MOM BLOGGER

A Journal Of Life

Weaning With Love

Selasa, 25 Agustus 2015

Ada yang tau kan dengan judul di atas??? Kalo emak2 kayanya bakal tau deh. Secara itu istilah yang dipakai untuk menyapih sang buah hati.

Dunia emak-emak itu ibaratkan universitas sepanjang hayat. Pokoknya kalo udah jadi emak-emak, ya berarti sudah teregistrasi otomatis di universitas emak2. Paling jurusannya aja yang beda2. Ada jurusan tradisional, modernisme, urban, mix match sama naluriah. Dan mungkin ada banyak lagi cabang lainnya. Hehehe.

Istilah2 di atas hanya karangan saya aja ya. Berdasarkan yang saya rasakan dan amati. Secara sadar ataupun tidak, setiap ibu2 baik yang berada di desa ataupun di kota, yang bertetangga hidup bersosial ataupun individualis, sarjana ataupun tamatan S3 (SD, SMP, SMA), semua pasti akan tercemplung ke universitas ini. Karena universitas ini terbentuk secara alami sebagai hasil dari interaksi sosial.

Kembali lagi ke judul. Meski ga semua tau makna dari judul di atas, tapi kalo melihat para pembaca blog kebanyakan ibu2 urban modern, pasti yang baca tulisan ini pada tau deh. Atau paling ga, pernah denger.

Weaning with Love yang sering disingkat WWL ini, kalo dibahasa Indonesiakan jadi 'Menyapih dengan Cinta'. Oh berarti ada donk ya menyapih ga dengan cinta??? Ya bisa jadi. Saya kurang tau..hehehe.

Saya disini ingin berbagi tentang pengalaman yang belum seberapa ini plus sebagai catatan pribadi perjalanan hidup saya juga, bahwa saya pernah melewati fase penyapihan anak seperti ini. Seperti yang akan saya bagi, semoga mau yak baca nya.. :D

Sekitar bulan Juni, 1 bulan menjelang anak2 berumur 2 tahun. Saya mencoba menyapih anak2 dengan cara tradisional. Yaitu dengan mengoleskan odol ke sumber ASI. Hehe. Saya lupa kalo dalam WWL ga boleh yang gitu2an. Pas diingetin sama temen, jadilah saya merubah cara dan tentunya berdampak pada belum berhasilnya penyapihan saya.

Dalam metode WWL, kekuatan sugesti dan komunikasi itu penting. Makanya dari anak2 18 bulan saya sudah mengkomunikasikan ke mereka. Tapi ya saya tipe ortu yang kurang konsisten, jadilah ga setiap hari sugestinya saya lakukan. Terus pas kemaren baca2, ada ibu yang share kalo dia mensugesti anaknya sejak lulus ASIX 6 bulan. Saya cuma bisa nyengir kuda. Malu ma diri sendiri., wkwkwkwk.

Karena penyapihan belum berhasil, dan memang waktu itu ternyata saya masih berat hati melepas momen indah bersama anak2 yang sudah terutinkan sejak mereka brojol, proses ngeASI berlanjut sampai tgl 24 Agustus 2015. Dan hari ini, 25 Agustus 2015 adalah hari pertama anak2 berproses kembali. Dengan cara apa?

Sebelum saya kasih tau dengan cara apanya, saya ingin sedikit berbagi dulu tentang poin2 yang harus diperhatikan seorang ibu dalam menerapkan metode WWL dalam penyapihan. Info ini saya kutip darisini

1) Siapkan Tim sukses
2) Dont offer but dont refuse
3) Sugesti berulang2 (hypnoterapi)
4) Tidak membohongi anak
5) Konsisten, disiplin dan kompak
6) Persiapkan pengalihan
7) Persiapkan mental
8) Sabar dan doa

8 poin yang saya dapat ini menurut saya sangat logis. Jadi saya mencoba untuk menerapkannya meski ada beberapa hal yang bisa jadi agak kurang tepat setelah dipraktekan karena terkait situasi kondisi juga.

Siapkan tim sukses
Tim sukses yang bisa dibentuk hanya 5 orang. Saya, suami, si kembar yang akan disapih, dan satu lagi ibu mertua saya. Sebenarnya dalam penyiapan tim sukses, harus benar2 dipahamkan bahwa cara menyapih yang disarankan adalah seperti apa. Kenapa menyapih dengan mengolesi puting atau sejenisnya tidak dianjurkan. Kemudian sampaikan bahwa anak adalah cerdas, mereka bisa menyapih diri mereka sendiri di saat yang tepat.
Jujur saya tidak mempersiapkan tim sukses ini dengan baik. Saya hanya mencoba mengkondisikan si kembar, bahwa mereka sudah anak2, tidak lagi bayi yang menyusu ke ibu. ASI umi hanya untuk bayi. Zaid dan Ziad sudah besar dan sudah bisa tidur sendiri. Seharusnya sugesti dengan diksi senada dengan ini terus dilakukan oleh semua timses. Nah, kelemahan saya dalam melakukan sugesti adalah saya kurang percaya diri karena terpengaruh dengan pemikiran sendiri terkait kemampuan verbal anak2 yang belum berkembang baik. Saya seperti tidak yakin apakah mereka mengerti atau tidak. Karena dari referensi yang saya baca, rata2 setiap ibu memberi sugesti anak2 nya yang semakin hari semakin mengerti komunikasi 2 arah, dan sudah memberikan respon terhadap sugesti tersebut. Selain itu baik suami ataupun mertua belum begitu memahami urgensi WWL. Dan saya bukan tipe presentator yang baik dalam hal ini. Salah satu penyebabnya, karena saya segan dengan mertua yang notabenenya aktivis posyandu. (Khawatir salah cara menyampaikan) hiks...
Mesko demikian, saya coba yakinkan diri sendiri. Dan memantapkan hati untuk memulai tahapan penyapihan mereka. Terutama karena Ziad sudah menunjukan kemandirian dan tidak tergantung lagi pada saya. Lebih memilih beraktivitas ketika tida menemukan saya. Sedangkan Zaid, masih sangat nempek ke saya. Bismillah ,,, Perihal hasil, biarlah Allah yang menentukan.

Dont offer but dont refuse
Ini adalah sebuah prinsip. Dan harus kita ingat. Tampak sederhana namun sering terlupa oleh saya. Ketika kondisi sudah sangat melelahkan, saya sering menyerah sehingga menawarkan anak2 untuk tidur. Bagi mereka, tidur atau "bubu" itu adalah nenen. Dan ketika saya menawarkan tidur, artinya mereka akan nenen. Dan hal ini masih pernah terjadi di antara masa penyapihan awal bulan Juni hingga kemaren hari. Ketika kondisi seperti ini menimpa, saya hanya bisa berharap anak2 paham dan mengerti apa yang saya sugestikan setiap mereka minta, lagi, dan sesudah nenen.
Untuk menolak permintaan mereka ngeASI alhamdulillah saya belum pernah lakukan. Saya hanya sering tertidur posisi miring sehingga anak2 menangis paduan suara ketika bangun tengah malem karena mendapati posisi saya yang menyulitkan mereka untuk ASI. #emaknyakebluk

Sugesti berulang2 (hypnoterapi)
Hal ini yang saya singgung di atas. Sugesti. Sampaikan kepada anak, kenapa mereka harus disapih, tidak ASI lagi. Sebelumnya lakukan secara bertahap sugesti yang dilakukan. Misal, kondisikan anak paham dimana saja boleh ASI. Kapan saja. Pelan2 komunikasikan kalo beberapa waktu lagi ASInya udahan. Pahamkan kalo mereka sudah besar. Tidak bayi lagi. ASI hanya untuk dedek bayi. Metode ini bagi penerap hypnotherapy mungkin sudah sangat terbiasa. Tapi bagi yang belum terbiasa, apalagi belum terbangun komunikasi dengan anak, akan merasa kesulitan. Dan saya sempat merasakan hal tersebut seperti yang saya sampaikan dipoin pertama. Namun ternyata saya keliru, anak2 itu memang cerdas, meski tida membalas dengan respon yang memadai, mereka memperlihatkan perubahan yang siginifikan dalam merespon hal2 yang telah saya ajarkan. Misalkan meminta izin untuk bermain kotor2an, merapikan mainan sesudah bermain. Memang belum konsisten, tapi bagi saya hal seperti ini saja sudah menjadi tanda bahwa anak2 memang pembelajar yang baik.

Tidak membohongi anak
Hal ini yang sering dilakukan oleh ibu2 kita jaman dahulu. Saya yakin mereka tidak bermaksud membohongi, karena yang saya tangkap, cara seperti itu mereka gunakan karena memang mujarab. Dan toh anak tidak akan apa2.
Tapi ternyata, perkembangan ilmu memberikan informasi bahwa penyapihan dengan cara seperti ini bisa memberikan efek negatif pada anak. Selain 'melucuti' nilai2 kejujuran, anak juga akan merasa sangat terpukul karena hal yang selama ini bisa jadi penenang mereka ketika galau, tiba2 tidak ada. Dan cara seperti ini akan menjadi lebih tidak adil lagi bagi anak ketika orang tua seolah tidak peduli dengan perasaan anak ketika disapih dan cenderung tidak memberikan mereka pengalihan aktivitas malah memarahi atau mencueki anaknya. Mudah2an kita tidak seperti itu ya. Yang perlu diingat dalam menyapih adalah, dalam proses penyapihannya, ada cinta di dalam nya. Ada komunikasi sehingga anak paham sudah saatnya mereka disapih.

Oh ya, prinsip poin yang satu ini bagi saya masih sangat ngambang ya. Tapi kalo saya bahas disini jadi ikut ngambang bahasannya.

Konsisten, disiplin dan kompak

Bersambung ...

Post Comment
Posting Komentar

Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗