MOM BLOGGER

A Journal Of Life

Not a Super Mom (untuk anak-anak ku)

Jumat, 31 Juli 2015

Ah terulang lagi ...
Tengah malam jam 12.15. Tubuh ini merasa letih ditimpa dua anak yang sedari pukul 21.30 nyantel di dada kiri dan kanan. Akhirnya ku paksa mereka melepaskan gantelan mereka. Sontak mereka menangis. Dengan kondisi mata yang sangat mengantuk, saya mencoba melobi mereka untuk mau tidur dipelukan saja. Zaid berhasil di lobi dan saya kira Ziad juga berhasil dilobi, ternyata tidak.

Entahlah sampai jam berapa saya dan Ziad berdialog aneh saling keukeuh satu sama lain. Saya maunya dia tidur dipeluk, Ziad mau tidur sambil mimik. Akhirnya saya kasih juga keinginannya. Alih-alih tidur, yang ada Ziad malah melek dan minta yang macem-macem. Ya Allah .. ga kuat kalo harus berebut dengan kantuk ini. Emosi saya bisa-bisa tidak stabil.

30 Juli 2015 ini mereka sudah menuju 25 bulan. Berarti sudah mau meninggalkan angka 2 tahun nya. Saya pribadi memang belum akan menyapih mereka dengan paksa. Inginnya mereka menyapih diri mereka sendiri. Tapi ternyata untuk mewujudkan hal tersebut, cobaannya luar biasa. Mereka semakin hari malah semakin banyak ngegantelnya. Padahal kuantitas ASI saya sudah sangat sedikit sekali. Dan hal inilah yang membuat saya merasa payah. Anak menyusu tapi tidak ada ASI nya itu sangat melelahkan dan menimbulkan rasa nyeri pada payudara. Dan hal inilah yang membuat emosi saya labil ketika anak-anak sudah kelewat batas ngegantelnya.

Ya Allah ... andai kalian tahu anak-anak ku ... umi sangat sedih setelah memarahi kalian. Umi merasa menjadi ibu yang tidak baik ketika bermain fisik dengan kalian. Umi merasa tidak pantas diamanahi anak kembar se ceria dan cerdas kalian. Umi merasa sangat tidak berguna.

Andai kalian tau, kebahagiaan umi ketika melihat kalian tumbuh sehat, ceria, ceriwis. Rasa-rasanya surga berada di dekat kalian. Sehingga umi bertekad tidak akan marah-marah lagi. Umi pun meminta kesepakatan dengan kalian wahai anak-anakku...dengan harapan kita saling menjaga agar emosi kita bertiga stabil.

Ziad ku ...
Jagoan ku yang sangat keras keinginan. Umi bangga Ziad memiliki keinginan kuat dalam memenuhi apa yg ziad mau. Jadikan bekal untuk menggapai cita-cita muliamu ya ziad.. Umi yakin Ziad bisa mengatur keinginan tersebut sehingga bisa mewujudkannya satu demi satu secara pasti.

Zaid ku ...
Si bijaksana yang sangat lembut. Tuntunlah adik-adikmu ya sayang...dengan sayang dan kelembutanmu. Umi bangga Abang Zaid sudah memiliki bekal kebijaksanaan seorang kakak dan anak pertama. Ayomi Ziad dan adik-adik mu kelak. Ajak pada kebenaran dengan kasih sayang dan kelembutan.

Umi bukanlah umi yang sempurna .. namun umi berharap anak-anak umi bisa menjadi penyempurna kehidupan umi dan abi. Menyempurnakan segala sikap dan hal yang tak lengkap dalam diri umi dan abi. Dengan segala kelemahan umi, maafkan umi dari semenjak sebelum kalian hadir di dunia. Tak akan ada ilmu tanpa hadirnya kalian. Dan dalam masa belajar umi ini ... maafkan umi. Sungguh Allah lah yang Maha Mengetahui apa yang umi rasakan melebihi yang umi tahu.

Bandung, 30 Juli 2015

Post Comment
Posting Komentar

Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗