MOM BLOGGER

A Journal Of Life

Konsep Pelaksanaan Aktivitas Bermain

Minggu, 15 Januari 2017

Salah satu cara yang bisa kita lakukan dalam menstimulus perkembangan anak adalah dengan bermain bersama yang menyenangkan. Sehingga wajar, kalo akhir-akhir ini begitu banyak para orang tua terutama ibu-ibu yang berlomba-lomba menciptakan ide bermain untuk anak-anaknya. Termasuk saya 😄😄😄

Ada 2 hal penting yang saya coba garis bawahi dalam membuat ide bermain untuk anak agar tujuan stimulus tercapai:

1) Bermain dilakukan bersama-sama dengan anak
2) Bermain dilakukan semenyenangkan mungkin.

Bermain Bersama
Mungkin banyak orang tua yang mengeluhkan poin ini. Terutama orang tua yang memiliki amanah pekerjaan diluar rumah. Jangankan untuk menciptakan ide bermain, untuk menyisihkan waktu khusus bermain bersama anak aja terasa sangat sulit karena beban amanah diluar rumah yang sungguh luar biasa.

Namun mau tidak mau, bagaimana pun kondisi kita, apapun profesi dan sesibuk apa pun kita, memang sebaiknya ibu ataupun ayah memiliki rancangan waktu khusus bermain bersama anak. Selain mengikat kedekatan dengan anak, juga membantu perkembangan emosi anak menjadi lebih baik.

Fenomena yang saya temukan, masih banyaknya para ayah yang belum menyadari urgensi bermain bersama ini. Kalo pun ada, masih sedikit ayah yang memiliki perhatian khusus dalam cara menerapkan bermain bersama ini sehingga lebih berkualitas dan bisa membantu pencapaian tujuan pengasuhan (saya masih hutang nulis tentang tujuan pengasuhan 😆😆😆). hmmm...

Bermain pada dasarnya tanpa diciptakan pun, anak-anak pasti akan mampu menciptakannya sendiri. Karena ternyata pekerjaan utama anak-anak adalah bermain 😊😊😊 Namun, untuk memperoleh tujuan pengasuhan yang merangsang perkembangan positif anak, perlulah bermain secara bersama ini. Tidak perlu lama, meski katanya 2 jam adalah waktu ideal yang harus kita luangkan untuk anak, tapi jika hanya memiliki 30 menit waktu khusus asal konsisten, saya rasa itu sudah cukup.

Jadi bermain bersama itu:
ada anak 👉 ada orang tua (ayah atau ibu atau dua-duanya) 👉 ada target capaian

Misal bermain bersama untuk merangsang kemampuan verbal anak. Anak usia 12 bulan. Sebelum bermain, orang tua terlebih dahulu harus mengetahui idelanya kemampuan verbal anak usia 12 bulan seperti apa. Kemudian observe kemampuan anak. Barulah lakukan aktivitas bermain untuk menstimulus itu. Contoh aktivitas mainnya misal dengan bermain mengejar bola (atau benda yang disenangi anak). Sebutkan benda tersebut secara berulang. "Bo-la". Dengan pengucapan yang jelas. Lakukan aktivitas ini rutin dan konsisten serta berpola berselang seling dengan aktivitas penstimulus kemampuan lainnya. Jika perlu tuliskan perkembangannya dan cara cari terbaik untuj menstimulusnya. Jika pasangan bekerja, sediakan rancangan aktivitas untuk pasangan ketika waktu libur. Sehingga pasangan kita cukup memainkan perannya sesuai rancangan aktivitas kita. Selain kebutuhan anak untuk kelengkapan komponen orang tua terpenuhi, pasangan pun terbantu dalam mendekatkan diri secara emosional dengan anak.

Bermain yang Menyenangkan
Tak selama nya bermain itu menyenangkan. Bisa jadi bagi anak aktivitas tertentu menjadi sangat membosankan. Sehingga poin menyenangkan disini bisa kita kembangkan dengan melihat sisi unik dari anak. Apa yang sedang disenangi anak. Kemudian kolaborasikan dengan apa yang dibutuhkan anak saat itu sesuai tahapan perkembangannya.

Misal. Anak-anak sangat suka mobil-mobilan. Dan menurut kita, anak-anak harus sudah mulai diperkenalkan angka dan huruf. Sehingga dalam menciptakan ide bermain, konten mobil kolaborasi angka dan huruf bisa jadi alternatif. Apakah angka ditempel di setiap mobilan anak-anak. Kemudian ketika mereka mengambil mobil tertentu, sebutkan angka yang tertempel itu. Begitu juga dengan huruf.

Perihal Kebutuhan
Kebutuhan atau hanya memaksakan anak? Tampaknya kita harus berhati-hati dalam melihat apa yang dibutuhkan anak. Andai anak ketika dikenalkan angka dan huruf dan ternyata mereka menolak dengan memperlihatkan ketidaktertarikan mereka, jangan dipaksakan. Artinya mereka belum butuh. Karena konsep awalnya menperkenalkan. Bukan menghafalkan. 😆 Jadi jika anak tidak tertarik ya tidak masalah. Tapi bukan berarti urung untuk diperkenalkan kembali. Jika tertarik berarti itu poin tambahan terlebih ketika anak ternyata mampu mengingat angka dan huruf tersebut.

Melihat kebutuhan anak bagi saya menyeimbangkan faktor lingkungan dengan internal diri anak itu sendiri. Misal, ketika lingkungan mereka sudah 'menuntut' mereka untuk mengenal angka dan huruf (karena misal salah satu test perkembangan di sekolah adalah angka dan huruf), maka intensitas bermain melibatkan tuntutan lingkungan ini lebih dominan dilakukan sebagai pembentuk memori anak. Jadi andaikan pun anak-anak belum memiliki kebutuhan akan angka dan huruf secara signifikan, bisa kita ciptakan saja kebutuhan tersebut dalam keseharian mereka. Misal dalam menuang gula ke dalam adonan kue. Atau menuang beras ke dalam rice cooker sebelum memasak nasi.

Aktivitas kolaborasi inilah nanti yang akan menjadi pengikat memori anak yang kemudian akan mereka kembangkan sendiri sesuai kreasi mereka. Apakah kreasi berupa aktivitas tiruan dari apa yang mereka liat atau pun kreasi sendiri berdasarkan kemampuan imajinasi mereka.

Jadi biarkan mereka berkreasi setelah melakukan aktivitas bermain bersama yang menyenangkan. Selain memupuk kreatifitas, juga memupuk kemandirian. Ga usah panik atau pun marah-marah dan kecewa lagi donk ya ketika anak memainkan permainan yang sudah kita persiapkan diluar perencanaan. Apalagi sambil mengacak-acak benda-benda dalan permainan tersebut. Karena sesungguhkan aktivitas acak-acak itu juga bagian dari bermain anak. Tinggal kita tekankan saja pada prinsip 'meletakkan sesuatu pada tempatnya' atau 'menjaga kebersihan itu penting'. Jadi pasrah anak-anak diluar kendali bukan berarti lupa menanamkan value ya .. 😊😊 yang menyebabkan anak menjadi bias atau bahkan tidak mengenal sama sekali konsep-konsep itu.

👉 eksekusi ide 👉 perkenalkan cara dan hal baru 👉 biarkan mereka berkreasi 👉 tetap kontrol dan sampaikan adab, value atau pun konsep-konsep lain yang diperlukan

Columbus, 14 Januari 2017

Post Comment
Posting Komentar

Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗