MOM BLOGGER

A Journal Of Life

Pendidikan Agama Anak di Negara Minoritas

Selasa, 10 Oktober 2017

Awal tahun ajaran baru ini Alhamdulillah saya bisa menerapkan beberapa hal baru terkait pendidikan agama kepada anak-anak dengan lebih konsisten (Konsistennya ini nih yang sulit 😅). Semisal berdoa, mengaji, shalat dan diskusi kecil perihal tauhid.

Nah yang menarik, disaat sekolah dimulai, saya mendorong anak-anak untuk tetap berdoa sebelum makan dimana pun mereka berada, termasuk ketika di sekolah. Hampir setiap hari sebelum berangkat ke sekolah dan di review sebelum tidur saya bahas soal doa sebelum makan ini. Sampe akhirnya tadi pagi Zaid mengeluh bahwa dia tidak bisa berdoa karena sebelum makan gurunya melarang bicara. "No chat Mi, kata Miss Amy".

Zaid dan Ziad memang masih sangat kecil terlebih karena mereka memiliki kemampuan bicara dibawah rata-rata anak seusia mereka. Sehingga mendapati situasi seperti ini dan menanamkan hal baru kepada mereka jadi tantangan tersendiri juga buat saya. Ya meskipun tantangan mendidik anak kembar ini kayanya ga akan berakhir sampe akhir hayat saya, tapi tantangan yang satu ini bikin saya sedih dan berkecil hati. Hiks.

Kenapa? Karena saya bingung cara mengoptimalkan pendidikan agama ditengah negara minoritas Islam. Rasanya kalo lagi kaya gini saya pengen pulang cepet-cepet biar anak-anak bisa familiar dan akrab dengan kebiasaan dan rutinitas ibadah.

Namun karena pulang bukanlah sebuah solusi, sehingga saya mencoba mencari solusi lain sebagai usaha untuk mengoptimalkan pendidikan agama di negara minoritas Islam ini. Hal-hal yang baru bisa saya terapkan diantaranya:

Meningkatkan Intensitas ke Masjid
Menjalani rutinitas shalat jumat alhamdulillah sudah oke. Tahap selanjutnya membiasakan  anak-anak shalat ke masjid atau sekedar mengikuti kegiatan halaqoh rutin di masjid. Harapannya masjid menjadi tempat favorit anak-anak dalam berkehidupan.

Meningkatkan Intensitas Interaksi dengan Alquran
Salah satunya dengan merutinkan subuh dan maghrib mengaji oleh saya dan suami dan juga anak-anak (jadwal anak-anak baru maghrib saja). Rutinitas ini in sya Allah makin mengakrabkan telinga anak-anak dengan lantunan ayat suci Al-quran. Selain itu saya  juga memperdengarkan audio murattal 30 juz dari syeik-syeik ternama di speaker alquran yang saya punya. Tapi semenjak kabel casan speakernya digunting Zaid, jadilah cuma ngandalin HP sembari dikepoin anak-anak karena You Tube itu begitu menarik buat mereka 😪😪😪

Meningkatkan Interaksi dengan Komunitas Muslim
Bergabung dengan komunitas muslim baik sesama muslim yang berasal dari Indonesia ataupun dari negara lain, sehingga anak-anak mendapatkan pemandangan fashion Islami sebagi counter dari pemandangan umbar aurat yang pastinya sering kami temukan disini. Selain itu ungkapan-ungkapan kalimat thoyyibah saat berkumpul dengan komunitas muslim pun bisa berimplikasi terhadap pembiasaan kebiasaan baik anak-anak dalam berucap. Semoga In sya Allah ... aamiin...

Menghadirkan Buku Cerita Islami
Memang tidak mudah mendapatkan buku Islami seperti halnya di Indonesia, tapi alhamdulillah ada beberapa buku islami yang diperjual belikan di salah satu web jual beli online di Amerika. Sehingga anak-anak bisa berkesempatan menikmati cerita bernafaskan nilai-nilai Islam. Seperti halnya adab-adab dalam Islam dan juga terkait ibadah mahdoh.

Memaparkan Fakta Penciptaan
Alam dan segenap isinya merupakan fakta penciptaan yang bisa kita ungkapkan kepada anak-anak sebagai salah satu cara memanamkan tauhid. Misal dengan menanam pohon tomat dan menyiraminya setiap hari, tomat yang tadinya kecil bertumbuh menjadi besar dan berbuah. Pelibatan anak terhadap perawatan pohon tomat tersebut bisa kita jadikan momen diskusi dimana air yang merupakan  anugrah (hadiah) dari Allah bisa menumbuhkan tanaman. Masya Allah ... Banyak hal yang bisa kita paparkan, termasuk dalam hal perubahan musim. Siapakah yang mengganti musim di setiap tahunnya? Allah ta'ala ... Begitulah, sehingga diharapkan bisa menjadi sugesti di alam bawah sadar mereka terhadap sang Pencipta.

Masih banyak lagi tentunya aktivitas pendidikan agama yang bisa kita lakukan mandiri jika memang kondisi tidak memungkinkan untuk menempuh pendidikan agama khusus seperti halnya di Indonesia. Namun perlu diketahui, sekolah Islam bukannya tidak ada disini ya. Ada ... hanya saja biaya pendidikannya sangatlah mahal 😥., yaitu satu per tiga  (1/3) dari living allowance (LA) kami, dimana ketika anak-anak disekolahkan disana akan memakan 2/3 LA. Sedangkan biaya rumah lebih dari 1/3 LA. Artinya, jika anak-anak sekolah di sekolah Islam disini, uang beasiswa akan terserap ke biaya pendidikan dan kebutuhan papan. Tentu akan muncul kezaliman berupa tidak terpenuhinya kebutuhan untuk bertahan hidup berupa pangan dan sandang 😂😂😂.

Bismillah ... apa-apa yang kita lakukan jika semata-mata hanya untuk mengharapkan ridho Allah, maka hasilnya akan dirasakan kelak, bukan hari ini ataupun esok. Melainkan di waktu dimana Allah sudah mengatakan 'Iya' akan usaha yang telah kita lakukan ...

'Iya, hambaku ini sudah genap ikhtiarnya. Iya, berikanlah dia hadiah sebagai imbalan atas usahanya'.

Semoga kita tergolong hambaNya yang bersyukur ya ... aamiin .. 

Wallahu'alam bisowab

Columbus, 29 Oktober 2017

NB: Tahun depan ZaZi in sya Allah udah bisa ikut program-program mengaji ataupun tahfidz di masjid sekitar. Mudah-mudahan jadi salah satu cara mengoptimalkan pendidikan agama disamping pendidikan berbasis rumah. 😍

Post Comment
Posting Komentar

Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗