MOM BLOGGER

A Journal Of Life

Image Slider

Persiapan Keberangkatan Studi di Amerika (Part 1)

Kamis, 19 Juli 2018
Berangkat ke luar negeri dalam rangka studi tentunya membutuhkan persiapan khusus. Tak hanya mahasiswanya, calon pendamping mahasiswanya (suami/istri) pun juga perlu mempersiapkan keperluan dan kebutuhan di negara rantau nanti. Apalagi bagi pasangan yang baru pertama kali merantau. Pasti ga kebayang donk apa saja persiapan yang perlu dibawa dari Indonesia, apa saja yang bisa di skip dan dilengkapi di negara rantau nanti. Belum lagi bagi pasangan yang telah memiliki atau akan memiliki momongan saat menempuh studi nanti.

From Pexels.com

Baca juga: Spouse of Students 

Secara umum, ada dua jenis persiapan yang harus dilakukan bagi setiap individu yang akan merantau ke luar negri.
1. Persiapan administratif
2. Persiapan teknis

Untuk persiapan administratif, saya baru sempat menuliskan cara aplikasi visa F2. Karena memang ini pengalaman sendiri. Untuk visa jenis lain, saya butuh tanya-tanya dulu ke suami untuk F1 dan ke teman untuk jenis J1 atau J2. Mudah-mudahan ke depan saya bisa memberikan review aplikasi visa jenis lain ini, tentunya untuk skup Amerika ya. 😉

Baca juga: Apply Visa Amerika (F2)

Nah, ditulisan kali ini, saya akan membahas hal yang sifatnya teknis. Mulai dari persiapan akomodasi, transportasi, dan keperluan lain untuk kesiapan hidup di awal-awal perantauan. Kenapa hanya di awal? Karena saat itulah para perantau beradaptasi dengan kehidupan baru. Masa-masa awal inilah yang terasa berat, lebih berat dari rindunya si Dilan #eaaaaaaa

Berhubung Amerika merupakan negara 4 musim, jadi bakal ada beberapa perbedaan persiapan yang akan dipengaruhi perbedaan musim ini. Terutama bagi teman-teman yang datang di musim dingin atau winter.

Sebagai gambaran awal, rentang waktu 4 musim di Amerika berlangsung seperti berikut:
👉 Summer: Juni-Agustus
👉 Fall/Autumn: September-November
👉 Winter: Desember-Februari
👉 Spring: Maret-Mei
Seperti halnya di Indonesia, disini ada juga sejenis pancaroba. Jadi misal, meskipun sudah bulan Maret, suhu bisa saja masih drop seperti halnya suhu winter. Bahkan tak jarang salju masih turun hingga bulan Mei. Atau saat Summer, meskipun masih bulan Juli, tak jarang cuaca justru sesejuk suhu disaat spring ataupun fall.

Jadi, hal pertama yang perlu teman-teman lakukan sebelum hari keberangkatan adalah, mengecek cuaca di daerah tujuan teman-teman sehingga meminimalisir saltum (salah kostum) 😁.

Sip! Kita lanjut ke pembahasan persiapan teknis.

Akomodasi
Persiapan tempat tinggal biasanya dilakukan dengan bantuan orang Indonesia yang ada di daerah tujuan studi kita. Jika tidak ada? Mau tidak mau harus mencari sendiri melalui situs penyediaan rumah atau apartemen sekitar kampus.
Biasanya, masing-masing sponsor memiliki cara tersendiri dalam memberikan akomodasi kepada awardeenya.

Baca juga: Buckeye Village Family Housing

Misal saat suami saya S2 di kota Athens, Ohio, suami memperoleh akomodasi yang diurus langsung oleh pemberi dana, saat itu dari USAID dengan nama beasiswanya PRESTASI. Akomodasi disiapkan kurang lebih untuk dua minggu pertama kedatangan di Amerika. Jadi dimasa dua minggu inilah suami mencari-cari apartemen disekitaran kampus. Jika mau lebih aman, bisa nyicil nyari akomodasi lebih awal sih via internet.

Berbeda dengan S3 yang sekarang masih berlangsung dengan sponsorship LPDP, akomodasi diserahkan kepada para awardee. Namun LPDP tetap memberikan informasi yang dibutuhkan berupa networking dalam bentuk contact person dengan orang Indonesia yang berada di daerah tujuan studi. Jika kita menjadi orang Indonesia pertama yang belajar di kota tersebut, sepertinya kita akan membutuhkan usaha lebih, dalam pengaadaan akomodasi ini.

Lalu bagaimana cara menemukan situs yang tepat sehingga tidak terkena scammer atau penipuan? Ditambah belum adanya kontak orang Indonesia yang diperoleh?

Biasanya, setiap website kampus memiliki tawaran informasi perihal akomodasi ini. Jadi kita bisa memanfaatkan link situs yang dicantumkan website kampus. Jika tidak menemukannya di website kampus, menanyakan langsung ke forum FAQ web kampus atau mengunjungi bagian International Office kampus secara online bisa jadi pilihan. Syukur-syukur kita sudah memiliki kontak calon pembimbing, sehingga bisa langsung bertanya kepada pembimbing studi tersebut. Itu pun kalo pembimbingnya peduli hehehe.

Masih adakah cara lain? Yup! Googling adalah pilihan terakhir yang bisa kita lakukan. Dan tentunya harus benar-benar super hati-hati. Berhubung orang Indonesia banyak tersebar di Amerika sini, melakukan pencarian soal keberadaan orang Indonesia di daerah tujuan kita nanti bisa jadi prioritas pertama sebelum akhirnya mencari akomodasi sendiri. Seperti yang pernah dilakukan teman saya disini, menemukan kontak orang Indonesia di kota Columbus melalui pemanfaatan mesin pencari di internet. Setelah ketemu, mulai deh tanya-tanya dan minta saran soal akomodasi dll.

Ssst ... Atas alasan seperti ini juga saya sangat senang berbagi informasi lewat blog ini, semoga bisa bermanfaat buat yang membutuhkan 😁😁😁 alias tulisan ini kelacak mesin pencari hehehehe ...

Oh ya, mengingat biaya sewa rumah atau apartemen di sini lumayan mahal, menjadi selektif dan detail terhadap fasilitas yang ditawarkan adalah keharusan. Apa saja sih yang perlu kita perhatikan?
↪ full furnished atau unfurnished?
↪ transportasi umumnya ada atau ga? Halte nya jauh atau dekat?
↪ Mesin laundry dikasi per unit atau per block atau ga ada?
↪ yang ga suka hewan, pastikan free pet
↪ biaya deposit berapa?
↪ syarat dan ketentuan apartemen nya apa?
↪ bagi yang sewa rumah, pastikan landlord nya yang gampang dihubungi jika terjadi kerusakan dll.

Untuk dikawasan kampus Ohio State University (OSU) sendiri, kisaran harga sewa mulai dari $300-$1500. Tergantung jenis fasilitas yang ditawarkan dan jarak tempuh ke kampus. Bagi yang berkeluarga, jangan lupa pertimbangkan jumlah kamar, posisi unit apartemen atau posisi rumah apakah ramah anak atau tidak, dan juga kondisi lingkungan. Apakah rumah atau apartemen berada di daerah aman atau justru rawan kriminalitas. Termasuk juga mempertimbangkan jarak rumah dengan fasilitas publik seperti taman bermain, rumah sakit, transportasi umum, market, dll.

Transportasi
Pengadaan transportasi terutama bagi mahasiswa yang akan memboyong keluarga biasanya harus menyiapkan dana sendiri. Jika semua biaya transportasi ditanggung sponsor, aman, tinggal pesen tiket sejumlah anggota keluarga, print out atau save di gadget yang kita punya, beres deh 😉.

Baca juga: Ke US bersama Qatar Airways

Nah, untuk mahasiswa yang menyiapkan transportasi keluarga dari dana pribadi, perlu sekiranya mengingat beberapa poin ini 😊

1. Pemesanan tiket PP Amerika-Indonesia dengan Indonesia-Amerika bisa jadi memiliki range harga tiket yang cukup significant perbedaannya. Biasanya tiket PP Amerika-Indonesia lebih murah dari PP Indonesia-Amerika.

2. Mencari tau puncak liburan di Amerika sehingga tidak terjebak pada harga vacasion seperti halnya liburan natal, liburan musim panas, dll

3. Membeli tiket langsung ke maskapai biasanya memiliki harga yang lebih murah dibanding menggunakan jasa perjalanan.

4. Pastikan jenis pembayaran tiket bisa teman-teman lakukan di awal pemesanan tiket. Tak jarang ada maskapai yang hanya menerima pembayaran menggunakan credit card.

5. Pastikan rute perjalanan berakhir di bandara terdekat dengan kampus atau tempat yang akan kita tuju. Sehingga bisa menekan dana tanpa harus mengeluarkan dana tambahan karena mendapati flight terakhir mendarat di daerah yang masih jauh dari tempat tujuan.

Nah, untuk teman-teman yang domisili di daerah  sehingga membutuhkan waktu tambahan untuk ke bandara Internasional soekarno hatta, pastikan kalian berangkat tidak mempet jadwal penerbangan ya. Selain meminimalisir kepanikan, biar ketika check in peluang memilih tempat duduk yang diinginkan jadi lebih besar. Apalagi bagi yang membawa balita. Request posisi ramah anak sangat memungkinkan jika kita check in tidak mepet waktu.

Informasi lain terkait transportasi, biasanya keberangkatan mahasiswa dengan pendamping sering berbeda. Tergantung perizinan sponsor ataupun terkait budget transportasi. Seperti saya dengan beberapa orang teman disini, berangkat ke Amerika setelah 1 semester kuliah berjalan. Karena memang begitulah ketentuan dari LPDP. Dimana dana Family allowance baru akan cair di semester kedua (peraturan terbaru kabarnya family allowance LPDP baru akan cair di tahun kedua atau semester ketiga awardee). Tapi jika kita memiliki dana cukup untuk berangkat langsung bersamaan, juga tak ada masalah selama hitung-hitungan dananya pas 😅

Keperluan Lainnya
Beranjak membahas keperluan lainnya terkait persiapan keberangkatan.

Sandang👖🧥🧤🧣👗👔
Kebutuhan sandang atau pakaian merupakan hal yang dulunya saya paling concern. Kenapa? Karena saya pengguna rok dan hijab dimana dua benda ini tak terbayang harus beli dimana saat di Amerika nanti. Sehingga saya pribadi yang saat itu hanya berbekal info dari suami dan temannya, memutuskan membawa kelengkapan sandang saya secara lengkap dari Indonesia. Terutama rok dan kerudung (dan juga gamis)
Apakah memang susah menemukan kebutuhan sandang ramah Muslim di Amerika?
Jawabannya adalah TIDAK.
Banyak sekali pakaian yang bisa dikreasi sebagai pakaian muslimah. Termasuk rok dan kerudung yang biasanya bisa kita dapatkan di bazar acara muslim komunitas di Islamic Center setempat. Selain itu, situs toko online penyedia kebutuhan sandang muslim juga banyak.

Hanya saja ... bagi saya harga yang dikeluarkan tak sebanding dengan kualitas yang didapatkan. Dengan baju seharga $30 atau senilai Rp. 520.000, di Indonesia kita sudah bisa menikmati produk-produk premium. Sedangkan di Amerika, kita hanya mendapatkan produk sekelas barang KW 😅. Eh tapi disini ga ada barang KW ya ... hanya saja kualitas bahan dengan harga di atas belum memperoleh kualitas top.

Sehingga ... saya tidak terlalu menyesal membawa banyak baju dari Indonesia 😁

Bagaimana untuk anak-anak?

Berhubung anak-anak itu bertumbuh, saya hanya membawa baju anak-anak seadanya. Kenapa? Karena baju anak-anak bisa didapatkan murah di toko barang bekas namun masih memiliki kualitas baju layak pakai dan tergolong bagus. Jikapun akan membeli, harga baju anak-anak masih setara dengan harga baju anak-anak di Indonesia.

Eh, disini suka banyak acara sosial dari teman-teman gereja lho. Kita bisa memperoleh baju, sepatu, mainan dll dengan harga sangat murah bahkan free. 😁

Bagaimana persiapan kebutuhan sandang berdasarkan musim?


Nah bagi teman-teman yang akan datang ke Amerika di bulan-bulan winter, pastikan teman-teman membawa 1 set perlengkapan winter untuk dipakai sesampai di Amerika. Apasaja itu? Yaitu minimal:
1. Jaket winter
2. Sarung tangan
3. Hat winter
4. Syal
5. Sepatu (tidak harus boots, yang penting sepatu tertutup)
Jika teman-teman datang disaat puncak winter, tak ada salahnya mempersiapkan 1 set pakaian dalem anget khusus winter yang biasa disebut thermal atau long john.

Nah untuk perlengkapan winter ini, saya pribadi menyarankan pengadaannya ambil standar minimal saja. Bawa 1 set yang saya sebutkan di atas saja. Kenapa? Karena membeli perlengkapan winter disini jauh lebih menarik dibanding membelinya di Indonesia. Selain banyak pilihan model dan warna, hargapun tak jauh beda dari toko di Indonesia. Sehingga bagasi bisa dimanfaatkan untuk membawa barang lain yang tidak ada di Amerika 😉

Baca juga: Menjadi Produktif Dampingi Suami Bersekolah

Untuk kedatangan di 3 musim lainnya? Saran saya tidak perlu bawa persiapan pakaian winter. Bawa pakaian seperlunya. Jika datang saat spring atau fall, bawa jaket saja seperti halnya kita mau jalan-jalan ke daerah puncak 😁

Oh ya, berikut tips menemukan pusat belanja kebutuhan sandang di Amerika.

1. Untuk awalan kedatangan, pusat belanja serba ada yang paling gampang ditemukan di Amerika itu namanya 'Walmart'. Selain baju-baju, makanan dan semua kebutuhan rumah tangga ada disana. Meskipun untuk harga baju dan sepatu tergolong mahal dengan kualitas setara kaki lima (menurut saya) kalo di Indonesia. Tapi pusat belanja yang satu ini cukup membantu pemenuhan kebutuhan di awal kedatangan kita.

2. Untuk memperoleh baju second dan barang-barang second hand agar bisa memperoleh harga murah, bisa datang ke 'Thrift Store' atau 'Goodwill'. Harus pinter-pinter milih memang, biar dapat barang $1-$5 dengan kepuasan. Apalagi awal-awal di Amerika biasanya otak kita sibuk men-konversi harga ke rupiah 😂.

3. Ga mau barang second? Ada namanya TJ Maxx. Toko ini menjual barang-barang branded yang sudah out of date dengan harga cukup miring. Jika mau rada-rada kece, boleh lah kesini. Karena kalo beruntung, kita bisa dapetin barang berkualitas dengan harga yang ga jauh beda dengan harga 'Walmart'. Wow kalo kata saya mah hehehe

4. Penasaran dengan toko-toko branded? Silahkan search location toko barang branded incaran kamu. Seperti Old Navy, GAP, Clarks, Sketcher, dll (saya ga tau banyak soal beginian 🤣🤣). Jika keberadaan toko-toko ini sejam lebih dari apartemen mu, maka itu indikasi kamu berada di kota kecil 😅✌

Pangan 🍞🍇🥘🍲🍔🥐🥞🍗
Saya di masa persiapan, benar-benar ngeblur soal Amerika. Ga kebayang nanti makan apa. Tapi mau bawa banyak jenis makanan pun takut, karena pemeriksaan di kantor imigrasi Amerika lumayan ketat. Bisa-bisa makanan udah cape-cape bawa banyak, eh malah dibuang ntar oleh petugas.

Lalu bagaimana sebaiknya?
Berikut tips dari saya:
1. Cari informasi mengenai keberadaan Asian Market di kota tujuan kita. Jika ada, tak perlu banyak-banyak membawa makanan berupa bumbu instan ataupun makanan instan dll. Bawa seperlunya untuk seminggu atau dua minggu pertama misalnya.

2. Cari informasi mengenai keberadaan halal market. Jika tidak ada, bawalah makanan yang mengandung daging-dagingan dalam bentuk sudah diolah (udah keliatan lagi kalo itu adalah daging sapi atau ayam). Simpan di sebuah wadah kaleng atau plastik lalu masukan ke tas yang akan ditaro di bagasi, bukan di cabin.

3. Andai waktu bisa diputar ulang, saya tidak akan menyesal bawa banyak makanan kering khas daerah saya. Seperti kerupuk ubi (mirip opak kalo di sunda), kerupuk sanjai, kerupuk balado dan karakkaliang 😁. Jadi jika teman-teman doyan cemilan kering khas daerah, bawa agak banyak aja. Packing rapi buat masuk bagasi. Yang perlu diingat pastikan makanan kering tersebut tidak mengandung daging-dagingan jika hendak di bawa ke cabin. Yang mengandung daging-dagingan bawa dikit aja pokonya. Saya dulu bawa rendang, dimakan saat flight dari Jakarta-doha. Jadi sebelum masuk Amerika makanan yang mengandung daging-dagingan udah habis 😆.

4. Kamu bisa 'search location' supermarket terdekat dari calon tempat tinggalmu. Semisal salah satunya 'Walmart' seperti yang saya sebutkan di atas. Selain itu ada juga namanya 'Kroger'. Daerah kampus biasanya selalu dekat dari minimarket ini. Kualitas sayur dan buahnya lebih bagus dibanding Walmart. Dan harga tentunya agak lebih mahal tapi kata saya worth it. Hanya beberapa Kroger saja yang menyediakan baju dan sepatu atau menyediakan segala hal ... Namun kebanyakan, Kroger hanya menjual makanan aja sama beberapa kebutuhan rumah tangga.

Berhubung udah kepanjangan, tulisan berikutnya mengenai keperluan seperti:
👉 perlukah urus asuransi sebelum keberangkatan?
👉 perlukah bawa obat-obatan warung dari Indonesia?
👉 bawa stroller jangan untuk anak selama diperjalanan?
👉 makanan selama diperjalanan gimana?
👉 apa saja yang perlu diperhatikan agar 'selamat' masuk Amerika?
👉 (yang punya pertanyaan tambahan tulis di kolom komentar ya 😉)

Akan saya bahas di bagian kedua ya ... in Sya allah ...

Columbus, 19 Juli 2018



Homeschooling Aja Gitu?

Minggu, 08 Juli 2018
Judul tulisannya kebaca ya kalo yang nulis lagi galau. Padahal ga galau-galau amat sih 😆

Alhamdulillah 5 Juli kemaren Zaid dan Ziad sudah 5 tahun menghiasi kehidupan saya, suami dan keluarga beserta karib kerabat sekitar. Gimana rasanya punya anak udah 5 tahun? Asli saya sering nangis akhir-akhir ini. Terbukti apa yang dibilang orang-orang, kalo kita bakal merindu anak jaman bayi saat mereka udah masuk usia 5 tahun 😔. Jadi rasanya ya bikin saya rada melow aja 😆



Tapi semelow apapun saya, rasanya melihat perkembangan mereka saat ini tak hentinya membuat saya terus berucap syukur. Paling tidak, karena merekalah saya bisa bertumbuh menjadi Ibu yang mampu melihat kelebihan dibalik kekurangan.

Mengikuti tumbuh kembang mereka dari awal lahir hingga berusia 5 tahun full 24 jam 7 hari, cukup membuat saya menjadi semakin sadar hakikat seorang ibu.

Dimulai dari fase-fase drama menyusui tandem, mendapati perkembangan mereka yang selalu saja lebih belakangan dari anak seusia mereka, hingga akhirnya saya menyadari bahwa keterlambatan demi keterlambatan tumbuh kembang mereka terutama dalam hal verbal ternyata memiliki hikmah yang sangat berharga.

Apa?
Bahwa sabar dan ikhlas adalah kunci utama yang harus dimiliki untuk menjadi orang tua. Diluar itu? Hanyalah hadiah dan kemudahan yang diberikan Allah kepada kita orang tua untuk menutupi kelemahan dan keterbatasan yang ada.

Karena jika kita terus meminta sesuatu yang sempurna, tentunya tak bisa kita belajar bagaimana hidup mengharga.

Karena jika kita terus mendamba serba bisa, kapan kita bisa mengenal yang namanya usaha.

Sudah. Allah sudah sangat indah mengatur semua. Dan anak-anak menjadi jalan pembuka mata, hati dan pikiran saya dalam memaknai perjalanan saya sebagai  seorang ibu, sebagai orang tua.

Lalu, setelah mendampingi 2 anak usia dini sekaligus dan sekarang mereka memasuki usia sekolah, saya manusia kembali dilanda galau. Pendidikan seperti apa yang akan saya tempuh untuk anak-anak agar mereka bisa meniti puncak sukses kehidupan mereka, di dunia dan akhirat?

Homeschooling aja gitu? 😆 Nah ini dia sumber galau berikutnya ...

5 tahun membersamai si kembar, sudah lebih dari cukup buat saya mengenal karakter dasar, gaya belajar, dan cara mereka bersosial. Dan semua info terkait anak-anak ini tentunya jadi bahan timbang menimbang yang saya lakukan dengan suami terkait pilihan pendidikan untuk mereka, terutama setelah balik ke Indonesia. Jika mereka bersekolah di sekolah umum gimana, sekolah swasta gimana, sekolah tahfidz gimana, sekolah di rumah gimana? Untuk Ziad seperti apa, untuk Zaid yang bagaimana.

Lho memang mereka akan dibedakan sekolahnya? Bisa iya bisa tidak.

Meskipun kembar, Zaid dan Ziad memiliki karakter dasar yang sangat berbeda. Gaya belajar mereka pun jauh berbeda. Jika Ziad memiliki free style learning, maka Zaid adalah on rules style learning. Jadi, bisa dikatakan Ziad cocok di sekolah sejenis homeschooling, kalo Zaid cocok aja di sekolah umum.

Tapi, aplikasi pembedaan sekolah anak-anak tentu tak semudah itu ya. Perlu dipikirkan masak-masak 😄 tapi ya jangan sampe gosong juga. Sehingga saya mencoba mencari satu benang merah kesamaan mereka yang bisa saya gunakan dalam menentukan pilihan pendidikan ini. Apakah itu? Brainatorming.

Yup! Si kembar sama-sama suka brainstorming. Mereka suka diskusi. Mereka suka diajak mikir. Meski tetap dengan gaya dan cara respon masing-masing.

Dengan kesamaan ini, paling tidak untuk waktu satu tahun ke depan, sebelum pulang ke Indonesia, saya masih punya waktu membangun diskusi dan kesamaan visi dengan anak-anak terkait pilihan pendidikan untuk mereka kelak. Sembari menikmati kurikulum TK disini, sembari mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan terkait homeschooling mereka andai homeschooling menjadi pilihan, sembari terus mencari informasi perihal pilihan-pilihan pendidikan formal informal di Indonesia.

Semoga saya bisa lebih menikmati proses galau ini, tanpa dirongrong khawatir anak akan tertinggal dari anak lain. Sudah cukup pengalaman 5 tahun ini memberi pelajaran kepada saya bahwa tak ada anak yang lebih baik dari anak lain. Karena setiap anak, setiap manusia, itu unik. Maka sebaiknya saya berfokus menemukan dan mengembangkan keunikan tersebut agar bisa mendampingi mereka menjemput kebermanfaatan mereka untuk umat. Aamiin ...

Segitu aja tulisan galau saya. Temen-temen yang baca boleh donk share pilihan pendidikan yang temen-temen putuska  untuk anak apa?


Columbus, 8 Juli 2018