MOM BLOGGER

A Journal Of Life

'Tulisanmu, Pedangmu'

Jumat, 03 Juli 2015

Teman-teman pernah mendengar istilah 'mulutmu harimaumu' bukan? Nah, saat ini tampaknya jaman telah berubah. Istilah tersebut lebih cocok menjadi 'Tulisan mu Pedangmu'. Jika mulut siap menerkam kita sendiri, tulisan pun siap untuk menghunus tubuh kita sendiri.

Sebagai penulis pemula, saya hanya mengedepankan kekuatan pikiran berbekal sedikit pengalaman dengan keadaan apa adanya. Saya berusaha untuk tidak menambah atau pun mengurangi info yang saya tulis. Info yang saya peroleh saya kombinasikan dengan analisis saya sebagai wujud dari proses berfikir saya akan sebuah kasus kehidupan tertentu. Dan saya paham betul bahwa dalam kehidupan ini tidak akan semua orang menyetujui apa yang saya utarakan atau pun cara saya mengutarakannya.

Saya sudah tidak kaget jika ada respon kurang berkenan dari beberapa orang terhadap tulisan saya yang berjudul 'Taklukan Samudra' (TS). Kenapa? Karena memang tulisan tersebut diluncurkan tanpa persetujuan pihak terkait. Namun karena hal tersebutlah makanya saya menggunakan nama samaran dan hanya menceritakan poin yang saya fikir penting untuk dibagi sebagai bahan pelajaran dan pembelajaran bersama buat saya pribadi dan juga para pembaca. Tapi lagi-lagi tak selamanya pendapat saya sesuai dengan semua orang. Dan saya pun meminta maaf atas kekurang berkenanan ini.

Satu hal yang menjadi motivasi saya menuliskan pemikiran saya di blog ini adalah sebagai sarana pemositifan diri. Dan kebetulan setelah tulisan pertama saya published mengenai 'Umi membelah diri aja ya?!' saya mendapati masalah lain diluar kehidupan saya tapi sangat saya yakini harus bisa menjadi pelajaran untuk saya. Sehingga muncullah keinginan untuk menuliskan sedikit cerita tentang kehidupan rumah tangga sepasang suami istri tanpa bermaksud merasa benar atas apa yang saya utarakan.

Tulisan 'TS' muncul sebagai proses berfikir saya yang panjang jauh-jauh hari sebelum kumbang dan bunga masuk dalam kehidupan saya. Hanya saja momen pemancingnya memang kasus mereka. Karena sekali lagi, blog saya Launching sebelum kasus kumbang dan bunga ini terjadi. Semoga dimaklumi dan tidak menjadi alasan oleh pihak terkait untuk kemudian merasa menyesal bercerita kepada saya dan suami. In sya allah privasi pihak terkait sangat saya jaga. Namun sekali lagi, kalau memang tidak berkenan saya meminta maaf melalu tulisan terbuka ini dan in sya allah secara langsung juga.

Sebelum terjadi kesalahpahaman selanjutnya dan kemudian terus berlanjut, saya ingin menyampaikan tujuan saya menuliskan tulisan ini.

Pertama, blog bagi saya sebagai wahana saya mengembangkan pemikiran saya terhadap semua hal yang saya alami, tujuan nya agar saya bisa mengingatkan diri sendiri, orang terkait dan orang lain secara permanen dan terdokumentasi. Adapun mengingatkan secara langsung, sudah saya sampaikan sebelum saya menuliskan kisah kumbang bunga yang berjudul 'TS'.
Kedua, tulisan ini saya tulis sebagai wujud apresiasi saya kepada diri sendiri karena munculnya ide menulis yang sangat mengalir tanpa tersendat. Artinya, saya harus segera mengeksekusi apa yang sedang menggentayangi pikiran saya sehingga tak hanya sekedar menjadi pemikiran tapi bisa dipetik pelajaran kecil di dalamnya karena tulisan ini bisa dibaca oleh orang lain. Selain itu saya pun jadi bisa terus menerus mengembangkan ide menulis saya.
Ketiga, tulisan ini wujud kepedulian saya terhadap permasalahan kumbang dan bunga. Jika pun cara saya kurang berkenan, ini hanyalah semata-mata wujud ketidakmampuan saya berpendapat secara langsung karena saya hanya menjadi pihak pendengar. Oleh karena itu, tulisan-tulisan inilah yang menjadi representasi pandangan saya yang belum tersampaikan secara menyeluruh dan tersusun kepada pihak terkait.

Masing-masing individu memiliki karakteristik yang berbeda. Saya berharap tidak ada karakter yang termatikan disini hanya karena alasan menjadi tidak tenang dengan pendapat-pendapat saya. Kalau pun saya menimbulkan ketidaknyamanan, semoga saja ada pihak lain yang mau hanya menjadi pendengar dari permasalahan kumbang dan bunga ini yang kemudian sabar untuk menjadi pendengar tanpa diharapkan solusi darinya.

Tulisanmu pedangmu, semoga saja tidak menghunus saya. Kalo pun saya terhunus oleh pedang saya sendiri, itu akan menjadi pelajaran hidup yang sangat berharga buat saya. Karena bagi saya, kehidupan itu keras. Saya harus menghadapi kehidupan yang keras ini di atas kaki saya sendiri. Wallahua'lam.

Salam sayang saya untuk bunga

Nb:
Cinta itu tidak terdefenisi
Sayang itu hal yang pasti
Tak peduli hati tersakiti
Karena hanya ingin diri terbenahi

Post Comment
Posting Komentar

Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗