MOM BLOGGER

A Journal Of Life

Trip to Amish Country

Selasa, 18 Oktober 2016

Beruntung rasanya berkesempatan langsung mengunjungi sebuah kelompok manusia antimainstream. Hehehe. Kelompok apakah itu??? Yaps! Kelompok orang Amish.

Bagi yang sudah tau dengan kelompok Amish ini tentunya tahu bahwa orang Amish merupakan sekelompok orang yang memisahkan diri dari tawaran kemajuan baik kemajuan teknologi maupun sistem informasi. Ayo .... langsung pada inget suku Baduy ya... hmmm, miriplah. Tapi tak sama :)

Perkenalan Dikit Sama Orang Amish ya ...
Amish merupakan sebutan untuk salah satu pecahan agama Kristen Protestan saat terjadi reformasi gereja di Eropa sekitar abad ke-18. Perbedaan pendapat membuat mereka terpecah dan sebagian pengikut gereja memisahkan diri, salah satu nya ya kelompok Amish ini.

Orang Amish bermigrasi ke daratan Amerika dan tersebar di beberapa state di Amerika. Nah, Ohio, state dimana sekarang saya tinggal, merupakan state dengan populasi Amish terbesar, yaitu sekitar 69ribu jiwa (data tahun 2008). Dan sekarang tahun 2016 bakal lebih banyak kayanya (data contekan saya cuma mas wiki #tutupmuka)

Orang Amish ini hidup berkelompok dan jauh dari kota besar (perkiraan saya saja, karena sepanjang perjalanan hanya ada pusat distrik dengan pom bensin dan beberapa toko saja). Kendaraan sehari-hari mereka kuda (seperti Bendi di Minang atau Kretek di Sunda) dan mereka tidak menggunakan alat telekomunikasi seperti telepon. Peralatan dan perkakas rumah mereka pun terhitung tradisional (kalo kompornya kata saya lebih tradisional kompor nenek saya di kampung sih, hahaha). Mereka hidup dengan bertani dan beternak dan memenuhi semua kebutuhan hidup dari hasil kerja mereka sendiri, seperti salah satu nya sabun homemade (buatan rumahan).

Pilihan hidup memisah dan menolak kemajuan yang ditawarkan zaman merupakan sebuah prinsip yang mereka yakini berdasarkan ajaran agama mereka. Jadi, ini perihal keyakinan ya, ga sekedar budaya atau warisan nenek moyang saja.

Meski mereka menolak kemajuan teknologi dengan memilih hidup sederhana secara tradisional, tapi mereka tetap menganggap penting pendidikan, terlihat dengan adanya sekolah di setiap distrik dimana kelompok mereka tersebar. Nah sekolah nya orang Amish ini mereka namakan One classroom system atau cuma satu kelas saja. Mereka belajar agama, geografi, bahasa, matematika (apalagi yak, lupa).

Lanjut ya ke cerita perjalanan saya, info lain tentang Amish bisa googling aja sendiri #emak-emakmales

Ngapain aja wisatanya?
Memasuki distrik orang Amish, kami disuguhkan dengan pemandangan alam yang luas. Beberapa pohon sudah berwarna pertanda musim gugur telah masuk. Banyak lahan-lahan pertanian dan traktor lalu lalang atau sekedar nangkring di sebuah lahan pertanian. Saat perjalanan, saya belum ngeh kalo saya sudah berada di distrik orang Amish. Bahkan saya sendiri ga tau orang Amish itu apa, sampe akhirnya saya melihat kuda seperti Andong kumplit dengan kusir nya.

"Eh kok mereka kaya wajah orang Yahudi ya?"

"Emang turunan Yahudi", kata suami.

Ooooooooooh ... (nyampe rumah langsung googling dah, karena saat penjelasan saya ga konsen, anak-anak biasa ... ga betah denger penjelasan nenek Amish nya) .. eh tapi pas kroscek bukan orang Yahudi tapi orang Nasrani. Ah kudu runut sejarah ini mah ... heu

Sesampai di lokasi wisata, beli tiket masuk all in seharga $12 dewasa dan $8 anak-anak. Dengan tiket terusan ini, kami mendapat 3 jenis wisata yaitu house and barn, buggy dan school (ke rumah orang Amish dan kadang ternaknya, naik kendaraannya orang Amish dan terakhir ke sekolah nya orang Amish.

*continued

Post Comment
Posting Komentar

Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗