MOM BLOGGER

A Journal Of Life

Berani Jujur

Jumat, 10 Februari 2017

Entah sejak kapan tepatnya, tetiba kebanyakan para ibu terjebak dalam arus ketidakmauan mengakui sesuatu yang lebih baik dari nya. Merasa bersaing padahal tak ada persaingan. Merasa berkompetisi padahal tak ada kompetisi. Persoalan berubah menjadi serba sensitif. Apapun berubah membawa kesibukan berfikir akan orang ini lebih ini dari orang itu.

hahaha.. Absurdnya bahasan saya. Padahal hanya ingin menuliskan betapa terkadang kita takut menjadi jujur. Takut mengakui apa-apa yang lebih baik dari kita dan kemudian menciptakan persaingan sendiri tanpa diminta. Orang A melakukan A dan kemudian kita pun merasa perlu melakukan A. Orang B memiliki kemampuan B dan kita pun menuntut diri untuk bisa memiliki kemampuan tersebut.

Yups! Saya pernah berada di titik tersebut. Titik dimana tak semua orang mungkin mengalaminya. Dan saya tidak tau apakah ada penelitian bahwa post power syndrome (katakanlah namanya ini) bisa membawa karakter penuh persaingan seperti ini.

Hmmm ... teman-teman pernah memperhatikan kah fenomena ibu-ibu saat antar jemput anak mereka di sekolah? Saya pernah. Mendengar sekilas saat saya melewati kelompok ibu-ibu di depan sebuah SD negeri di kawasan kampus saya. Samar ada seorang ibu seperti tengah membanggakan anaknya. Dan ibu-ibu lain ada yang mendengarkan, ada yang sibuk dengan aktivitasnya yang lain, dan ada yang tampak sekedar bermain dengan gadgetnya sebagai pengalih perhatian.

Entahlah. Tapi tampaknya perubahan status juga diikuti dengan perubahan karakter. Semakin berusia semakin banyak hal yang dulunya biasa menjadi luar biasa. Yang dulu berbeda namun tetap sayang sekarang berubah menjadi sedikit persaingan. Bahwa seolah ingin mengatakan "saya juga memiliki hal agar kamu menghargai/menganggap/menghormati saya". Dengan kata lain, semakin bertambah usia semakin bertambahlah rasa ingin 'eksis'. Perihal kadar eksistensinya berapa, itu kembali ke pribadi masing-masing ingin berapanya 😆.

Bahan renungan saya dalam hal ini adalah betapa kita sering nya bersaing untuk urusan dunia. Jikapun bersaing untuk urusan  akhirat, seringnya kita lupa bahwa Allah Dzat Yang Maha Melihat. Allah lah yang berhak menilai... bukan manusia ...

Semoga saya semakin waktu semakin berani untuk jujur dalam hal kebaikan ... dan jujur mengakui kekurangan ... agar semangat berlomba dalam kebaikan tak luntur hanya karena fana nya persaingan :)

9 Februari 2017

Post Comment
Posting Komentar

Komenmu sangat berarti bagiku 😆
Makasi ya udah ninggalin komen positif ... 🤗