika. Selain diajarkan bagaimana bertetangga dan bersosialita (halah bahasanya) dengan teman-teman satu negara, saya juga diajarkan bagaimana menjalin silaturahim. Bagaimana setiap individu itu adalah ilmu yang bisa kita petik darinya jika kita mau memetik ilmu dari mereka berkisah dan bercerita.
Setelah mendapati pengalaman dengan program pengajian rutin keluarga besar Indonesia di Columbus, saya akhirnya memperoleh pengalaman baru di inepin. Pengalaman yang membuat saya rada deg-deg an karena kami tidak saling kenal tadinya. Banyak kekhawatiran yang muncul ... khawatir kalo saya ga sopan atau berprilaku tidak menyenangkan sebagai tuan rumah. Atau sebaliknya, dapet tamu yang aneh bin nyeleneh ... hahaha ...
Alhamdulillah ternyata tamu yang satu ini tamu yang mature alias sudah dewasa tingkat akhir. Hihihihi. Bayangkan! 2 hari nginep di rumah banyak ilmu yanh saya dapat dari beliau. Mulai dari ilmu bertahan hidup dalam berbagai kondisi, ilmu bisnis, ilmu mendidik anak, sampai ilmu memasak cireng dan cimol😆😆😅😅😅
Saya meyakini, setiap manusia dengan segala kelebihan dan kekurangan menyimpan hikmah yang siap kita petik untuk dijadikan pelajaran jika kita mau mempelajarinya. Karena pelajaran hidup tak selalu ada dalam kebaikan, melainkan dalam keburukan sekalipun. Tinggal bagaimana cara kita menyikapinya sehingga bisa dijadikan hikmah dan pelajaran hidup.
Terimakasih teteh sudah menyemangatiku untuk menjadi ibu tangguh multitasking dan bersemangat tanpa pandang usia ... dan juga sudah menyalurkan energi positif kepada diriku bahwa hidup itu untuk dinikmati dan tentunya disyukuri agar kita semakin mendekatkan diri pada ilahi Rabbi 😍😍😍😍

Tempat Wudlu di Amerika

Selama di Amerika saya baru 2 kali masuk masjid. Pertama saat Idul Adha tahun lalu, yang kedua kemaren, saat jadi tour guide ala-ala untuk teman asal Indonesia yang kuliah di Urbana, Illinois state.

Nah, masuk ke lokasi tempat wudlu nya, ini pengalaman pertama saya. Kesan pertama saat memasuki tempat wudlunya adalah "luar biasa nyamannyaaaaaaa".

Berwudlu bak seorang tuan putri atau raja. Dimana ada bangku khusus di depan kran kita. Ah saya memang berlebihan tampaknya. Tapi saya mencoba membayangkan, andai di Indonesia seperti ini. (atau mungkin sudah ada di beberapa mesjid?)

Tempat wudlu di mesjid Noor yang terletak di kota Columbus ini sepertinya di desain untuk kenyamanan semua pihak. Termasuk pihak difable. Memang dengan adanya fasilitas eskalator untuk mesjid yang hanya memiliki 2 lantai ini menandakan bahwa mesjid dibuat agar bisa diakses seluruh kalangan dengan berbagai macam kondisi. Mudah di akses baik oleh ibu yang memiliki bayi dan balita atau pun buat saudara kita yang memiliki keterbatasan fisik. Masya Allah 😍😍😍

Dipikir-pikir, andai Allah memberi kelebihan rejeki, ingin rasanya hati ini wisata mesjid keliling Amerika. Mendokumentasikan mesjid-mesjid rumah Allah di negara adidaya, negara penguasa.

Semoga Allah kabulkan ...

"...the more that you learn, the more places you will go" (Dr. seuss)

Columbus, 24 Maret 2017

Resep Pempek Palembang di Amerika

Jumat, 24 Maret 2017

Akhirnya setelah 3 kali eksekusi, eksekusi ketiga alhamdulillah berhasil 😃😃😃

Senang senang senang rasanya ... Saya yang memang tanganya agak kurang cekatan soal masak memasak baking membaking terasa begitu sangat bahagia mendapati kenyataan ini #lebay.

Dalam tulisan kali ini saya hanya ingin berbagi resep yang saya pakai dalam mengeksekusi mpek mpek Palembang dengan bahan-bahan subtitut di Amerika.

cekidot!!! Eh sebelumnya thanks to Mba Tuntas udah bagi-bagi resepnya setelah sebelumnya berbagi mpek mpek nya saat kunjungan ke Dayton 😘😘😘

🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯

Resep Pempek ala Mbak Tanti & Mba Neni (Columbus, OH)

Ikannya pake tilapia Kroger family size (2.5 Lbs). Bagian tengahnya (yg hitam) diiris dan sisihkan untuk pempek adaan (pempek bulat yang langsung digoreng, tanpa direbus dahulu).

Utk pempek rebus:
-Campur semua bahan dalam food processor
(2 Lbs tilapia, 2 putih telur, 2,5 sdt garam, 2 sdt gula),
- Blender sampe halus.
- Masukkan 1,5  - 2 cup tapioca flour (mbak Tanti pakai 2 cup)
- Untuk membentuk, sendokan adonan ke atas talenan yg sudah ditabur sedikit tepung tapioka. Bentuk sesuai selera.

- Kuning telur bisa dikocok untuk isian pempek telur (pempek kapal selam kecil) atau dibiarkan utuh untuk membuat pempek kapal selam (pempek kapal selam besar).

Utk pempek adaan, bahannya sama. Takarannya kira2 aja. Tapi jumlah garamnya dikurangi, jangan banyak2 seperti yang rebus, karena bisa keasinan. Tambahkan bawang goreng dan daun bawang. Bentuk dengan tangan seperti bikin bakso (atau diambil dgn sedok) dan langsung cemplung dalam minyak panas. Goreng sampai kuning keemasan.

Ini saya ada resep yang versi mbak Neni Triana Syahril.

Berikut resep pempek rebus ala mbak Neni:
- 2 Lbs Tilapia (bisa beli murah di Aldi atau Walmart). Bagian tengahnya dipotong dan disimpan untuk pempek adaan (pempek goreng).
- 1 Lb Tapioca
- 1 sdm garlic powder
- sedikit mrica
- 2 sdm garam
- 1 sdm gula pasir
- 2 butir telur (whole eggs).
- sedikit minyak.

Caranya buatnya sama dengan yang punya mbak Tanti.

Catatan:
- Untuk pempek adaan, garamnya hanya pakai sekitar 1 sdm (setengah resep pempek rebus). Lebih dari itu bisa keasinan
- Untuk garlic dan mrica, sebenarnya opsional di pempek rebus. Kecuali di pempek adaan, garlic dan mrica justru buat penambah gurih. Menurut mbak Neni, garlic dan mrica itu bisa mengurangi amis.
- Kalau punya kelebihan putih telur. 3 putih telur = 1 whole egg.
- Yang tekstur-nya paling pas memang tilapia. Kalau pakai swai lebih basah teksturnya. Jadi susah kalau mau dibentuk kapal selam. Kalau untuk lenjer atau adaan, gak ada masalah :)

🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯🌯

Nah, saya pakai resep di atas. Kegagalan di 2 kali eksekusi pertama bukan karena resepnya yang ga pas. Tapi saya nya yang tidak taat resep. Terutama cukonya. Berhubung gula jawa disini muahaaaaaal. Dan saya doyan bikinan klepon sementara gula jawa yang saya punya terbatas tapi selera pengen pempek sama klepon, akhirnya saya korbankan cuko pempek hanya di gula jawa in sebagai pewarna. Saya oplos sama gula pasir. Alhasil? Cuko di eksekusi pertama masih mending di eksekusi kedua. Karena di eksekusi kedua bumbunya juga tidak lengkap 😂😂😂

Oh ya, resep yang saya share di atas saya praktekan di eksekusi ketiga dengan kolaborasi resep mba tanti dan mba neni.

Jadi resepnya jadi begini.

2lbs Tilapia potong-potong dicampur dengan semua bahan bumbu
👉 bawang putih yang sudah dihaluskan 1/2 sdm
👉 merica (saya pake merica item karena ga punya yang putih hehehe) secukupnya
👉 garam (takaran mba tanti)
👉 gula (takaran mba tanti)
👉 2 putih telur (kuning telur untuk isian kapal selam)

Teknik pembuatan seperti yang tercantum di atas.

Sedikit berbagi dalam pencetakan pempek. Dimana adonan akan doyan lengket ke tangan. Plis jangan skip penaburan tapioca ke talenan. hehehe ... Ternyata saya eksekusi pertama dan kedua ga pake teknik ini, males ngotorin talenan ceritanya. Alhasil, permukaan pempek saya ga mulus. Heu ... tapi pas eksekusi ketiga ... permukaannya lebih mendekati pempek abang-abang di Indonesia alias mulus.

Nah untuk kapal selam, teknik melubangi bagian tengahnya dibantu dengan jari kita yang diolesi sedikit minyak diujung jari. Sedikit aja ya ... kalo banyak-banyak tangan nanti malah licin dan jadi kesulitan buat mencetak kapal selamnya.

Tantangannya dalam pembuatan kapal selam, dimana si telur suka kelebihan saat permukaan atas lubang mau di tutup. Selain membuang sedikit putih telur nya (bisa gunakan kuning telur aja kaya saya biar ga mubazir sisa telur adonan .. hehehe) bisa juga dengan membuat lubang lebih besar dengan permukaan pinggiran pempek agak sedikit tipis. Teknik ini memudahkan kita menutup permukaan atas pempek setelah diisi telur. Dan pempek jadi lebih indah bentuknya alias ga terlalu bengkak ga beraturan. #pengalaman

Oh ya, untuk pembuatan cukonya resep yang saya pake: (masih resep Bu Tanti hasil share oleh Mba Tuntas👉 FYI, semua adalah orang Indonesia yang sedang tinggal di Amerika)

- 1000 ml air,
- 2 blok gula merah.
- Asam jawa dgn ukuran kira2 1 x 1 inci atau 1,5 x 1,5 inci.
- 10 butir cabe thai
- 6 butir bawang putih.
- vinegar sesuai selera (bila suka asam)
- Garam kira2 1/2 sdt

Resep cuko ini menurut saya uenaaaaaaak banget. Kalo sisa masih bisa dimakan sama tahu goreng (jado kaya makan tahu gejrot) atau nasi goreng (ala ala nasi goreng Padang) atau bisa juga buat dimakan dengan cireng atau cimol (doooooh jadi laper).

Dah dulu ya ... Merantau memang membuat kita jadi lebih besar niat untuk memenuhi kebutuhan yang agak susah dipenuhi karena keterbatasan. Terutama kebutuhan soal makanan. 😂😂😂

Semoga manfaat ya ..🤗

Columbus, 24 Maret 2017

Hobi Baru

Beberapa minggu yang lalu atau mungkin sudah 1 bulan yang lalu, saya memiliki kesukaan baru, fotografi.

Entah bisa dikatakan hobi atau tidak, yang pasti saya lagi suka. Dan sebenarnya, sejak berteman dengan seorang teman jaman kuliahan dulu dimana doi sukaaaaaaaaa banget fotografi sudah membuat saya menjadi suka (juga) dengan fotografi. Namun saya yang pada dasarnya 'flat people' (bukan temennya teori flat earth ya) alias orang yang datar susah dipancing (kaya ikan), saya hanya mentok menjadi penikmat hasil fotografi saja. Hasil foto sendiri??? Suka bikin saya nyun manyun 🙈

Tidak hanya di fotografi saya datar, di dunia menulis pun demikian. Nyemplungin diri di berbagai komunitas kepenulisan sudah saya lakukan. Memang belum optimal, dan sama hal nya dengan fotografi, saya mentok hanya menjadi penulis amatiran ... yang hanya menorehkan blog nya dengan aneka curhatan ringan dengan sesekali selingan resep makanan atau puisi gombal dan sedikit review. Tidak lebih. Bahkan jika googling judul atau tema atau bahkan judul kumplit blog saya tanpa link di google, dijamin yang muncul duluan bukan blog saya 😂😂😂

Itulah kesenangan atau kesukaan tanpa ilmu...

Sampai akhirnya saya merasa, ya Allah ... saya teh demennya apa? Saya kalo sudah besar (sekarang emang belum besar????😱😱) mau jadi apa???? Kenapa saya kalo suka ini cuma mentok di level pemula terus ... dari saya kecil ya Allah ... misal nya saat saya gabung pramuka, drumband, teater, penulis cerpen remaja, semua hal yang saya senengin ga pernah lanjut jadi sebuah karya yang bisa nyenengin hati saya ya Allah ... gimana bisa nyenengin hati orang-orang ... gimana caranya biar saya jadi orang yang manfaat??? #mulaigalau

Oke! 😎 ada hal yang saya skip dalam kehidupan saya (pasang wajah serius). Rek korek, li gali ... sampai saya ngos ngosan sendiri dan "Tuhaaaaaaaaaaaan" teriak saya perih (ala ala drama sinetron atau pilem FTV), "apa yang salah dari dalam diri ini sehingga mendekati usia yang tak lagi muda saya masih menjadi manusia yang tak tentu arah dan tak tau arah jalan pulang" (lah kenapa jadi lirik lagu 🤔🤔🤔) maksudnya belum memiliki manfaat bahkan untuk diri sendiri. 😭😭😭

🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵
Perjalanan hidup memang pada hakikatnya perjalanan batin. Bahkan untuk bisa mengaplikasikan "kuntum khairu ummah!!!" aja kita butuh perenungan tak sekedar angguk anggukan berwibawa tanda mengerti saja. Perlu usaha ... perlu kesungguhan ... perlu niat.

Dan inilah dia, hobi baru buah dari perenungan panjang. Saya tidak menamai nya passion atau minat atau bakat. Cukup hobi saja. Kesenangan. Atau sesuatu yang mampu membuat saya terlahir kembali menjadi manusia. Manusia yang hidup dalam pemaknaan bukan kehampaan.

Yah! Hobi jepret jepret (fotografi itu terlalu dini sebenarnya untuk saya nisbatkan sebagai passion ... karena ilmu fotografi itu masih sebesar debu yang saya tau). Dimana hobi ini merupakan ide awalan dalam saya menulis.

Sinergitas yang sempurna!!! Dan ini baru terkuak pemirsah!!!!

Sebelum saya benar-benar nyemplung menggunakan teknis belajar otodidak di fotografi dengan style 'amati, imitasi, dan modifikasi' saya memang selalu memulai menulis blog dengan memilih terlebih dahulu foto yang nantinya akan saya jadikan cover tulisan saya di blog saat di share ke medsos. Namun selama ini saya masih sembarang jepret dan segala hal di jepret. Kalo lagi beruntung dapat engle mantep, kalo lagi ga beruntung ya dapet foto yang entah apa 😂😂😂

Perjalanan untuk menjadi manfaat itu masih panjang. Hal yang terskip dalam hidup saya itu adalah kelurusan niat dan keberkahan ilmu. Ya! Untuk sementara saya masih terus diasah sama Allah agar lurus niat dalam manfaat dan berkah ilmu dan menjaring ilmu untuk manfaatnya.

Semua hal itu adalah guru. Perlu keberkahan agar apa apa yang terjadi dalam hidup kita bisa kita petik sebagai ilmu kehidupan. Jika berkah, maka in sya Allah niatan pun untuk menjadi manusia bermanfaat tak lagi pakai kacamata duniawi tapi ukhrawi. In sya Allah ...

Janganlah berlebihan menyukai sesuatu dan jangan pula berlebihan dalam membenci sesuatu. Karena suka dan benci itu beda tipis.

Columbus, 23 Maret 2017

Buku-buku Zaid Ziad

Selasa, 14 Maret 2017

Saya dan suami kalo dibanding-bandingin ya sama orang tua lain memang termasuk orang tua yang hmmm .. apa ya ... hmmm ... gitu deh.

Contohnya saja soal buku. Kalo diadain perlombaan koleksi buku terbanyak balita, dijamin kami ga masuk nominasi 🙈. Bukan saya bangga dengan semua ini, miris tepatnya.

Tapi eh tapi ... dibalik kemirisan ada faktor penyebabnya. Mungkin bukan faktor utama, tapj jadi faktor pendukung yang membuat saya dan suami akan berfikir ribuan kali untuk membelikan sesuatu untuk anak. Apapun. Termasuk buku.

🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵🏵
Alkisah, seorang anak lelaki kecil yang tinggal di sebuah desa kecil bernama Kananga. Letaknya di kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Lelaki kecil ini memiliki segudang harapan dan cita. Dan tentunya juga memiliki keinginan akan sesuatu yang disenangi anak kecil. Sebut saja mainan.

Dalam memperoleh apapun yang dia inginkan, dia tidak berani meminta kepada kedua orang tua nya. Bahkan setelah uang jajan pun dia sisihkan, tetap saja dia tidak berani membelikannya pada hal yang dia suka. Entah mengapa. Hingga secara tak sadar, dia pun tumbuh menjadi anak yang berjuang sendiri untuk semua yang dia butuh dan dia mau. Tanpa mau merepotkan orang tuanya sedikitpun.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Sekarang lelaki kecil ini sudah menjadi ayah. Suami saya ... hehehe ... Apapun yang saya ingin beri kepada anak-anak selalu diusahakan terlebih dahulu cara lainnya. Alias jangan langsung beli. Tak jarang saya pake jurus ngambek dulu baru dibelikannya anak-anak. Setelah diskusi panjaaaaaang tentunya. Disatu sisi saya kesal, kok kesannya jadi kaya pelit. Tapi disisi lain ternyata membuat anak-anak tumbuh menjadi anak-anak yang ga asal mintak ke orang tua.

Ya begitulah Abi kalian anak-anak. Umi juga pelit ... Abi penuh pertimbangan. Jadi wajar ya kalo kalian cuma punya sedikit mainan dan sangat sedikit buku. Mainan atau buku baru akan kalian dapatkan setelah delayed gratification yang berbulan-bulan. Maklum saja, Abi saja belum memberikan gratifikasi kepada dirinya melainkan hanya berupa makan di restoran enak atau sekedar membeli makanan enak untuk dibungkus pulang dan kita makan bersama.

Kalian Umi lihat menikmati sekali dengan cara hidup kita yang seperti ini. Meski umi dan abi ga sesaklek kakek almarhum, atau juga tidak sepelit oma hehehe.. (peace omaaaa) ... tapi umi abi hanya berusaha memberi sesuatu berdasarkan apa yang kalian capai.

Tapi ternyata ada sedikit evaluasi. Bahwa untuk buku, kami tidak akan membatasi nya lagi melainkan hanya sekedar pembatasan jenis buku. Kalo jumlah, jug sebanyak banyak yang kalian mau. Asal tetep dengan duit kalian sendiri ya.. hihihihi ..

Tumbuhlah di atas kaki kalian sendiri, dengarlah nurani kalian sendiri. Karena sesungguhnya, kalian lahir utuh bersama diri kalian sendiri yang sudah dibekali pesan dari ilahi Rabbi ...

Umi Abi hanya wasilah dalam tumbuh kembang kalian ... yang selalu kami sertai doa doa kebaikan ... semoga hidup kalian berkah ya cakep-cakep nya umi ... 😘😘😘

Columbus, 7 Maret 2017

Oemar Said Tjokroaminoto: Belajar Hijrah

Aktivitas selama sakit kemaren ya nonton pilem inspiratif. Hehehe ... Dari pada ga ngapa-ngapain sama sekali. Yekan yekan yekan yekan ...

Nah setelah SYTD, saya sama suami beranjak pada kisah biografi guru bangsa, bapak Raden H. Oemar Said Tjokroaminoto.

Film yang cukup berat buat saya yang tidak terlalu paham sejarah. Tapi menarik untuk saya yang menyukai kisah-kisah inspiratif.

Ada satu kata dalam film ini yang menjadi landasan utama pemikiran Tjokroaminoto. Hijrah!

Kata Hijrah ini merupakan nasehat dari kakek beliau yang dalam perjalanan politik beliau selalu dibayang-bayangi kata ini. "Kemana hamba harus berhijrah ya Allah ..." begitulah lebih kurang rintihan kebingungan Tjokroaminoto yang digambarkan dalam film ini.

Diawali dengan keperihan hati nya melihat penderitaan rakyat Indoesia dibawah jajahan pemerintah Belanda, Indonesia yang kala itu disebut negara Hindia Belanda ditindas. Tjokroaminoto gaduh. Hatinya berontak. Nuraninya menolak untuk diam.

Mulailah perlawanan yang dilakukan Tjokroaminoto dengan meminimalisir kekerasan dan mengedepankan ilmu dan wawasan. Memanfaatkan politik etis Belanda, perlahan mulai bermunculan para cendikia bangsa, pemikir yang mendedikasikan dirinya untuk menyelesaikan permasalahan bangsa.

Ah, film ini sungguh heroik menurut saya. Terlepas dari minim nya pengetahuan saya tentang sejarah. Tapi pesan yang saya mampu tangkap dalam film ini bahwa perjuangan lebih panjang umurnya dari sang pejuang itu sendiri. Jika setiap pejuang bangsa berorientasi hasil, mungkin tak bisa kita hidup dalam negri yang merdeka seperti sekarang.

Untuk kita yang saat ini tertakdir ada, berkarya tak peduli apa. Agar kedepan anak cucu kita bisa berbangga ... dan agar raga kita pun bisa menapaki surga. Aamiin ...

Columbus, 13 Maret 2017

Surga yang Tak Dirindukan: film review

Kemana aja baru nonton SYTD??????

Ga kemana-mana. Ada aja di bumi Allah ... hehehehe.... Maklum, bioskop ga segampang di Bandung. Pilem ini diputar jaman ane lagi di Payakumbuh, kota kecil yang belon punya bioskop. Ah tidak cukup penting membicarakan keberadaan bioskop. Nyok kita bicarakan soal ini pilem.

Apa kesan pertama saya saat menonton film ini? Drama!!! Eits, review ini catatan pribadi aja yaks. No offense.

Saya menyadari bahwa kehidupan ini memang drama adanya. Dan SYTD gambaran salah satu drama entah mirip kisah siapa. Gara-gara film ini, ibu-ibu muda kaya saya alhamdulillah memperkuat doa agar keluarga kecil kami tak diberi ujian berupa 'ini'.

Tapi ..... jika kita mau melihat dan menelisik pesan moral dalam film ini. Sungguh saya terenyuh. Bahwa benar, hidup tak selamanya urusan menghidupkan dongeng indah kita saja. Karena hidup adalah berbagi dan taat akan garis takdir yang sudah disuratkanNya. Jika kita melawannya, tunggu saja ke-cape-an nya.

Pernah naik roller coaster? Nah, kalo ga mau cape bin pusing bin takut, ilmu naik roller coaster ini kata papa saya ya pasrah. Ikuti kemana badan bergerak. Jangan dilawan. Rileks. Hadapi dan tataplah dunia. Disaat kita berhasil melakukannya, indah yang terlihat. Saya pernah melakukannya? Belum 🙈😁 Baru sekali naik roller coaster dan eike 100% merem dari kenyataan hidup😂

Dalam menghadapi kenyataan hidup tampaknya juga kita bisa memakai ilmu pasrah ini. Agar tidak terus-terusan menutup mata dari kenyataan yang harus dihadapi, dan agar tubuh kita lebih menikmati geraknya tanpa perlu kita lawan dengan rasa panik dan takut kita.

SYTD, memberikan kepada saya sebuah makna bahwa pasrah, atau ikhlas dalam menjalani hidup akan membawa kita pada arus hidup yang lebih indah. Paling tidak akan membawa kita pada kedekatan yang teramat dekat dengan Rabb kita, Allah swt. Sebaliknya, penolakan hanya berefek pada kesehatan karena tubuh melawan gerakan alaminya. Alhasil, cape dan biasanya terserang penyakit.

Berhusnudzon pada takdir Allah dan kembali meluruskan niatan hati yang sempat membelok dalam menjalani hidup itulah poin utamanya. Karena hakikatnya manusia itu lemah. Allah lah yang membuat kita kuat. Jika kita merasa hebat, maka istighfar lah ... karena hebat nya kita karena Allah yang mengkaruniakannya ...

Ah SYTD ... nonton pilem ini bikin saya ingat kembali mimpi saya yang ingin mendirikan rumah singgah ...

kemana ya Allah hidup ini akan Kau arahkan ... hamba pasrah ... lillah ... jagalah hamba dan keluarga hamba ... aamiin ...

Columbus, 12 Maret 2017

Tak Selamanya Yang Banyak itu Baik

Hidup di akhir zaman itu harus kuat-kuat doa. Rajin-rajin ibadah dan banyak-banyak merenung. Kalo cuma berbekal ikutin aja dimana orang ramai, siap-siap aja terjebak pada kerumunan manusia tak tentu arah.

Huft ...

Di jaman sekarang, hitam dan putih itu bias. Banyaknya abu. Bahkan abu pun sudah susah teridentifikasi. Jika tak nyaring-nyaring mendengar nurani, habislah diri ini.

Tak selamanya yang banyak itu baik. Menjadi asing di tengah keramaian orang itu terkadang lebih baik ketimbang menjadi terkenal karena disenangi orang. Karena yang baik itu bukan apa kata manusia, tapi apa kata Tuhan kita. Jika terus menerus menurut apa yang ramai orang lakoni, bisa-bisa terseret kita pada arus manusia dan hiruk pikuk dunia.

Tak selamanya yang banyak itu baik. Baik atau tidaknya kembalikan pada nurani di dalam dada. Begitu ya anak-anak ... 😘😘😘🤗🤗🤗

Columbus, 11 Maret 2017

Jumat barokah

Belajar Huruf

Setelah melewati fase belajar warna dan angka, sekarang saatnya kita masuk belajar huruf. Umi ga punya cara khusus. Apalagi pasca sakit begini mengatur semangat yang sebelum sakit saja memang sudah melempem butuh usaha keras. Hiks ...

Tak apa. Mulai saja dari yang sederhana. Tempel semua huruf yang ada di tempat yang sangat sering kalian liat. Yups!!! Disekeliling schedule kalian. Dan kita nyanyikan bersama-sama kapan pun kalian mau.

Tunjuk 1 huruf yang kalian suka. Kita cari kata dari huruf itu. Berapa banyak kata yang kita kumpulkaaaaaan ... Yeeeeee

Zaid pilih A
Ziad pilih D

Apple
Art
Airplane

Dog
Dolphin
Dark

Ayo apalagi ZaZiiiii ....

Ca baca lis tulis ... Allah yang menggiring langkah kaki gerak tangan kalian ... Berkahi ya Rabb ... bimbing hamba ...

Columbus, 8 Maret 2017

Nikmat Sehat disaat Sakit

Senin, 13 Maret 2017

Ketika diberi waktu lapang, suka nya lena. Disaat diuji sakit, tiba-tiba waktu menjadi begitu sangat sempit. Sangat jauh terasa bahwa sehat itu adalah nikmat.

Ya, begitulah saya manusia. Menyadari nya tatkala raga tak lagi kuasa atas haknya.

Tubuh tumbang sedari kemarin, tepatnya hari senin pasca bermain bola basket. Memang dasarnya tubuh tidak fit, diajak gerak dikit langsung tumbang 😭 Demam yang diikuti meriang, sakit kepala dan ingus yang perlahan mulai meler deras. Tenggorokan rada sakit tapi alhamdulillah nafsu makan masih kuat 😆

Selama menjadi Ibu dan istri, saya sangat menghindari yang namanya sakit tergoler alias sampe parah yang menyebabkan asap dapur berhenti ngebul alias ga ada yang masak. Tapi apadaya, Allah telah berkehendak, setelah saya merasa baikan di esokan hari nya tapi malamnya saya kembali jatuh tumbang malah lebih parah.

Jadi total hari saya sakit Senin, Selasa malam, sama Rabu. Sampe Tulisan ini dibuat alhamdulillah kondisi makin membaik hanya sisa sakit tenggorokan akibat batuk kering yang melanda.

Nikmat sehat itu ya akan dirasa disaat sakit. Dikala sehat, sukanya kita lupa rasanya. 😅 Alhamdulillah masih dikasi sakit sama Allah ... bisa jadi merenung dan tafakur. Meski produktifitas merosot tajam kebawah, tapi tetap ada hikmah dibalik semua kisah.

Columbus, 9 Maret 2017

Resep Perkedel Kentang Padang

Selasa, 07 Maret 2017

sep resep sep resep 😆

Kali ini ngomongin perkedel. Kenapa sih pake bilang Padang. Emang sama perkedel kentang yang lain beda?

Saya sih ga tau ya. Cuma taunya, perkedel di Sunda itu botak, kalo perkedel di Minang itu berenda. Hehehe ... Enakan mana? Kata saya sih enakan perkedel Padang 🙈 Eh tapo enak-enak aja sih atas nama makanan mah😅

Resepnya apa? Cekidot ya .. simple dan gampang... #sombooooooong

Bahan:
🌺Kentang 5 biji
🌺telur 1 butir
🌺daun bawang (karena saya males, cuma pake bawang goreng sisa beli yang sering digado suami 😆)
🌺garam secukupnya
🌺merica secukupnya

Cara membuat:
Goreng kentang hingga empuk. Preteli kulitnya dan tumbuk halus. Masukan daun bawang, garam, dan merica. Aduk rata. Koreksi rasa. Kemudian bulatkan hingga berbentuk perkedel (terserah sih bentuknya mah .. hehehe). Kocok telur, lumuri kentang yang sudah dibentuk kedalam telur, goreng dalam minyak panas api sedang. Lakukan terus menerus hingga dirasa cukup atau bahan habis.

Perkedel kentang padang siap disantap 😎

Columbus, 6 Maret 2017

Resep Klepon Ubi Jalar

Sesekali nulis resep di blog boleh lah ya. Ini artinya saya udah kehabisan ide mau nulis apa. Karena memang tantangan menulis 1 hari satu tulisan ini cukup menantang, juga karena tidak semua pemikiran bisa dituliskan bebas begitu saja #ngeles😆

Sabtu yang lalu, saya sekeluarga jalan-jalan ke warung depan. Kebayang kan warungnya Amerika?😄 Ga sengaja saya nemu sweet potato alias ubi jalar. Sebenarnya bukan kali pertama saya membeli ubi jalar disini. Namun pengalaman pertama beli di Asian Market rada buruk. Ubi jalarnya tepos tak berisi 😑

Nah, kali ini ubi jalarnya lebih meyakinkan dengan harga yang juga lebih meyakinkan #red: mahal. 1 buah ubi $.99 alias nyaris 1 dolar alias lagi 99 sen ya.. bukan 99 dolar 😆. Oke, beli 2 dulu. Dulu langsung beli sekarung kecil seharha 5 dolar an. Sekarang beli 2 dulu, jadi kalo jelek ga nyelekit.

Nyampe rumah tak rebus. Tadinya memang mau dicemil aja jadi ubi rebus. Tapi dipikir-pikir sayang juga. Ubinya lembut, warnanya cantik. Bikin candil aja kali ya. Eh dipikir-pikir lagi candil kan lumayan ribet. Plus pake gula merah nya lumayan banyak. Dan saya ga terlalu suka candil kalo ga dicampur sama bubur kampiun alias bubur sumsum alias bubur putih. Hmmm

Taraaaaaaa ... klepon ajah! Selain udah pernah buat klepon, cemilan satu ini tampaknya akan lebih diminati orang deh (mau dibawa kepengajian ceritanya. Padahal tadinya mau bawa perkedel kentang, tapi karena satu dan lain hal dibatalkan 😆)

Yowes, eksekusi.

Bahan:

⚘Air untuk rebusan klepon dalam panci
⚘daun pandan

⚘2 buah ubi jalar ukuran sedang (rebus dan haluskan)
⚘1 cup tepung ketan
⚘1/3 cup tepung beras
⚘Gula merah 1 batang bulat (gimana yak bilangnya??)
⚘garam secukupnya
⚘air 1/2 cup atau secukupnya
⚘Pewarna makanan (boleh diskip)
⚘Kelapa parut (karena saya beli kelapa parutnya disini udah berasa, jadi saya skip kasih garam. Kalo di Indonesia biasanya saya kasih garam lagi sedikit)

Cara memasak:

Masak air yang sudah diberi daun pandan dalam sebuah panci dengan api sedang. Saat menunggu air di panci panas (tidak perlu sampai mendidih), eksekusi bahan klepon.

Campur semua bahan dan aduk rata. Tambahkan air sedikit demi sedikit sampai adonan dirasa pas untuk dicetak. Pipihkan adonan, letakkan gula merah di atasnya. Kemudian bulatkan. Masukan adonan yang sudah dibulatkan tadi kedalam air rebusan. Angkat klepon yang sudah mengambang dan lumuri dengan kelapa parut. Lakukan seperti ini hingga adonan habis. Dan klepon pun siap dihidangkan.

Klepon ubi jalar. Klepon antimainstream karena warna nya kuning. Karena klepon tak selamanya hijau 😂😂

Columbus, 5 Maret 2017

Warna Warni Jalan Itu

Minggu, 05 Maret 2017

Bukan, saya bukanlah pendakwah. Saya hanyalah hamba yang risih dengan segunung dosa. Malu menghadapi aib yang ada. Dan juga merasa hina atas papa diri yang tak jarang alfa.

Bukan, saya bukan manusia suci. Bukan pula makhluk keji. Mungkin diantaranya. Saya hanyalah manusia yang mencoba berbuat terpuji meski dalam tatih diri.

Ya, inilah jalan itu. Jalan kehidupan. Warnanya bak langit senja dalam temaram jendela berselimut warna. Terlihat indah namun tak bisa dinikmati lama. Terasa mudah melukisnya namun seringnya tertatih payah.

Segenap orang menamainya jalan dakwah. Jalan para pejuang katanya. Jujur, entah hijab dosa yang membuat diri ini semakin payah menata hati agar tak patah. Agar semangat tetap memerah. Meski kamu, dia tak lagi merekah bersama jalan dakwah ini.

Tidak, tidak usah kita namai dakwah. Sebut saja dia indah. Karena bersama di dalamnya kita menjadi indah tampaknya ... indah hubungannya ... dan indah ceritanya.

Hari ini, ada yang tertatih dalam himpitan waktu. Ya, aku tau bagaimana perihnya. Tapi mungkin aku tak tau bagaimana yang dia rasa tepatnya.

Warna warni jalan ini begitu bias hingga ku tak mampu melukis indahnya. Ya indahnya. Terkadang ingin ku terus mencoba menggurat cahayanya ... tapi sering pula ku patah dalam gurat warna nya ...

Semoga jalan ini memberi warna warni berbekas indah untuk mu .. untukku .. untuk kita. Mungkin tidak sekarang. Tapi nanti. Percayalah. Dan aku selalu berdoa agar warna warninya tetap ada selama ku masih bernyawa. Dimanapun ku ... dimanapun kita. Semoga.

Columbus, 4 Maret 2017

Spion Kematian

Sabtu, 04 Maret 2017

Saat kulihat tampaknya jauh. Namun ternyata dekat adanya. Begitu juga terkadang pikirku akan kematian. Terlihat masih jauh, namun bisa saja sudahlah dekat. Tampaknya perluku berkaca pada spion kematian. Agar ku merasa masaku telah dekat. Agar ku siap akan masa dimana ku tak lagi bisa mencetak pahala.

Bukan. Bukan ku ingin nyawaku segera dicabut. Bukan, ini bukanlah omonganku untuk diriku. Ini adalah omonganku untuk semua ... Huft ... Aku hanya menatap apa yang seringkali pikirku muncul. Menatap tapi tak terlihat. Sehingga seringnya ku tak sadar ada hal yang ku lupa bahkan abai akannya. Karenanya ku merasa butuh spion kematian. 

Ya, ku tahu nyawa pasti berbatas. Ada waktu nya ... dimana dia tak lagi membersamai raga. Ya, kutahu. Semoga baik akhirku ... akhirmu ... akhir kita.

Columbus, 2 Maret 2017

So Bakso...

Masuk awal Maret, huhuhu ... bulan ketiga tahun 2017. Artinya ini bulan terakhir dalam manajemen keuangan keluarga. hehehe ...

Hidup dibawah bantuan sponsor atau beasiswa itu sedap-sedap sedih. Hehe ... apalagi jika uang beasiswa ngocornya 3 bulan sekali (ga kebayang yang ngocornya 1 tahun sekali ...). Manajemennya itu lhoooo ... seolah punya duit banyak padahal buat 3 bulaneun ... hiks ...

Tapi disitulah pelajarannya. Ketika banyak tekanan (padahal cuma tekanan dari dalam diri doanks), ketika itulah ilmu untuk bertahan muncul (ka me ha me haaaa #sungoku 😅). Dan terwujudlah bakso iniiiiii ... (maap pengantarnya ga nyambung 🙈)  #ceritanyacurhat

Sebelumnya saya pernah bikin mie ayam sih. Tapi ga kumplit alias tanpa bakso. Nah, kemaren, penasaranlah ya sama resep basonya mba ricke (baru kenal dari komunitas @uploadkompakan di IG). Kok ya kayanya gampaaaang gitu. Dan kenyel. Udahlah cus eksekusi. Ga punya Food Processor (FP)??? Pinjam tetangga ajaaaaah 😎 #gataumalu

Kusrak kusrek .. tang potong .. cet pencet .. let bulet ... plung cemplung ... taraaaaaaaa jadilah bakso kenyel dengan citarasa yang kata saya sih enak enak ajah ... hehehe ... dan yang bikin takjub, dia kenyal pemirsah!!!!

Untuk resep klik aja link ini ya ... saya hanya kasih testi bahwasanya resep doi sangat-sangat mudah untuk di eksekusi. Terutama buat para perantauan jauh seperti kita-kita #siapa? kita.... 😚😚😚😚

Merantaulah .. katanya. Biar tau bagaimana rasanya rindu.
Merantaulah ... suruhnya. Biar tau bagaimana wujudnya syahdu.
Merantaulah ... pintanya. Biar tau kemana tempat mengadu ...

Merantaulah ... biar bisa kreatip masak demi selera dan perut yang terkadang menuntut kuliner nusantara 😆😆

Columbus, 1 Maret 2017

Selangkah menuju Dewasa Awal

Hai bungsu, 16 tahun usiamu. 1 langkah menuju dewasa awal. Tapi bagiku kau tetaplah adik bungsuku, balitaku 😆

Berkahlah usiamu ... perbanyaklah karya mu. Banggakanlah dirimu ... Guratlah senyum pada kerutan wajah yang semakin menua itu.

Mungkin ku tak mampu, tapi ku juga tengah mencoba. Ya, kita bersama tengah mencoba melukis warna bahagia di wajah mama dan papa ... Karena mereka lah surga kita. Karena merekalah pahala kita.

Ku pernah durhaka ... ku pernah kalah daya ... Namun masa menggiringku dalam renungan panjang akan makna orang tua.

Hai adik bungsu, perjalanan mu akan hidup belumlah dimulai. Di luar sini kehidupan itu keras. Mulailah berfikir mandiri. Dan seharusnya itu sejak kau baligh. Mulailah berfikir jauh ke depan. Jikapun orang tua masih mampu memenuhi kebutuhan pokokmu, maka penuhilah kebutuhan harga dirimu berupa prestasi demi prestasi. Selain bangga dirimu, bangga orang tua kita. Buat bangga pula Rabb kita ...

Selamat menua ya adik bungsu. Semoga kuat kokoh langkah mu dalam derasnya arus dunia ... semoga teguh imanmu melawan nafsu yang fana ... aamiin...

dari:
Kakakmu yang jauh disana ...
Aku dan kamu tak akan pernah berubah. Tetaplah kakak adik seperti dahulu kala

Columbus, 28 Februari 2017

Itulah Anak-anak

Masih cerita di grocery. Teman-teman pernahkan gagal fokus ketika belanja di sebuah grocery? Bukan pernah kali ya ... tapi sering 😂😂 Nah anak-anak, saat melaksanakan tugas mereka menyelesaikan belanja kebutuhan bulanan mereka, perhatian mereka pun teralihkan dengan sederetan mobil-mobilan favorit mereka, Hotwheels 😅

Zaid yang tadinya bertugas mengecek list belanjaan dan Ziad bertugas mendorong tetiba terhipnotis di sebuah pojokan. Beuuuuh ... alamat kena pajak nih eike .. pajak buruh 🙈. 

Tapi ga masalah ... setiap kebaikan pasti ada balasannya. Dan inilah reward yang berhak mereka terima setelah berbulan-bulan delay gratification saat ke mall dan mupeng liat mainan. Plus reward untuk mereka yang berusaha nice demi reward harian (red: you tube kids time) ... belikan sajalah hotwheels $99 ini ... 😁

Pengasuhan dan pendidikan anak itu ranah yang sangat kompleks dan sensitif. Berdamai dengan segala kekakuan namun tetap tegas dengan segenap doa yang dipanjatkan tampaknya itulah yang menjadi pilihan kami (saya sih terutama).

Tidak ingin dispensasi atas jackpot 2 anak sekaligus ini sih, hanya ingin menstabilkan diri yang sangat terkuras emosi dan pikirannya agar tetap normal selama mendidik dan merawat anak-anak. Mohon doanya.. 🤗


Columbus, 27 Februari 2017



Grocery Day

Alhamdulillah ala kulli hal ... maka nikmat Tuhan mana lagi yang akan kau dustakan?

Memperoleh bantuan berupa makanan untuk anak-anak tentunya sebuah nikmat. Rejeki, kalo kata orang. Meski makanannya menyesuaikan dengan gaya hidup disini, tapi masih tetap bisa kami nikmati bersama.

Nah, selama 6 bulan disini, setiap bulannya kami memperoleh bantuan berupa kartu belanja yang bisa dibelanjakan pada produk-produk makanan yang sudah disepakati. Dapatlah kami susu, roti, cereal, telur, sayuran dan buahan, peanut butter, kacang-kacangan, dan juga jus.

Beberapa waktu lalu ... saya mencoba membuat shoping list yang mudah dibaca oleh anak-anak. Jadilah gambar-gambar belanjaan yang biasa kami beli menggunakan kartu bantuan. Memasuki akhir bulan masih cukup banyak makanan yang belum kami ambil. Yasudah, jadikan saja aktivitas belajar anak-anak untuk hari ini. Ide ini muncul karena atas usulan guru anak-anak disekolah.

Aktivitas ke grocery memang aktivitas rutin. Namun saya dan suami belum memanfaatkannya sebagai sarana pembelajaran. Adapun sesekali kami hanya memperkenalkan jenis-jenis makanan secara langsung. Sedangkan anak-anak yang cara menyerapnya berbeda-beda, akhirnya menganggap rutinitas ini sebagai hal biasa. Tak punya daya tarik kecuali aktivitas belanja makanan favorit mereka 😂

Jadilah shoping list berupa gambar sederhana ini membuat anak-anak jadi lebih tahu dimana posisi makanan ini dan itu. Dan menambah kosakata baru juga buat mereka.

Andai keidean dari dulu... saya bakal lakukan sejak anak-anak bisa jalan. Karena memang aktivitas belanja merupakan aktivitas yang menyenangkan buat anak-anak. Jadi bisa diadopsi menjadi sarana fun learning 😊🤗

Columbus, 26 Februari 2017

Dan Musim pun Berganti

Hidup di negara 4 musim seolah digiring untuk memiliki cita rasa 4 perasaan. Dimana winter adalah kelabu, spring adalah biru, summer merekah dan fall memerah. Ah ini hanyalah penamaan dari saya. Bahwa musim memberikan pelajaran hidup akan perubahan. Perubahan mengikat memori dan kemudian menjelma menjadi kenangan.

Ah .. akhir-akhir ini tulisan saya penuh sayatan makna tak berbentuk. Torehan tak berujung. Entah sirat lara ataupun cita  ... yang pasti yakinnya hati bahwa rasa akan membawa makna bahwa Dia tengah merangkul kita hamba dengan cinta ... oleh karenanya dalam kelabunya winter masih disisakan terangnya mentari meski panasnya tak berarti. Oleh karenanya, biru menyelimuti spring seolah mengobati kelabunya musim lalu ... dihias penuh warna memberi kecerahan dan keceriaan. Ah musim ... betapa akan ku merindu mu kelak. Jika tiba waktu dimana hanya akan ada hujan dan kemarau.

Selamat datang biru meski disela abu ... paling tidak kau tak sekelabu salju ... karena masih ada merah kuning dan hijau warna penghiasmu ... yang dilambai lembut sang angin.

Jika dalam hariku doa padaMu agar pagiku semangat, siangku kuat, soreku selamat dan malam ku taat ... maka izinkan ku meminta agar dalam 1 tahun waktuku ke depan bisa kulalui dalam indahnya rasa apapun namanya. Entah suka, duka, cita, lara, bahagia ... karena kutau ... semua rasa hanyalah nama, sedangkan makna akan selalu ada membawa tenang di dalam dada ...

teruntuk Rabbku...

Columbus, 3 Maret 2017