MOM BLOGGER

A Journal Of Life

Kala Kembar 'Beraksi'

Kamis, 24 Maret 2016

Mereka terus bertumbuh ... bayi kecil yang dulu tak berdaya ini, terus bertumbuh ... makin hari ... makin keliatan karakternya masing-masing.

Pengennya sih bikin cerita bergambar ... biar terbayangkan secara real gimana ulahnya si kembar ini.

Yang satu melow dan sensitif akut. Yang satunya cuek dan iseng maksimal!!!

Ya Allah ... beri aku kekuatan ... Ini teh kudu kumahaaaaaa #mamipusiiiiiiiiing

Tiba-tiba saya terfikir untuk mulai mengaktifkan reward dan punishment dalam bentuk fisik. Maksudnya bukan main fisik ya .. atuh saya kejam beneeeeer. Jadi saya berniat akan mengejawantahkan pemberian reward dan punishment secara nyata. Misal, bintang prestasi untuk Reward di lembar buku diari mereka. Untuk punishment nya ... dikasih bad smile atau gambar kecoa kali ya (mereka jijik sama kecoa) di lembar buku diari mereka.

Eh belum jadi emaknya merealisasikan, keduluan guru di sekolah mereka. Alhamdulillah ... jadi dapet gambaran respon mereka gimana. Jadilah saya makin optimis untuk menjalankan program ini.

Hmmmm ... memang kenapa sih dikasih reward (R) sama punishment (P) segala?

Kalo mau jawaban ilmiahnya, coba aja Googling .. banyak pendapat para ahli tentang R&P ini. Saya sih cuma memahami, R&P sebagai salah satu cara orang tua memberitahukan bahwa setiap tindakan itu ada konsekuensi logisnya.

Selama ini, dengan 2 karakter yang berbeda, efek jera hanya mempan diterapkan pada Zaid (Abang). Sedangkan Ziad (dede), dengan cuek maksimalnya, tidak akan merasakan efek jera selama dia merasa bahwa apa yang dia lakukan itu adalah sebuah kesenangan (alias becanda). Sementara Abang yang nyaris selalu menjadi korban kesenangan Dede merasa tidak nyaman dan terganggu dengan tindakan adiknya ini. Nah, tugas saya sebagai emak? Harus menjaga stabilitas kenyamanan dunia anak kembar ini doooooonks.. hehehe

Contoh konkrit nya begini ...
★ Ketika sedang asik nonton, tiba-tiba Dede nyempil deket Abang. Tidak sekedar nyempil, tapi melakukan gerakan-gerakan yang mengganggu seperti mencoel-coel atau bahkan mencubit. Abang otomatis terganggu. Dengan karakter nya yang serius dan taat aturan, dia meminta adiknya untuk duduk. Karena standar saya saat anak-anak nonton, harus duduk dan tidak boleh dalam jarak dekat.
Tapi eh tapi ... Dede yang tau abangnya kesel, malah menjadi-jadi. Dia menganggap respon abangnya sebagai respon positif untuk diajak bermain dan bercanda. Hasil akhir dari perbuatan Dede ini, ya Abang marah. Sekali ditegur ... dua kali ditegur ... Abang hanya menegur dengan rengekan. Ujung-ujungnya Abang pun turun tangan alias nyubit atau mukul adiknya.

Lha, emaknya kemana? Kok dibiarin????

Dari sekian ribu kasus (lebaaaay), beberapa kasus memang saya diamkan. Kata anak kembar yang udah dewasa sih begitu. Biarin aja katanya. Emak jangan banyak ikut campur. Sampai tahap ga ada kekerasan fisik. Kalo dah main fisik, emak boleh masuk dengan menegur tegas, misal "umi tidak suka ada yang cubit atau pukul ya. Kasi tau baik-baik aja".

Terus?
Ya macem-macem. Ada yang merekanya langsung baikan lagi dengan salaman. Pelukan. Sayang-sayangan. Ada juga berakhir dengan gengsi salah satu pihak untuk menerima permintaan maaf pihak lain. Padahal yang salah yang nolak permintaan maaf itu. Hadeeeeeuuuuuuh....

Terus yang keliatan banget isengnya. Dede sengaja berdiri depan tipi banget. Pas ditegur baik-baik dia ketawa iseng versi jail. Abang ikutan negur dengan nyuruh duduk, Dede? Tetap dengan tindakannya. Aduh aduh .... pengen jitak nih anak pecicilan nan soleh satu biji. Hehehe

Kalo diceritain semua kronologi pertengkarannya... bisa terbit buku lah kayanya sebanyak 3 Seri. Hahahaha.

Sampai detik ini anak-anak masih ditahap wajar. Permasalahan pun tidak berlangsung panjang dan rumit. Kecuali kalo emaknya ikut-ikutan alias mood emaknya lagi buruk. Wah bisa kiamat dunia.

Yang pasti, cara jitu agar aksi alias pertengkaran anak-anak bisa selesai dengan kasih sayang dan peluk-pelukan yaitu dengan mengenal karakter masing-masing anak. Dengan kita mengenal karakter mereka, maka kita akan kenal bagaimana cara anak menata perasaan dan pikirannya. Sehingga kita bisa masuk sesuai arahan aliran perasaan dan pikiran mereka. Nemu deh, kenapa kenapa nya.

Kenapa Ziad suka isengin abang...
Kenapa Abang suka serius respon becanda Ziad...
Kenapa Abang lebih gampang mewek...
Dan Ziad cengengesan mulu ...

Sudah saat nya saya bersikap tegas pada anak kembar ini. Mana yang boleh mana yang tidak. Mana anak yang kurang tepat tindakannya mana yang sudah tepat.

COMING SOON ya ... buku diari kalian ... kudu diciptakan diari balita anti sobek... isinya rangkaian capaian mereka sehari-hari dalam bentuk R&P

Payakumbuh, 24 Maret 2016

Post Comment
Posting Komentar

Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗