MOM BLOGGER

A Journal Of Life

Aspirasi Mekonium: Sebuah Pengalaman

Kamis, 20 Desember 2018
Tak pernah menyangka sebelumnya proses hamil hingga melahirkan anak ketiga ini, saya akan dihadapkan pada kondisi medis yang lumayan bikin naik turun emosi. Setelah melewati masa-masa hamil yang cukup sulit, ternyata saya harus melewati proses persalinan yang sulit dan lama. Tak berhenti disitu, masa postpartum pun saya lewati 11 hari terpisah dari sang buah hati.

www.merisaputri.com
Sesaat sebelum pulang ke rumah
Screenshoot foto dari fotografer rumah sakit
Ga kuat beli fotonya, mahal 😂

Memang kasus yang menimpa saya bukanlah kasus berat mengingat teman seperjuangan saya disini (diperantauan) memiliki ujian yang lebih menantang. Namun kondisi yang cukup mendadak ini membuat saya harus segera tanggap dalam mengatur ritme emosi. Jika tidak, postpartum depression siap menanti 😁😅

Renungan Dikit
Beberapa waktu sebelum akhirnya memutuskan promil anak ketiga, saya dan suami memang menimbang matang-matang, mengingat kami jauh dari kampung halaman. Artinya, jika hamil, segala sesuatu harus serba mandiri. Ga ada cerita minta pulang kampung seperti jaman hamil si kembar. Siap? In sya allah siap! Jawab saya mantap.

Sematang-matangnya rencana manusia, Allah yang tetap berkuasa. Qodarullah saya melewati masa kehamilan yang cukup berat bahkan lebih berat dari hamil si kembar. Padahal saya saat itu berpikir bahwa kehamilan tunggal akan lebih mudah. Saya sangat optimis bisa melewati fase-fase morning sickness tanpa dopingan obat. Tak pernah terpikirkan sama sekali kondisi akan lebih buruk dari hamil ZaZi.

Kemantapan hatipun diuji ... terus dan terus.

Baca Juga: Hyperthyroid dan Low Potassium Saat Hamil

Mitos Bukanlah Fakta
Konon, jika kita memiliki masa kehamilan yang cukup berat, maka proses persalinan biasanya akan menjadi ringan begitu juga sebaliknya. Tak ada bukti ilmiahnya memang, sehingga tentulah ini hanya sebuah mitos 😅. Susah atau gampangnya kehamilan ataupun proses persalinan kalo kata saya, faktanya, semua adalah takdir 😁

Dan saya pun tertakdir melewati fase kehamilan, proses persalinan dan postpartum dengan keadaan yang lumayan sulit. Karena saat saya menulis tulisan ini sudah terlewati semua alhamdulillah, jadi saya bisa katakan tetap ada jalan kemudahan yang Allah berikan ternyata. Tapi kan gitu, kita suka lupa kalo sedang dalam kondisi berat mah ya 😔

DISCLAIMER
Sebelumnya saya mau disclaimer dulu. Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman saya. Adapun istilah-istilah medis, karena keterbatasan pengetahuan dan juga pemahaman saya saat mendengar penjelasan tenaga medis dalam bahasa inggris, sehingga saya menambahkan informasi yang sesuai dari beberapa link artikel. Jika ada yang kurang tepat mohon dikoreksi ya 😊

11 hari terpisah dari Zaynab, anak ketiga saya, karena Zaynab masih perlu perawatan intensif terkena aspirasi mekonium. Dan dalam tulisan ini saya hendak berbagi pengalaman saja. Barangkali ada yang bisa diambil pelajaran dan hikmahnya.

Belajar Sikit Tentang Apa itu MAS atau SAM?
Meconium Aspiration Syndrome (MAS) atau Sindrom Aspirasi Mekonium (SAM), sebuah sindrom terhirupnya cairan ketuban yang sudah tercampur mekonium oleh bayi ketika masih berada di dalam rahim. Biasanya terjadi jika usia kehamilan melewati hari perkiraan lahir, yaitu di atas 40 minggu.

Namun, aspirasi mekonium tidak menutup kemungkinan terjadi saat usia kehamilan kurang dari 40 minggu dengan berbagai macam faktor penyebabnya, yaitu:
  • Sulit atau lamanya proses persalinan
  • Kesehatan ibu saat hamil
  • Infeksi
Mekonium itu sendiri merupakan feses pertama yang diproduksi usus bayi saat memasuki usia matang kehamilan. Normalnya, mekonium keluar setelah bayi lahir. Namun, pada beberapa kasus, bayi mengeluarkan mekonium ketika masih berada di dalam rahim sebelum, selama, atau sesaat setelah dilahirkan. 

Dari seperempat bayi yang terlahir dengan cairan ketuban yang sudah tercampur mekonium, hanya 11 persen bayi yang terkena MAS. Gejalanya bisa dilihat dari warna kulit bayi ketika dilahirkan dan dari suara tangisan bayi.

Terhirupnya mekonium membuat paru-paru bayi dimasuki cairan ketuban yang sudah tercampur mekoniun. Akibatnya, bayi akan merasa sensasi panas terbakar saat bernafas. Sehingga tak jarang bayi yang terkena MAS akan sulit bernafas sampai akhirnya partikel mekonium dikeluarkan dari paru-paru. 

Semakin kental cairan mekonium yang terhirup, semakin serius penanganan yang dibutuhkan. 

Jadi, meskipun bukanlah kasus berbahaya, penanganan yang kurang tepat bisa berakibat fatal. Untuk itu, memastikan paru-paru bersih dan aliran udara masuk optimal perlu dilakukan. 

Zaynab's Journey
Saat hamil ZaZi, saya sangat menjaga dan mengingat untuk melewati proses persalinan dengan bahagia. Agar bayi tidak stres yang menjadi penyebab keluarnya mekonium saat masih di rahim. Nah entah kenapa, di hamil anak ketiga ini saya lupa sama sekali tentang hal ini. Fokus saya lebih ke menenangkan diri dengan mencari cara melewati tahapan kontraksi dengan nyaman tanpa induksi.

Kenapa ga mau diinduksi? Ga ada alasan khusus selain cuma ingin merasakan gimana sih kalo ga diinduksi tu. Karena saat ZaZi saya diinduksi.

Ternyata, takdir lupa untuk menjaga agar tetap bahagia saat menjelang persalinan membawa saya pada konsekuensi akan takdir berikutnya. Persalinan dramatis berujung pada bayi yang sempat kehilangan detak jantungnya. Tak ada penjelasan apa-apa dari dokter saat itu. Namun saya yakin, disaat itulah baby Zaynab stres dan membuat mekoniumnya keluar. Tak hanya sekedar keluar, Zaynab juga menghirupnya.


Parah atau tidaknya MAS yang menimpa bayi tergantung pada rekam medisnya. Tindakan perawatan pun dilakukan sesuai kondisi si bayi dengan tahapan prosedurnya. Dan inilah sedikit gambaran perawatan berdasarkan pengalaman dari kasus Zaynab.

Indikasi Medis Awal Terlahir
Saat awal dilahirkan, Zaynab sempat di taro di atas dada saya untuk IMD. Namun hanya beberapa detik dan Zaynab langsung di angkat karena memiliki gejala yang kurang baik, yaitu Zaynab tidak menangis sebagaimana normalnya bayi baru lahir..

Tindakan awal sesaat setelah lahir

Setelah memakan waktu cukup lama dan saya tidak bisa melihat Zaynab karena ketutupan petugas kesehatan, salah seorang provider yang menangani Zaynab menghampiri saya. Dalam kondisi tragis karena masih operasi kecil penjahitan perineum, sang provider menjelaskan panjang lebar. Yang intinya Zaynab kehirup mekonium dan bakal dirawat di NICU.

Satu hal yang saya syukuri, saya ga ngedrop emosinya alhamdulillah. Karena pas dijelasin, saya langsung teringat bahwa konsekuensi logis memang saat saya mengalami long labor bayi saya bisa terkena MAS. Ya meskipun waktu itu saya ga tau kalo istilah medisnya Meconium Aspiration. Taunya mah ketelen mekonium ee pertama bayi aja 😆.

Ternyata ketelen sama kehirup itu beda ya 😆. Justru kalo ketelen doank mah ga akan kenapa-kenapa bayinya.

Dulu saat hamil pertama, saya selalu bilangnya ketelan mekonium. Jadi dikalangan ibu-ibu sudah sangat tau ketelan mekonium itu cukup bahaya. Ternyata maksudnya kehirup ya yang bahaya tu. Apa saya aja kali ya yang baru tau hehehe.

Usia 0 hari
5 jam pasca persalinan, setelah mengisi tenaga dengan makan malam, sekitar tengah malam jam 12 saya mengunjungi Zaynab di NICU. Normalnya seorang ibu, ya kangenlah ya ma anaknya 😍😁.

Bertemu untuk pertama kalinya
Pasca persalinan

Saat berkunjung, nurse yang merawat Zaynab menjelaskan kondisi terkini Zaynab. Tentang alat apa saja yang melekat di tubuh Zaynab dan treatment apa yang sedang diberikan kepada Zaynab.

Saya tidak terlalu paham sebenarnya. Yang saya tangkap, paru-paru Zaynab akan terus dibersihkan dari partikel mekonium. Nah selang (tube) yang terdapat dimulut Zaynab kata nurse nya digunakan untuk mengeluarkan lendir dan sisa mekonium.

Lalu Zaynab diberi penutup kepala dan dihangatkan dengan penghangat untuk menjaga agar tidak hipotermia. Dikepala Zaynab terdapat alat yang menutupi hidungnya, setelah saya cari tau nama alatnya adalah CPAP (Continous Positive Airway Pressure). Fungsinya untuk menjaga sirkulasi udara mengingat bayi baru lahir suka lupa nafas atau dikenal dengan istilah sleep apnea.

Selain tube dan cpap, untuk mendeteksi saturasi oksigen di dalam darah bayi, terdapat sticker di tangan dan kaki Zaynab. Ditambah sticker pendeteksi detak jantung.

Zaynab usia 1 hari

Masuknya mekonium ke dalam paru-paru berpotensi menginfeksi paru-paru. Sehingga Zaynab saat itu diberi cairan infus untuk pemberian antibiotik.

Berapa Lama Waktu Penanganan MAS ini?
Lamanya treatment yang diberikan bergantung pada kondisi bayi itu sendiri. Ada beberapa hal yang harus dipastikan sehingga bayi diperbolehkan pulang.

Pada banyak kasus, perawatan bayi MAS hanya memakan waktu sekitar 3-4 hari. Untuk kasus Zaynab sendiri, Zaynab dirawat selama 11 hari. 

Kenapa bisa selama itu?
Karena saturasi oksigen Zaynab masih belum stabil di angka 95-100%. Prosentase saturasi oksigen Zaynab masih suka ngedrop ke angka 75-85%

Saya juga kurang paham apa itu saturasi oksigen. Tapi dari hasil baca-baca, saturasi oksigen adalah ukuran prosentase oksigen yang dibawa hemoglobin di dalam darah.

Sedangkan untuk paru-paru Zaynab alhamdulillah sudah bersih dari mekonium keesokan hari pasca Zaynab lahir. Dan usia 2 hari CPAP sudah dicabut, artinya sudah tidak perlu lagi dilakukan penyedotan lendir dan sisa mekonium. Setelah CPAP dicabut, diganti oxygen cannula.

Zaynab usia 2 hari
Di hari ini saya discharge 😔

Harapan Segera Pulang: Renungan Batin Seorang Emak
Melihat Zaynab selalu memiliki progres yang baik selama saya recovery di rumah sakit, saya jadi cukup optimis bisa pulang bareng Zaynab. Kenyataannya? Harapan demi harapan seolah memberi saya pelajaran bahwa kepada Allah tempat harapan digantungkan. Bukan kepada pernyataan dokter 😥

Dengan berat hati, hari Selasa saya meninggalkan rumah sakit tanpa membawa serta si bayi mungil. 😢

Membangun energi positif dengan pikiran positif terus saya lakukan. Bukan apa-apa, obat terbaik Zaynab ada pada ASI. Jika saya stres berlebihan, bisa berpengaruh pada produksi ASI.

Sehari setelah pulang ke rumah, keesokan harinya saya dan suami mengunjungi Zaynab untuk membawakan ASI perah sekaligus mengetahui perkembangan terbaru Zaynab. Dokter pun saat itu memberikan  harapan bahwa Zaynab akan segera pulang dalam beberapa hari.

Zaynab usia 3 hari
Hari pertama bertemu setelah saya discharge

Dengan cannula yang masih terpasang, saya tidak terlalu berharap lebih saat itu. Mengingat perlu beberapa waktu dari cannula dilepas sehingga bayi bisa dibawa pulang. Sehingga patokan Zaynab bisa pulang menurut saya saat itu adalah setelah Zaynab terbebas dari aneka macam alat dan kabel.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Keesokan harinya, tepatnya hari Kamis, Cannula Zaynab dilepas. Sebenarnya sempat perawatnya bilang belum akan dilepas hari itu karena malam harinya Zaynab sempat ngedrop lagi. Tapi setelah saya berlama untuk menyusui Zaynab secara langsung, perawat melihat Zaynab cukup stabil untuk kemudian dicoba tanpa cannula.

Alhamdulillah penantian Abang dan Uda yang sudah tidak sabar bertemu adiknya pun tak sia-sia. Jadi sebelum ke rumah sakit, saya memang bilang ke ZaZi kalo mereka bisa bertemu Zaynab.

Zaynab usia 4 hari
Kekikukan Abang Uda ketemu adik cantiknya 😄

Akhirnya untuk pertama kalinya duo kembar ini bertemu adik semata wayang mereka. Dan entah mengapa pasca pertemuan mengharukan tersebut, saya jadi terlupa untuk mengembalikan kembali harapan demi harapan kepada Sang Pemberi Takdir.

Entah rasa optimis yang terlalu berlebihan entah memang Allah ingin memurnikan hati saya dari berbagai macam hal kurang baik, yang awalnya Zaynab seharusnya memiliki progres yang cukup baik ini sudah bisa dibawa pulang tepat saat usianya 1 minggu, ternyata tak terwujud. Sehari sebelumnya, entah kebetulan entah memang terhubung. Kondisi saya saat itu sedikit ngedrop baik secara fisik ataupun emosi. Dan ternyata di waktu yang bersamaan, Zaynab mengalami hal yang sama.

Produksi ASI sesuai kondisi diri
Yang botol kecio itu hasil ASIP saat saya ngedrop

Disitulah saya mulai sadar bahwa perjalanan persalinan ini bukan sekedar perjalanan medis biasa melainkan perjalanan batin antara ibu dan anak. Entahlah! Rasa-rasanya kehadiran Zaynab memang menghubungkan ikatan yang terputus dan mengencangkan kasih sayang yang mengendor.


Pulang dengan rasa kecewa
Ya! Hari minggu itu, tepat di usia 1 minggu Zaynab, saya pulang membawa kekecewaan. Tak ada maksud hati meremehkan kasus ini. Saya berfikir bahwa inilah cara untuk mempositifkan diri. Yaitu dengan tidak memandang berlebihan kasus yang menimpa Zaynab.

Namun ternyata mungkin, cara saya kurang tepat sehingga perlu diluruskan. Bahkan saya sempat 'merutuki' prosedur rumah sakit dan menganggap penanganannya berlebihan. Karena dari banyak kasus yang saya dengar hanya membutuhkan waktu perawatan paling lama 3-4 hari untuk oerawatan bayi MAS.

Setelah mempelajari lebih detail lagi tentang MAS ini, dan berhusnudzon dengan semua pihak yang membantu proses penyembuhan Zaynab, saya pun mengumpulkan energi untuk menyempurnakan ikhtiar tanpa berlebihan dalam berharap.

Akhirnya Zaynab Beneran Pulang
Hari Selasanya. Dengan badan yang masih belum menentu dan luka jaitan perineum yang rasa sakitnya lebih aduhai dibanding pasca lahiran ZaZi, saya bertekad nginep di rumah sakit.

Saya hanya penasaran, Zaynab ritmenya selalu ngdrop di malam hari dan siang harinya stabil. Dugaan saya kayanya nih anak mulai ngeh kapan emak bapaknya datang. Selain itu saya juga pengen observasi langsung kaya gimana ngedropnya.

Foto saya ambil ketika saturasi oksigen Zaynab ngedrop

Selama di rumah sakit, ternyata memang benar, angka saturasi oksigen Zaynab anjlok drastis ke angka 75-80% sekitar jam 2 malam. Padahal anaknya kaya yang baik-baik aja.

Dokter yang merawat Zaynab hanya kontrol di setiap pagi. Perawatnya ngasih penjelasan tapi saya ga puas karena mereka kaya menjaga ga ngeluarin statemen yang berbau diagnosa. Ya memang karena itu bukan kapasitas mereka meski mereka kayanya pasti tau lah.

Saya sudah tidak sabar rasanya pengen tau kenapa bisa kaya gitu. Karena selama saya stay, perawatan Zaynab dilimpahkan full ke saya. Nurse jaga cuma ngecek tensi, suhu badan dan lama nya Zaynab ngeASI. Saya hanya khawatir cara saya menggendong, memposisikan sendawa dan lain sebagainya lah yang membuat Zaynab drop angka saturasinya.

Kata lain, saya cuma pengen tau penyebab biar saya bisa memperlakukan Zaynab agar ga bikin ngedrop saturasinya.

Akhirnya, setelah tanya sana sini secara online saat itu juga, pencerahan dari teman saya yang seorang dokter cukup membantu. Berikut beberapa hal yang menyebabkan turunnya angka saturasi oksigen:
1. Bayi tersedak
2. Bayi terlalu di dekap erat
3. Tidak disendawakan sempurna

PHP untuk kesekian kalinya
Besokan harinya, kami diminta membawa carseat untuk tes kemampuan Zaynab ketika duduk di car seat. Sesampai di rumah sakit, seorang perawat yang bukan menangani Zaynab bilang kalo dia dengar tadi pagi dokter Zaynab bilang Zaynab bisa pulang hari itu katanya. Giranglah ya saya dan suami.

Tapi karena kita sudah sangat sering di PHP in ..  jadi kita cepet-cepet kontrol diri biar ga terlalu percaya dulu sampai denger langsung. Bener aja donk, ternyata Zaynab tetep belum bisa pulang 🤒.

Saya sempet hopeless gitu. Ya udah lah kalo memang bakal lebih lama lagi dirawatnya. Yang penting mah sembuh. Saya juga mungkin dikasi waktu lebih untuk beristirahat.

Memang harapan terwujud ketika kita sudah tak bergantung kepada makhluk. Seharian di rumah sakit cukup membuat saya cape. Akhirnya saya hanya sebentar di rumah sakit.

Pertama kalinya Zaynab menghirup udara luar

Hari kamis, saya agak leyeh-leyeh. Rencananya mau ke rumah sakit agak sorean aja sepulang ZaZi sekolah. Sisa cape stay di rumah sakit dan begadang masih tersisa. Disela waktu leyeh-leyeh, saya ditelpon pihak rumah sakit yang menyatakan bahwa Zaynab sudah bisa pulang. Hah? Kagetlah saya. Ternganga bak di pilem-pilem lalu kemudian bersorak ucap syukur yang tak terhingga.

Romantisme Zaynab dan Abang Zaid
Bahasa cinta Zaid itu dalam diam dan tatapan plus perhatian 😄
Zaynab dan Mainan dari Uda Ziad

Jadi ternyata Zaynab lulus uji kelayakan dan mampu stabil selama 2 jam duduk di carseat. Alhamdulillah ... ... ... ... ... tak terkira girangnya saya saat itu. Pengen rasanya cium-cium si perawat yang nelpon 😆😅

Ga mikir mandi, saya langsung ke rumah sakit dengan sedikit perasaan harap-harap cemas. Cemas kalo sesampai di rumah sakit Zaynab kembali dinyatakan ga boleh pulang 😔. Tapi alhamdulillah, semua berjalan lancar dan Zaynab akhirnya bisa berkumpul bersama kami di rumah.

Foto penyambutan Zaynab
Alhamdulillah

Alhamdulillah bi ni'matillah.

Semoga ada hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari cerita saya ini. Jika ada kekurangan atau hal yang menyinggung, saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Semoga kita selalu diberi rahmat untuk bisa memetik hikmah dari setiap ujian hidup yang Allah berikan. Aamiin ...

Columbus, 20 Desember 2018






49 komentar on "Aspirasi Mekonium: Sebuah Pengalaman"
  1. Ikhlas adalah kunci.. (halaaah) Bisa kebayang mbak lelah fisik dan emosi. Alhamdulilah dedek Zaenah sudah berkumpul kembali. Menghias kue malah.. huehuehue..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tsaaaah mba evva ... iya ... padahal pas si kembar mrk lahir prematur alhamdulillaj sehat malah. Itulah .. ujian keikhlasan hehehe ...

      Hapus
  2. Alhamdulillah dedek Zaenab udah pulang ke rumah...semoga mbak dan Zaenab sehat selalu. trima kasih udah berbagi pengalamannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba ... aamiin ya Rabbal'alamin. Semoga ada manfaatnya ya mba 🤗😊

      Hapus
  3. Perjuangan seorang ibu ya, bagaimana bersikap sabar dan tenang ketika anak sedang tidak sehat, dan itu memang enggak mudah. Syukurlah sekarang sudah sehat kembali, semoga sehat terus ya semuanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ya Rabb ... terimakasih mba atas doanya ..

      Hapus
  4. Zaynab tetap kuat dan semangat karena rindu ingin di gendong bunda di rumah.

    Ketelan air ketuban memang berbahaya ya.

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah zaynab akhirnya bisa pulang, aku bacanya kaya diaduk aduk banget gitu itu perasaan... Sebentar dikasih harapan sebentar di PHP ini tapi Alhamdulillah akhirnya bisa kumpul juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba ... lebih perih drpd di PHP in mantan hehhee

      Hapus
  6. Subhanallah. Pasti deg2an sekali ya memantau perkembangan kondisi bayi selama 11 hari ini ��

    BalasHapus
  7. Wow..saya bacanya ikut deg2an dan bahagia pada akhirnya.. Trmksh sdh berbagi kisah ini mba.. salam hangat utk Zaynab dan kak Za-Zi ya..

    BalasHapus
  8. thx udh cerita ya mba. jadi tahu infonya.
    smeoga sehat selalu yaa

    BalasHapus
  9. Subhannallah.. perjuangan kamu dek Zaenab sangat luar biasaa... bunda putri juga sanat strongggg.. Alhamdulillah ya sekarang sudah baik-baik saja.. jadi teringat ketika 9 tahun yang lalu.. anak pertama kau ketika usianya seminggu, harus masuk NICU karen billirubin terlalu tinggu.. rasanya sedih tak terhingga melihat keadaannya.. tapi Alhamdulillah ya sekarang semuanya baik-baik saja...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah udah jadi kenangan dan anak nya sehat ya bun

      Hapus
  10. Perjuangan seorang ibu sedemikian besar yah, duh jadi keingt ibu, alhamdulillah Zaynab sehat2 dn bsa pulang dn kepangkuan kk. Sehat sllu yah dik, jadi adik paling tercantik dr abang2nya hehe

    BalasHapus
  11. Melahirkan selalu punya cerita tersendiri ya Mbak. Meski udah jadi Ibu, tiap punya anak lagi, ada cerita baru lagi. Sehat2 ya Zaynab

    BalasHapus
  12. Waah panjang ya perjalanan proses lahir Zaenab dan dibawa pulang ke rumah. Semoga Zaenab sehat selalu ya Mbaa :)

    BalasHapus
  13. Ya Allah penuh perjuangan ya mba,, sampai terbawa emosibacanya,, sehat2 ya de zaenab,,, bnyk bngt pljaran yg d ambil y mba😔

    BalasHapus
  14. Wah catatannya lengkap nih mbak. Besok kalo Zaynabnya udah gedhe dan dia baca tulisan ini pasti mewek :)

    BalasHapus
  15. Loh ternyata aku blm komen to. Padahal udah baca mekomium zaynab sampe habis kemaren ekwkwkm untungnya aku ke sini lagi dan ngcek *abaikan

    Setiap orang punya cerita masing2 tentang perjalanan hidupnya, pun terlebih wanita punya cerita ttg kehamilan dan proses persalinannya.

    Semoga zaynab selalu menjadi kebahagiaan utk keluarga ya mba

    BalasHapus
  16. Zaynab, panjang sekali perjalananmu untuk pulang, Nak. Semoga dalam perkembangannya selalu sehat ya dan menjadi kesayangan orang tua serta abang ZaZi.

    BalasHapus
  17. Now I know more about Meconum aspiration syndrome. we really have to work on that and thank you for sharing. it I hope everything is fine now

    BalasHapus
  18. Wahh saya baru tahu istilah mekonium sindrom ini, Mba. Makasih sudah menuliskan ini jadi dapat ilmu baru lagi :)

    Sehat selalu yaa, Zaynab sayang :*

    BalasHapus
  19. Anak saya kedua jg begitu mbak, katanya sempat menelan mekonium. Saat lahir kaku, enggak menangis.Masuk NICU jg.
    Banyak cerita2 serem ttg kalau menelan ketuban ini, sya sempat down juga pas itu. Untunglah gk sesuai cerita2 itu. Yaweslah pengalaman berharga, yg penting skrng sehat2 yaaa :)

    BalasHapus
  20. Wahh bahagia diending mba yah, alhamdulillah 😍 setiap anak2 memang datang dengan ujian yang beda-beda yah mba buat orangtuanya.. sehat selalu ibu dan zaynabnya... Aminnn..

    BalasHapus
  21. Barokallah ya Mba, udah komplit sekarang cowok cewek.perjuangan bunda dan adek Zaenab, masyaAllah saya jadi punya ilmu soal parenting jadinya

    BalasHapus
  22. Banyak belajar soal kehamilan di sini. Saya baru tahu juga kalau kita stress saat persalinan, si janin bisa minum air ketuban... Hmm...

    BalasHapus
  23. Perjalanan panjang baby Zaynab bisa bertemu Abang, Ibu dan Ayahnya yaa, teh...
    Semoga sehat-sehat terus sholihati nyaa Ibu...

    BalasHapus
  24. Baca ini aku jadi merenung lagi mba. Mengingat perjalanan kehamilan dan melahirkan yg aku lalui beberapa waktu lalu. Memang ya, setiap ibu pasti punya kisah istimewanya masing masing. Dan berbagi kisah jadi sesuatu yang menguatkan satu sama lain

    BalasHapus
  25. perjuangan luar biasa. aku membacanya deg2an sekali. masih ingat adikku yg melahirkan bayi yg tidak menangis, akhirnya cuma bertahan hanya 6 jam.

    sedih kalau ingat itu. tapi alhamdulillah baby zainab mampu bertahan. semoga sehat selalu ya. Selamat atas kehadiran zainab di tengah2 keluarga.

    BalasHapus
  26. Takjub liat asipnya keren. Dulu zaman Dema msh terpaksa nginep di NICU jg perah2 asip. Alhamdulillah ya Zaynab sudah akhirnya bisa lekas pulang. Sehat2 terus yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Soal asip aku ga ngoyo mba. Dan ga saklek juga ke nurse nya kalo2 zaynab di kasih sufor. Eh alhamdulillah pulang dr nicu masih ada asip sisa ..

      Hapus
  27. Masyaaallah.qadarullah saya lg mengalami nya saat ini bun, anak saya sedang dirawat di nicu karena mekonium semoga cepat pulang.sedih rasanya ketika anak udah lahir ga bisa ketemu :( salam kenal ya ibu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga ananda ananda lekas sembuh ya mba dan bisa berkumpul kembali bersama mba dan keluarga ... Hug jauh bunda 🤗

      Hapus
  28. Alhamdulillah. Luar biasa perjuangan ibu dan baby zaynab. Saat ini anak saya juga sedang di nicu karena mekonium bun. Terima kasih bun, sudah mau berbagi kisahnya. Sehat sehat terus keluarganya bun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo bu, bagaimana kondisi babynya? Semoga semakin sehat dan sudah sehat ya ... Alhamdulillah jika tulisan ini bermanfaat. Terimakasih sudah berkunjung 🙏🙏

      Hapus
  29. Ini pengalaman yg sangat penting dan brmanfaat utk di-share, trimakasih sy sangat menghargai ini , teruntuk anak2 mbak serta kluarga semoga selalu sehat dan dlm lindungan Allah

    BalasHapus
  30. Assalamualaikum bunda.. saya skrg juga sama bund sebagai ibu pejuang dengan cerita yang hampir sama dgn bunda, ibu mandiri di korsel .. saya boleh tanya2 secara privat bund.. jika tidak keberatan, bolehlah saya krm email ke bunda?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam bunda.. boleh banget mba.. lewat DM IG saja saya tunggu. Semoga saya bisa sedikit membantu 🙏🙏🙏

      Hapus
    2. Lewat email juga boleh mba 🙏🙏

      Hapus
  31. Bagaiamana keadaan zainab sekarang bu?? Udah umur berapa?kasusnya sama persis sama anak saya bahkan dirawat uda 13 hr ini bu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah zaynab sudah 20 bulan dan sehat bu.. semoga anak ibu segera lekas sembuh bu. Aamiin.

      Hapus
  32. Sama seperti yg saya rasakan skrng Bun...sudah 2hari di rawat krna ketuban tertelan,akhirny bayi sesak nafas dan biru,semoga anakku sehat kembali ya Bun..aamiin

    BalasHapus
  33. Masyaallah, sedang cari info tentang MAS dan ketemu blog mba Merisa, terimakasih sudah berbagi infonya. Membacanya sedikit menguatkan saya yg juga sedang mengalaminya, sudah 9 hari anak pertama saya dirawat. Minta doanya ya mba.

    BalasHapus
  34. Seminggu yg lalu anak saya meninggal dunia krna MAS, sedih rapuh tp ini sdh jalan Allah

    BalasHapus

Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗